Aku ingin perasaanku tetap stabil. Tenang, diam, tanpa gejolak, dan tanpa perpindahan. Aku ingin tetap disini, bersama cinta yang diberikannya, pun dengan cinta yang kuterima.
---
Selepas memberi bingkisan itu ke Atta siang tadi, Leo merasa lega. Merasa tugasnya kini telah usai. Toh mereka akan mengalir sendiri dan menjadi sepasang kekasih nantinya.
"Dis, balik yuk." ajak Leo sembari menenteng tas sekolahnya.
"Mampir ke kantin bentar ya, haus gue." jawab Disty.
Leo mengedipkan mata tanda setuju.
"Nih, sekalian buat lo." Disty membeli dua botol air mineral, satu botol untuknya, dan satu botol lagi untuk Leo.
"Uwaw, lo emang paling peka."
"Eh-eh dis, bentar." langkah Leo terhenti.
"Kenapa?" Disty sedikit bingung.
"Itu Atta sama Rayyan kan?" tanya Leo. Ia menajamkan penglihatannya, sambil menunjuk kearah Attar dan Rayyan berada.
Disty yang melihat petunjuk Leo pun tersadar. "Eh-iya. Ngapain dah mereka, keknya serius banget."
"Gue harus samperin mereka."
"Ish mau ngapain lo. Gausah ngawur ya." Disty mencegah Leo yang sudah setengah berlari.
"Diem aja udah. Nih pegang air mineralnya." jawab Leo kukuh.
"Rayyan!!" Leo berteriak. Leo berlari ke arah Rayyan.
"Leo? Kenapa kamu ada disi--"
"Aku mau kita balikan." lancang Leo.
Rayyan tersontak, begitu pula Disty yang melihat dari kejauhan. Sementara Attar hanya diam, berlagak tidak peduli.
"Ayo anterin gue pulang." pinta Leo agak sedikit merengek. Entah kenapa iya tak mau Atta dan Rayyan berbincang terlalu lama. Bukannya ia tidak suka, toh mereka berdua juga sahabat. Tapi Leo takut jika akan ada hal buruk yang timbul dari percakapan mereka. Oleh karenanya, Leo mencegah itu sebisa mungkin.
"Rayyan anterin gue pulang!" Leo terus merengek.
"I-iya."
"Tar gue cabut dulu, see u next time." Rayyan menepuk pundak Attar.
"Oke bro, have fun." jawab Attar santai.
Mereka bertiga pergi meninggalkan perbincangan itu. Attar pergi ke arah parkiran, sementara Leo dan Rayyan menghampiri Disty yang tidak jauh dari mereka.
"Dis, ni uang lo buat taxi/gocar." Rayyan memberi Disty selembar uang merah.
"Gausah, gue bisa pulang sama Mola. Kebetulan kelompoknya dia lagi japok di cafe biasa. Deket kok, gue samperin mereka aja." tolak Disty halus.
"Dis, nunggu orang japok lama." saut Leo.
"Gakpapa, numpang wifi hihi." jawab Disty cengegesan.
"Apa lo mau sekalian bareng aja Dis? Nganter lo pulang dulu, baru gue sama Ray pergi."
"Gausah, Leo. Sumpah."
"Dis, gue mau seenaknya ninggalin lo kaya gini. Terima aja uang dari Ray, atau kita anter lo ke cafe tempat Mola japok?" Leo memberi alternatif .
"Leo, gue bukan anak kecil."
"Gue gak ayem nanti, Dis."
"Gue telfon Genan aja. Setengah jam lagi dia selesai latian basket."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SOULMATE
Teen Fiction"Aku tau, Na. Sejauh apapun kamu pergi dari hidupku, kamu pasti akan selalu balik lagi ke aku. Cinta selalu tau jalan pulang. Dan perasaan aku ke kamu ini beda, Na. Aku bener-bener jatuh pada cinta yang baik sepertimu. Dan aku harap, meski kita diha...