PROLOG

111 15 10
                                    

Mantan. Kata itu memang sedikit horor untuk didengar para bucin. Beribu asumsi yang kita pikirkan tentang mantan. Ada yang bilang mantan itu manusia setan. Ada yang bilang mantan itu seseorang yang telah menyakiti kita. Mantan itu sampah yang harus dibuang jauh-jauh. Dan ada yang bilang lagi, mantan itu jauh lebih cakep setelah kita tinggalin. Hm, asumsi terakhir itu yang cocok bagi seorang Leonna Salsabilla saat ini.

"Sungguh, bener, nyata, dan ngga pake boong. Dia makin cakep setelah bermetamorfosis jadi mantan." ujarnya dalam hati saat Bu Ina sedang menjelaskan materi di papan tulis.

"Leo!" bu guru itu tajam menatap Leo yang dengan santainya duduk berpangku tangan dengan mata yang menjelalat ke arah langit diluar sana, tanpa mengarah ke papan tulis sama sekali.

Leo tersadar dari lamunannya itu. Bukan karena teriakkan guru di seberangnya, tapi karena ada seseorang yang menepuk paha nya keras. "Ah sakit be-" Leo balik memukul paha Disty 5 kali lebih keras.

"Lagian lo salah siapa ngelamun siang bolong begini." Disty mengelus paha nya yang kini terasa perih, bisa jadi memar.

Yang terjadi diantara mereka sekarang; adu mulut, lagi. Sifat kalem Disty selalu saja mengakhiri perdebatan kecil diantara keduanya. Disty yang selalu mengalah, sementara Leo yang keras kepala. Perbedaan ini ternyata mampu menjadi pelengkap persahabatan mereka yang sudah terbangun cukup lama.

"Sudah diam! Daripada kalian berdua menggangu jam pelajaran ibu, lebih baik kalian diluar saja sampai bel pulang berbunyi." Bu Ina berteriak untuk yang kesekian kali dengan suara serak yang hampir habis. Ia kelihatan lelah menghadapi situasi siang ini. Apalagi matahari diluar cukup terik, dan itu mampu membuat tingkat emosional seseorang meningkat.

Leo dan Disty menutup buku catatan mereka masing-masing. Kata isyarat dari kontak kedua bola mata Leo membuat mereka kini berjalan beriringan keluar kelas.

Hffft. Disty menarik panjang napasnya. "Coba kalo gue ga sebangku sama lo, pasti gue bakal ikut jam kimia yang susah bener gue apalin pake otak."

Leonna hanya tersenyum manja. Ia merangkul bahu sahabatnya itu "Udah gausah disesalin. Yang lalu biarlah berlalu." cibirnya sambil tertawa pelan.

"Omongan lo sok bijak jijik." Disty menepuk bahu Leo.

Leo memecahkan tawanya. "Mending kita ke kelas IPS 1 aja. Biar ga spaneng sekolah mulu ye kann." rayu Leo mengedipkan kedua bola matanya yang bulat.

"Cih, modus dasar. Bilang aja lo mau ngeliatin mantan lo kan. Sekarang Attar dah tambah cakep gila. Jauh banget pas dulu masih sama lo. Dulu dia masih agak polos gimana gitu, sekarang mah udah keren. Apalagi sekarang tu bocah jadi vokalis baru nya Nineteen. Derita lo Leo." Disty tertawa puas.

"Kampret lo." Leonna menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan berdecak sebal.

"Gaada niatan gitu lo ngajak balikan si Attar?" ledek Disty.

"Niat sih ada. Tapi ya gila aja kali. Secara gue yang mutusin dia. Terus beberapa bulan setelah putus dia udah minta balik ke gue 2 kali dan gue tolak. Terus sekarang gue mau ngajak dia balik? Sampah banget kali gue."

Disty memecahkan tawanya lagi. "Makanya sist, kalo ngambil keputusan ya dipikir mateng-mateng. Jangan asal nolak aja lo diajak balikan sama mantan terindah. Akhirnya lo nyesel gini kan."

"Diem ah lo brisik. Bikin gue tambah putek!" Leonna berlari menaiki anak tangga ke arah rooftop tanpa menunggu Disty terlebih dahulu.

"Ealah bocah lo mau kemana? Tungguin gue!" Disty berlari kencang menyusul ketertinggalannya.

"GUE MAU NYAWANG MANTAN GUE YANG MAKIN CAKEP SETELAH PUTUS DARI GUE!!"

---

Santuy guys, ini baru prolog. Perjalanan Leo masih panjang lhoo wkwk, ikutin terus sampe cerita ini COMPLETED yaay!

-NabilaFayyaza.

MY SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang