Satu alasan bertahan, mengapa membuatku masih baik-baik saja saat melihat senyummu masih ada.
- Untuk, Abadi -
🕊🕊
2.2K+ (Cool)
2015
Abadi berharap hari berikutnya adalah hari yang terbaik. Selama dua tahun dia habiskan dengan seluruh ketakutan. Motivasi Daniar seolah-olah kembali membangkitkan semangat hidupnya.
Kini tidak ada lagi ketakutan yang menghantui pikirannya. Abadi percaya bahwa semua kelak menjadi sirna. Seperti saat cowok itu berjalan santai di koridor, pertemuannya kembali hadir oleh Kania. Mereka menatap satu sama lain---menemukan hati yang terpaku oleh kepingan perasaan. Bola matanya seumpama ditanami banyak kesedihan. Abadi memiliki rahasia lain yang tidak banyak dibeberkan oleh seseorang.
Seperti dia menyembunyikannya dari Kania. Dia tidak harus memberitahu segalanya. Abadi juga tahu diri, siapa dirinya dahulu dan sekarang. Ya, ada yang paling dekat kecuali ingatan dan jarak terjauh adalah ketika kita mulai menghitungnya.
"Kania, lo mau ke mana?" tanya Abadi.
"Kelas." Kata yang pantas untuk dijawab. Meski Kania ingin menanyakan hal lain pada cowok itu. Seperti bertanya perihal kondisi tangannya saat ini.
"Nggak mau ke kantin dulu?" tawarnya.
"Udah, barusan."
"Kalau ke perpus?"
"Lagi nggak pingin ke sana. Udah ya, gue mau ke kelas." Kania sudah berusaha menghindari cowok itu, tapi Abadi seperti membuatnya lebih sulit.
"Tunggu dulu, Nia," sergah Abadi.
"Apa lagi?"
"Minggu depan lo mau ikut gabung nggak? Ya, ini baru rencana, sih, antara mau ke pulau Naira atau pulau Misool," Abadi berujar.
Kania menautkan alisnya. Kenapa harus ajak gue, sih? batinnya. Kania memikirkan sesuatu hal yang rumit. Memang dipastikan bahwa Minggu depan---adalah liburan semesternya. Namun ia sendiri tak berminat berpergian kemanapun saat liburan. Tapi mendengar pilihan tempat yang dikatakan cowok itu membuat pikiran Kania bimbang.
"Oh iya, temen-temen lo juga udah pada setuju buat ikut rencana ini," kata Abadi lagi.
Tapi mereka nggak bilang apapun sama gue?
"Sekarang tinggal lo aja yang mau ikut atau enggaknya."
"Hmm ... gue pikir-pikir dulu ya?"
"Tapi jangan kelamaan mikir."
"Emang harus banget ya ajak gue? Soalnya gue kan su---"
"Susah dapet izin?"
"Itu lo tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk, Abadi | Completed ✔
Jugendliteratur[BEBAS MEMBACA!] • [SELESAI] Semesta terkadang lucu mempertemukan dua manusia untuk saling menemani, saling memahami atau saling mengikhlaskan sebelum menarik mereka lepas dari satu sama lain. Abadi dan Kania adalah dua individu yang tertimpa peras...