MY SOULMATE - 15

4 1 0
                                    

"Disini mendung, kayaknya mau hujan. Gue langsung anter lo balik ya?" tanya Attar setibanya dirumah Leo untuk menjemput Neira lalu mengantarnya pulang.

"Tapi kan lo bawa mobil, Tar?" tanya Nei sambil sesekali membenahi barang bawaannya.

"Lo mau hujan-hujanan di pantai?"

"Siapa yang ngajak? Siapa juga yang mau ke pantai?"

"Gue. Kita."

Leo daritadi hanya diam melihat percakapan mereka berdua. Leo setengah diri tidak percaya atas apa yang sekarang terjadi. Keadaan berbalik 180°, bahkan 360°.

"Dengan lo mau nganter gue balik itu aja udah lebih dari cukup, gue gakmau ngerepotin." kata Neira.

"Gue gak ngerasa direpotin sama sekali."

"Yaudah. Tapi gue mau balik, capek."

Attar tak lagi menjawab perkataan Neira. Ia langsung bergegas mengambil koper dan memindahkan ke bagasi mobilnya.

"Leo, gue balik dulu ya. Thanks udah bikin gue ga salah ambil keputusan." Neira memegang kedua bahu Leo.

"Urwell, Nei. Gue turut senang." Leo tersenyum kecil. Sedikit ada rasa cemburu ketika Attar sudah mulai meluluh pada Neira.

"Ati-ati ya, Nei. Kalo lo mau minta ringkasan materi bilang aja ke gue, ntar gue fotokopi sekalian."

"Oke, ntar gue cek dulu kalo udah sampe rumah ya."

Mereka berpelukan. Neira kemudian pergi masuk ke dalam mobil. Melambaikan tangan tanda perpisahan. Lain halnya dengan Attar. Attar yang manis di hadapan Neira, dan mendadak cuek saat bersitatap dengan Leo.

"Ta, lo kenapa?" gumam Leo dalam hati dengan wajah datar memandangi mobil yang perlahan semakin menjauh.

---

"Bilangnya urusan sama tante, kok nyasarnya dirumah Leo?"

"H-ha?" Nei gelagapan. Apa yang barusan Attar katakan membuyarkan lamunannyan.

"Tantemu itu Leo?"

"Ish. Nggak lah, ngaco."

"Terus?"

"Em-- y-ya tadi gue ketemuan sama tante di cafe. Terus pas keluar cari taxi ketemu mobil Leo masuk ke parkiran cafe. Yaudah deh."

"Lo gak bakat."

"Bakat apa?"

"Gak bakat boong."

Nei menatap Attar. "Ko dia tau sih kalo gue boong? Sialan."

Attar tertawa.

"Oh, iya, Tar." panggil Neira.

"Kenapa?"

"Kenapa lo udah ga cuek lagi sama gue?"

"Dih, kenapa lo malah balik nanya?"

"Kenapa lo gak jawab aja?"

"Kalo gue gamau jawab lo mau apa?"

"Kenapa lo ga jawab aja biar gue ga tanya terus?"

"Kalo gue mau mencoba mencintai lo emang itu gakboleh?"

Skak. Nei kaget. Tak percaya omongan Attar barusan.

"Kenapa lo diem?"

"Gue lagi gak bercanda, Tar."

"Gue lagi lebih gak bercanda."

"Please, gue serius."

"Gue lebih serius, Nei."

"Lo sayang sama gue?"

"Belum. On the way."

---

Dear,
Attar Valero.

Gue bener-bener gak nyangka sama semua yang terjadi hari ini.  Dari mulai gelagat aneh Leonna waktu nyusul gue di bandara, terus lo yang tiba-tiba messages gue nanya kenapa gue gak sekolah, lo yang mau jemput gue, lo yang ngajak gue ke pantai padahal gue gak minta, lo yang udah gak cuek lagi, dan satu lagi yang paling bikin gue gak percaya. Lo bilang, lo lagi nyoba buat sayang ke gue? Jujur, Tar waktu lo bilang gitu, gue kaget kaget banget banget. Secara kita pacaran 3 bulan lo gak pernah ada manis-manisnya jadi cowo, lo cowo yang gak pernah bisa sayang sama pacarnya. It's okay, gue tau itu kan cuma pacar boongan wkwk. Mana ada sejarahnya pacar boongan bisa jadi pacar beneran?

"Lo sayang sama gue?"

"Belum. On the way."

Kalo emang itu mau lo, gapapa gue dukung. Gue cuma bisa berusaha yang terbaik buat kita, dan cuma bisa berdoa kalo apa yang lo lakuin itu bener-bener tulus dari hati, tanpa paksaan. Dan semisal lo udah sayang sama gue, gue berharap lo bisa jatuh se jatuh-jatuhnya.

dari aku yang lagi nungguin Attar sayang beneran,
Neira.

Neira menutup buku diarynya. Ia lalu memasukkannya ke dalam laci meja belajar.

Leo, sekali lagi gue bilang makasih ya sama lo. Big thanks!! Gue seneng banget.

send.

Nei, sekali lagi gue juga bilang sama-sama ke lo. Big urwell!! Gue juga seneng banget. All the best for you and Atta ♡

read.

Neira mengembangkan senyumnya. Ia menutup ponselnya, beranjak dari kursi menuju kamar mandi untuk bersih-bersih.

"All the best for you and Atta ♡"

Aamiin ya Allah, i hope same.

Nei menarik selimut, bergegas tidur. Bukan karena ia lelah akan hari ini, tapi karena ia ingin mengulang hari ini di dalam mimpi yang ia harap akan menjadi lebih indah.

Baru sekejap Nei memejamkan mata, terdengar ada panggilan masuk. Nei bangun dan mengecek panggilan dari siapa itu.

Attar is calling

Kaget, terkejut, tak menyangka. Itulah Neira saat ini.

"Sejak kapan lo nelfon gue duluan, ya ampun Attar!! Lo bikin gue blushing!!"

"Ha-lo?" sahut Neira.

"Gue yakin lo udah ngantuk, bahkan tadi udah sempet tidur. Jadi gue gamau banyak omong. Gue cuma mau bilang..." Attar menjeda kalimatnya.

"Goodnight, have a nice dream."

Attar calls is ended

---

"Ta." Leo menyodorkan bingkisan dari Neira dua hari lalu.

"Ini apa?"

"Buat lo."

Atta menerima bingkisan itu, mencoba menerka-nerka apa isinya. "Buat gue, dari?"

"Nei."

"Ko lo yang kasih, kenapa ga dia sendiri aja?"

Deg. Ada sedikit sayatan baru di hati Leo. Atta sudah benar-benar menyayangi Nei, pikirnya.

"Ya gue mana tau, gue cuma nyampein amanahnya aja."

Atta mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Yaudah, gue cabut mau balik ke kelas."

"Eits, tunggu." Atta menahan pergelangan tangan Leo.

"Whut?"

"Thanks."

"Me too."

"For?"

"Finally you already fallin love with her."

Mereka berdua saling tatap. Mencoba meresapi perasaan yang tersembunyi jauh di lubuk hati, mungkin.

MY SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang