26. Mading sekolah

1.6K 173 1
                                    

"Pa, ayo masuk!" Yosephin menarik tangan Jackson ke dalam rumah Mark. Jackson mengerutkan keningnya bingung. Ini rumah Mark, tapi kenapa seolah-olah Yosephin lah yang memiliki rumah?


"Yos, kamu nggak sopan deh. Yang punya rumah kan Om Mark," ucap Jackson sambil melirik Mark yang tampak gelisah.

"Heh lo, duduk sini!" Mark mengembuskan napas berat, lalu duduk di samping Yosephin, di depan Jackson.

Merasa canggung, Yosephin berniat untuk pindah ke samping sang papa, tapi tangannya ditahan oleh Mark. Gadis itu menatap pria di sampingnya aneh, yang ditatap hanya menatap lantai, kosong.

"Om, aku mau pindah."

"Duduk," titah Mark serius. Jackson yang melihat itu sudah mulai emosi, karena temannya itu sudah berani menyentuh anaknya. Jackson tidak tahu saja, jika Mark sudah menikahi anak gadisnya.

"Jack ... gue mau ngomong." Mark menatap Jackson datar.

"Udah ngomong kan dari tadi juga?" Jackson dan Yosephin tertawa renyah, saat melihat ekspresi Mark berubah dingin. Yosephin menghentikkan tawanya, ia yakin Mark ingin memberitahu pernikahan konyolnya dengan Mark.

"Gue sama anak lo udah nikah."

"HAH?!" Jackson tidak tuli. Jelas sekali ia mendengar ucapan Mark barusan.

"LO KALO MAU BERCANDA JANGAN BAWA-BAWA ANAK GUE YA!" ucap Jackson dengan nada tinggi. Ia lelah, ia sudah pusing dengan kerjaannya, dan sekarang Mark berkata bahwa dirinya sudah menikah dengan anaknya?

"Gue serius." Yosephin yang mendengar papanya emosi, hanya diam menunduk takut.

"Yosephin, bener kata dia?" Jackson menatap Yosephin, berharap untuk mengatakan bahwa semua ini bohong.

"B-bener--"

"Kurang ajar lo!" Jackson bangkit dari duduknya setelah mendengar potongan ucapan dari Yosephin. Ia meraih kerah baju milik Mark, membuat pria itu ikut berdiri.

BUGH

Satu pukulan saja, mampu membuat Mark tersungkur ke lantai. Jackson menduduki perut Mark dan terus memukuli Mark tanpa ampun.

"KURANG AJAR!"

BUGH

"BERANI-BERANINYA LO NIKAHIN ANAK GUE TANPA IZIN?!"

BUGH

"Aaaakkhhh, PAPA STOP IT!" teriak Yosephin yang sudah mulai ketakutan melihat sang papa meninju wajah Mark. Jackson menghentikan aksi meninjunya. Ayah beranak satu itu menatap Mark di bawahnya yang sudah melemah. Sudut bibir Mark bahkan sudah sobek.

Tanpa melepas cengkramannya pada kerah baju Mark, Jackson menatap Yosephin kecewa. "SEKALI LAGI BILANG SAMA PAPA! BENER ATAU ENGGAK KALIAN SUDAH MENIKAH?!"

Yosephin menangis, ia ingin berkata 'Iya', tapi gadis itu takut Mark kena tinju sang papa. Jika ia berkata 'Tidak', sama saja ia berbohong?

Dengan terisak, gadis itu menjawab 'Iya' dengan suara takut. Dan benar saja, kejadian selanjutnya adalah Jackson yang meninju Mark habis-habisan.

BUGH

"TEMEN MACAM APA LO?!"

BUGH
BUGH

"SEHARUSNYA LO GAK NIKAHIN YOSEPHIN SEMBARANGAN!"

BUGH

Mark hanya bisa menggertakkan giginya, menahan sakit. Ia pantas mendapatkan ini. Benar kata Jackson, tidak seharusnya ia menikahi Yosephin dengan sembarangan. Pernikahan adalah hal yang sakral.

Melawan pun Mark tidak ingin, ia merasa memang dirinya pantas untuk dipukuli sebagai pria brengsek.

Jackson sebenarnya tidak percaya, tapi melihat sikap Mark yang tak melawan, artinya semua ini benar. Jackson memejamkan matanya, frustasi.

"BRENGSEK LO MARK!!"

BUGH

"AAAKKH! PAPA!" Yosephin berteriak sekencang mungkin, berharap sang papa menghentikan aksinya.

BUGH
BUGH
BUGH

"OM MARK! PAPA! PLEASE STOP!" Yosephin menarik tangan Jackson, tapi yang terjadi adalah gadis itu terpental karena dorongan Jackson.

Walau masih dipukuli Jackson, mata Mark tak lepas dari gadis yang kini meringkuk di pinggir sofa sambil meneriaki namanya dan sang papa.

BUGH

"PAPA!"

***

"Salwa sama Yosephin mana sih? Sumpah ya, udah pada nikah malah jadi suka telat berangkat sekolah. Abis malem pertama apa gimana sih?" dumal Nanda tanpa berpikir.

Di kelasnya, semua siswa tampak memperhatikan dirinya dengan kening mengkerut. Memang ada yang menatapnya seperti itu, ada juga yang tak peduli.

"Apaan?!" ucap Nanda pada temannya, Sasi.

"Lo abis jadi cabe apa gimana? Sampe dapet om-om gitu?" ucapnya dengan pandangan meremehkan. Nanda terkejut.

"A-apaan sih lo! Jangan sotoy jadi orang!"

"Hih, liat noh di mading! Muka lo sama temen-temen alay lo majang di mading sekolah!" Sasi menunjuk keluar kelas. Nanda pun melirik luar kelas yang tampak ramai, karena memang mading tertempel tak jauh dari kelasnya.

"Eh, Nanda? Lo udah nikah sama Om-om? Si Salwa sama Yosephin juga?" Napas Nanda memburu. Bagaimana teman-temannya bisa tahu hal ini?

"Diem lo semua!" Nanda menujuk Sasi dan Arga bergantian. Kemudian, ia pergi keluar kelas dengan kaki dihentak.

"Minggir!" Hanya satu kata yang keluar dari mulut Nanda, beberapa siswa sudah menyingkir dari tempatnya, memberi ruang untuk gadis itu.

Dan betapa terkejutnya Nanda, saat foto buku nikahnya dengan Chanyeol terpampang jelas di sana. Foto buku nikah milik Yosephin dan Mark pun ada di sana. Namun, tidak ada foto buku nikah Salwa dan Baekhyun di sana, melainkan foto mereka berdua sedang bergandeng tangan di depan toko aksesoris.

"Siapa pelakunya?" lirih Nanda dengan mata berkaca-kaca.

.
.
.
.

To be continue...

Jangan lupa like and comment guys!

Stay home ya jaga diri kalian baik-baik tungguin part selanjutnya 😊

See u....

Keluarga Mendadak (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang