13. Si Polos Salwa

1.9K 226 13
                                    

"Gimana Wa? Cherry udah minta maaf?" tanya Yosephin dan Nanda bergantian, ketika melihat Salwa memasuki ruang kelasnya dengan wajah lesu.

Salwa duduk di bangkunya yang berada di samping Nanda. "Cherry udah minta maaf sama Wawa, tapi enggak Wawa maafin!"

"Kok gitu?"

"Karena Cherry udah buat Wawa jadi jelek waktu itu!!" seru gadis itu mengebu-ngebu.

Nanda memutar bola matanya malas sedangkan Yosephin berdecak kesal karena ulahnya.

"Terus?" tanya Nanda dengan suara dinginnya.

"Wawa maafin...,"

"Astagaa... Temen siapa sih ini?? Tadi bilangnya gak dimaafin sekarang dimaafin yang bener yang mana?" geram Yosephin.

"Wawa maafin!" katanya sekali lagi, kali ini sedikit membentak.

"Terus tuh muka kenapa kusut?" tanya Nanda dengan suara tidak ada lembut-lembutnya.

Seketika, mata Salwa berkaca-kaca, membuat Nanda dan Yosephin saling melempar tatap.

"Kenapa Wa?" tanya Nanda, kali ini lebih lembut.

Salwa memberi secarik kertas pada keduanya, dan dengan cepat Nanda menarik kertas itu dan membukanya. Yosephin yang penasaran pun mendekati Nanda untuk melihat isi kertas itu.

"ULANGAN BAHASA INGRRIS WAWA DAPET ENOL HUWAAA!!!!!" teriak Salwa histeris, gadis cantik itu menangis sejadi-jadinya sehingga membuat teman satu kelas menatapnya heran.

"Nanti kalo Papa Wawa marah gimana? Nanti Wawa diusir gimana?!" gadis itu menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Nanda dan Yosephin berpandangan kemudian beralih menatap Salwa yang sudah menangis seperti orang gila.

Gadis itu mengundang teman sekelasnya agar menatapnya, membuat Nanda dan Yosephin malu karena ulahnya.

Si cantik Salwa yang selalu menjadi incaran para lelaki sekolahnya, hari ini terlihat seperti orang gila, hanya karena hasil ulangannya yang tidak sempurna. Mereka tidak habis pikir dibuatnya.

"Wa jangan nangis! Kamu jelek kalo nangis!" bentak Yosephin yang malah membuat Salwa semakin nangis kejer.

"WAWA DIBILANG JELEK HUWAAA!!"

***

Seperti yang Chanyeol bilang tadi pagi, ia memang benar-benar menjemput dan mengajak 2 gadis remaja itu untuk makan siang bersama.

Chanyeol mengernyit ketika Salwa meminta Nanda duduk di depan dan dirinya yang di belakang. Padahal, biasanya gadis itu selalu takut, bila duduk sendiri di belakang.

“Nan, Salwa kenapa kok dari tadi murung gitu?” tanya Chanyeol di sela perjalanan, ketika melihat putri semata wayangnya diam termenung mengamati jalanan di luar jendela.

Nanda menggigit bibir keras, tidak mungkin jika ia mengatakan bahwa nilai ulangan Salwa tidak sempurna bukan? Bisa-bisa Salwa akan marah padanya.

“E-enggak tau om, mungkin karena masalahnya sama Cherry,” sahut Nanda tidak sepenuhnya berbohong.

“Terus, gimana jadinya?”

“Yah gak gimana-gimana, katanya dia udah maafin.” Chanyeol hanya mengangguk, lantas menatap Salwa dari kaca depan.

“Mau makan di mana sayang?”

“Eh?” Nanda tidak salah dengar kan? Chanyeol memanggilnya sayang? Serius?

“Salwa sayang, Papa tanya kamu mau makan di mana?” Nanda memalingkan wajahnya malu, kenapa ia jadi ge-er begini sih?

“Terserah, kan Papa yang ngajak,” sahut Salwa tanpa memalingkan wajahnya.

Chanyeol hanya mengangguk setelahnya menghentikan mobilnya di sebuah restoran ternama di Jakarta.

“Ayuk, turun,” ucap Chanyeol yang diangguki oleh keduanya.

Salwa turun dari mobil dengan tidak bersemangat, ia terlalu takut untuk mengatakan masalahnya pada Chanyeol.

“Pesan aja semua yang kalian mau,” ucap Chanyeol seraya memberikan daftar menu di hadapan Nanda dan Salwa.

Setelah memesan banyak makanan, hanya ada keheningan yang mendera. Chanyeol tidak menyukai keheningan pun akhirnya membuka suara.

“Kamu kenapa sih sayang? Kok cemberut gitu?”

Salwa menunduk. “Papa jangan marah sama Wawa yah?” Chanyeol mengangguk.

Salwa menggigit bibur bawahnya dengan keras, ragu mengatakannya. “Ni-nilai u-ulangan bahasa ing-inggris Wawa dapat e-enol..., ” lirihnya dengan gagap.

Mata Chanyeol sontak melotot. “Enol? Kamu bilang enol? Nilai bahasa Inggris kamu enol? Ya ampun Salwaa, mau jadi apa kamu nanti! Mau jadi tukang becak, apa tukang bajaj, bahasa Inggris aja dapet enol! Kamu ngapain aja selama ini sekolah? Pacaran, hah?”

“HUAAA PAPA BOONGIN WAWA!! PAPA MALAH MARAHIN WAWAAA!!” pecah sudah tangis Salwa yang mengundang banyaknya pasang mata.
Nanda menunduk malu, mengapa keluarga sahabatnya yang satu ini sangat dramatis sekali sih?! Dan yang sangat penting, selalu membuatnya malu!

“Memalukan,” gumamnya.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_
To be continue...

Gimana part ini gays?!

Jangan lupa vote and comment 😍

Keluarga Mendadak (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang