MY SOULMATE 11

9 1 0
                                    

"Di satu sisi gue senang, karena wanita yang gue sayang bisa bahagia. Tapi di sisi lain gue sedih, karena alasan dia bahagia adalah bukan lagi karena gue."

---

Acara pensi sudah berlangsung sekitar 5 jam. Sekarang hanya tersisa anak band yang masih tampil dan murid seangkatanku yang tetap setia menonton pertunjukkan hingga akhir.

"Leo, balik yuk." ujar Disty yang duduk di sebelah Leonna. 

"Bentar ah, tunggu Ray selesai tampil. Gue udah beliin minum buat dia. Ntar gue kasih pas dia habis turun dari panggung, biar ada sweet-sweetnya gitu jadi pacar." Leonna tertawa geli.

"Dasar pencitraan." sahut Disty lalu kembali menikmati 9teen yang sedang tampil, membawakan lagu Kangen milik Dewa 19.

"Bukan pencitraan namanya. Gue cuma berusaha menciptakan hubungan yang harmonis, ngga garing, dan ngga ngebosenin." jawab Leonna. "Lagipula lo tau sendiri Ray itu cowo kalem, kalo gue nya kalem juga, ya pacaran krik-krik banget lah."

"Jadi lo ngerasa bosen gitu?" tanya Disty.

Leonna menggigit lidah. "Ya ngga lah. Udah ah skip. Itu lagunya udah habis. Ayo ke belakang panggung terus kita langsung pulang."

Disty melihat ke arah panggung, Ray dan kawan satu tim nya sedang memberesi peralatan musiknya itu. Tanpa perlu menjawab perkataan Leonna, gadis itu langsung berdiri dan memberi kode ke Leonna untuk segera ke belakang panggung.

Leonna mengulurkan tangan kanannya dan memberi botol minum berisi susu coklat dingin yang tadi ia beli di kantin. "Ini minumnya, lo pasti haus kan kedumbrangan pukulin drum. Emang ga cape?"

Ray tersenyum sambil menerima botol minumnya. Ia senang karena Leonna perhatian padanya. Apalagi Leonna memberikan perhatian kepadanya langsung dihadapan Attar, yang notabene nya adalah mantan Leonna.

Leonna membenarkan posisi topi yang bertengger di kepala Ray. Rambutnya acak-acakan. Memang tadi ia lihat Ray sangat bersemangat dalam membawakan lagu.

"Ko tadi semangat banget si bawain lagunya?" tanya Leonna tersenyum tipis menatap ke arah pacarnya itu yang masih meneguk susu coklat.

"Iya jelas lah. Kan ada penyemangatnya." jawabnya seusai menghabiskan satu botol susu.

"Siapa? Mana penyemangatnya?"

"Nih yang barusan kasih botol minum." jawabnya lagi lalu mencium botol minum pemberian Leonna.

"Dih cium-cium." Leonna tertawa.

"Iri ya, pengen pasti kan?" Rayyan meledek.

Pipi Leonna blushing. Ia merasa malu saat ini. Apalagi dihadapan teman-teman Rayyan. "Apaan sih ngga kok." ia menyembunyikan senyumnya yang sebenarnya ingin mengembang.

"Yaudah gue balik dulu sama Disty." kata Leonna.

"Ko sama Disty? Pacar lo Disty apa Rayyan si?" Rayyan tertawa geli.

Leonna menggelengkan kepala dan mengusap dahinya dengan telapak tangan.

"Enak aja lo, Ray. Kalo Leo ga pulang bareng gue terus gue pulang sama siapa?" Disty angkat bicara. Ia memasang muka kesalnya.

"Ya sama cowo lo lah. Kalo misal gaada cowo bisa tuh si abang tukang ojek lo jadiin cowo."

Rayyan merangkul pundak Leonna dan kembali memecahkan tawanya.

"Sialan lo. Boleh kan, please gue balik sama pacar lo ya?" Disty membujuk Rayyan.

Rayyan memutar bola matanya ke berbagai arah secara bergantian.

MY SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang