7. Belanja

2.5K 303 5
                                    

"Nan, dijemput?"

"Iya, mau bareng?" tawar Nanda.

"Engga, gue juga dijemput," ucap Yosephin sambil membereskan peralatan tulisnya.

"SIAPA YANG NGAMBIL PULPEN GUE?!" Yosephin berteriak heboh.

"Apa sih lo, gaje," ucap Haris.

"Lo yang ngambil ya?!"

"Enggak!"

"Sini mana tas Lo? Gue mau cek!"

"Apaan sih? Kok jadi gue yang kena?"

Nanda yang melihat itu hanya diam dengan wajah datarnya. Sejujurnya ia menahan tawa.

"Mana sini tas lo!" Haris memberikan tasnya kasar pada Yosephin.

Dengan rusuhnya Yosephin membongkar isi tas Haris. "Kok ga ada?!" tanya Yosephin.

"Jelas ga ada, pulpen lo nyangkut dirambut lo sendiri," Nanda meninggalkan kelas sambil tersenyum simpul.

Yosephin meraba rambutnya. "Hehehe, baru inget pulpennya dibuat sanggul," Yosephin segera kabur dari situ. Takut kena amuk Haris.

"Beresin tas gue woy!"

"Gak mau! Maaf ya Haris! Gue pulang dulu!" teriak Yosephin dari jauh.

.
.
.
.

Nanda melangkahkan kaki menuju pintu rumahnya. Melewati berbagai kenangan di sepanjang halaman rumahnya.

Klek

"Nan, papa ke rumah om Jackson dulu, ada meeting dadakan."

"Hm." Nanda merebahkan dirinya di sofa.

"Kalo mau makan ada di meja, papa udah masak," ucap Mark dengan datarnya.

"Hm."

"Segitu susahnya buat jawab 'iya papa'?" tanya Mark.

"Papa yang ngajarin," ucap Nanda tak kalah datar.

Mark tersenyum, ternyata sifatnya 99% menurun pada anaknya. "Papa pergi dulu."

"Hm."

Mengingat perceraian kedua orang tuanya yang menurutnya konyol. Membuat Nanda tersenyum sinis. Pasalnya, mamanya meminta cerai karena Mark hanya menjawab 'Hm' dan 'Hm' ketika ditanya. Konyol bukan?

Dan mungkin sebuah takdir, hak asuh jatuh pada Mark. Ia bersyukur hak asuh Nanda tidak jatuh ditangan sang istri. Istrinya, ralat, mantan istrinya itu bahkan hampir tidak peduli dengan Nanda.

.
.

Tok tok

Klek

"Wey mas bro! Masuk-masuk," suruh Jackson.

"Kenapa ga besok aja sih? Gua mau nyari kado buat anak gua, lo malah ngajak meeting," protes Mark.

"Panjang bener lo ngomong," sindir Jackson.

"Mulai!" Mark mulai menyalakan laptopnya.

Jackson mengernyit. "Mulai apaan?"

Mark berdecak. "Kerja," ucapnya singkat namunya tegas. Jackson menganggukan kepalanya, merasa wajar pada tingkah Mark. Setelahnya segera membuka laptop miliknya.

Setengah jam kemudian...

"Yosephin, cantik, manis, imut nan menggemaskan!" panggil Jackson agak kencang.

Yosephin keluar dari kamar dengan keadaan setengah sadar. Tidur siangnya terganggu.

"Apa sih pa? Aku tuh ngantuk."

"Tolong bikin minum ya buat om Mark, anak papa 'kan baik," rayu Jackson.

"Iya-iya, om Mark mau apa?" tanya Yosephin.

"Kopi."

"Kayaknya abis deh om, yang lain," tawar Yosephin.

"Sirup?"

"Abis juga kayaknya,"

"Trus adanya apa?" tanya Jackson.

"Air putih." Yosephin menunjukan deretan giginya.

"Yaudah," ucap Mark. Yosephin segera pergi ke dapur.

"Miskin," ledek Mark.

"Ye! Gua belom belanja tau, bukan miskin!"

"Om ini airnya," ucap Yosephin. Setelahnya ia duduk disamping papanya.

"Kok meeting nya di rumah?" tanya Yosephin.

"Soalnya kliennya maunya proposalnya di kasih besok," ucap Jackson.

"Nya nya nya~~" Yosephin bernyanyi.

"Diem ya, papa sibuk,"

"Oke," Yosephin memandang dua bapak-bapak di samping dan di depannya.

"Ntar gua ambil berkas dulu," ucap Jackson.

Jackson pergi kelantai atas dengan terburu-buru. Harus cepet selesai, pikirnya.

"Yos."

"Eh iya om?" Yosephin sudah deg-degan.

"Kecyduk deh liatin om Mark,"

"Temanin beli kado Nanda, mau?"

"OH IYA SEMINGGU LAGI NANDA  ULTAH!" teriak Yosephin.

"Jadi?"

"Iya om mau! Nanti biar aku aja yang pilih kadonya!" ucap Yosephin bersemangat.

"Terserah."

"Ada apa sih? Kok teriak-teriak?" tanya Jackson tiba-tiba.

"Anak lo mau gua culik," ucap Mark datar dan masih terfokus pada laptopnya.

"Heh! Gua tebas pala lo!" ancam Jackson.

"Papa ih! Om Mark mau ngajak beli kado buat Nanda," jelas Yosephin.

"Oohh...ya udah, kapan?"

"Selesai ini." ucap Mark.

"Sekalian belanja bulanan mau ga?" tanya Jackson pada Yosephin.

"Ngerepotin om Mark ga? Nanti bawaannya banyak," ucap Yosephin sambil melirik Mark di depannya.

"Gapapa, sekalian, biar gak mati kelaperan," ucap Mark santai.

"Mulut lo itu ya!" protes Jackson tidak terima.

"Buruan kerjanya!" kini Mark yang protes.

"Lo pengen cepet-cepet jalan sama anak gua? Hah?"

.
.
.
.

Yeeeeeeeeeyeeee lalalalala...

Vomment guys,

Baby Say,

Keluarga Mendadak (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang