Part 3

808 96 4
                                    

"Ah maaf" Namjoon menjauhkan tubuhnya saat bibir mereka berdua hampir menyatu. Saat ini mereka berdia berada di apartemen Seokjin, hanya berdua.

"Joonie, aku sudah jadi kekasihmu. Kenapa kau masih gugup?" Seokjin tersenyum sambil mengelus pipi kekasihnya itu. Iya kekasihnya. Mereka sudah menjadi kekasih selama dua minggu ini semenjak Namjoon menyatakannya di restaurant bintang lima Namsan Tower.

"Apakah kau tidak keberatan?" Tanya Namjoon memastikan lagi

"Tentu saja tidak, ini hal yang wajar dilakukan oleh sepasang kekasih kan?"

Namjoon menatap lekat Seokjin kemudian menarik kepala Seokjin mendekat dan mendaratkan bibirnya pada bibir plum milik Seokjin. Ciuman itu lembut dan penuh cinta.

"Aku mencintaimu Seokjin" kata Namjoon sambil menempelkan dahinya pada dahi Seokjin

"Aku juga mencintaimu"

GRUKK

Seokjin terkekeh mendengar suara perut Namjoon yang bergemuruh.

"Joonieku lapar hum?"

Namjoon mengangguk lucu. Padahal baru 2 jam lalu ia makan malam bersama Seokjin. Mungkin perut dewanya ini perlu asupan makanan lebih banyak dari manusia dewasa.

"Aku buatkan pasta dulu ya. Tunggu di meja makan"

"Enak?" Tanya Seokjin sambil terkekeh karena Namjoon menyantapnya dengan sangat lahap

"Tentu. Buatanmu akan selalu enak, aku sangat suka"

"Kau menggemaskan Joonie" kekeh Seokjin

"Eh?" Namjoon memastikan apa uang barusan Seokjin katakan

"Menggemaskan. Aku bilanh kau menggemaskan"

"Seumur hidupku baru kau yang kau yang bekata seperti itu. Aku tidak menggemaskan, aku ini tampan"

Seokjin hanya mengangguk karena kepercayaan diri kekasihnya itu. Menurutnya Namjoon adalah sayu paket lengkap buatnya. Belum ada pria yang bisa membuatnya seperti ini.

.
.
.

"Ayah?" Mata Bada membulat ketika Votan, sang dewa perang sekaligus ayah kandungnya duduk di halaman kuilnya

"Putraku" Votan melempar senyum pada putranya itu kemudian membentangkan tangannya agar putranya menghambur dalam pelukannya

"Tumben sekali ayah datang ke kuilku" Bada mendudukan diri disebelah ayahnya

"Kemana saja kau putraku? Beberapa kali aku hendak menemuimu tapi kau tak pernah ada disini. Apa seindah itu kehidupan di bumi?" Votan memiringkan senyumnya

"Sejujurnya itu lebih dari dugaanku Ayah. Apa Hoseok yang memberi tahumu?"

"Tentu tidak. Aku tak salah menjadikannya sebagai pengawalmu kan"

"Lalu? Bagaimana Ayah bisa tahu?"

"Ibumu. Keta terlalu pintar untuk mengetahui kemana putra sulungnya ini selalu tak ada di kuilnya" Votan terkekeh pelan

"Ah ya. Aku lupa kalau aku anak dari dewi akal budi dan kebijaksanaan" Bada ikut terkekeh menyadari kebodohannya

"Dia juga mengetahui tentang manusia yang kau cintai"

"Apa?! Aku mohon jangan sakiti Seokjin" Bada melonjak saat ayahnya berkata demikian

"Ah jadi Seokjin namanya? Aku bukan dewa tamak anak muda, ibumu juga bukan dewi jahat. Jangan menghakimi kami" Votan terkekeh lagi

Across The Sky [Namjin FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang