Seseorang yang bertahan hanya untuk menyempurnakan kesalahannya, apa pantas dipertahankan dalam sebuah hubungan?
— Untuk, Abadi —
1.6K+
🕊🕊
2015
Memukul Roman yang hampir setengah sadar membuat amarah Abadi terkendali. Entah apa cowok itu memukulnya membabi-buta, tulang jemarinya nampak bengkak, Abadi meringis---lalu melepas cengkeraman tangannya. Kondisi Roman sangat miris dan berkali-kali cowok itu berusaha untuk melawan tetapi tak mampu.
Lalu tubuh Abadi berdiri tegap di dekat Kania dan ia menyeka keringat yang jatuh mengenai keningnya. Gadis itu secara perlahan bergerak mendekati Abadi dan menatapnya penuh ngeri. Selain pintar merokok dan bergulat, sisi apalagi yang belum Kania temui dari sosok Abadi? Apa dia sekejam ini?
Roman tergeletak begitu saja di tanah. Batuknya tidak berhenti sampai dia mengeluarkan darah. Kania begitu murka dengan perlakuan Roman. Saat Roman menyerang dirinya dan memaksa untuk Kania meneguk minuman laknat itu dari sikap yang kasar. Kania meringis, air matanya sedikit menetes kala melihat segalanya terjadi. Ia bersedih untuk Abadi. Menolong di saat yang tepat untuk menyelamatkan kehormatannya dan rasa sakit yang Kania pikirkan mulai terurai.
“Kania, lo nggak papa, 'kan?” tanya Abadi ketika manik matanya sudah panik saat melihat gadis itu berdiri ketakutan di depannya.
Kania hanya menggeleng pelan. Untuk apa Abadi menyelamatkannya? Satu pertanyaan terlintas---begitu saja.
“Lo tenang aja ya. Lo bakal aman, semuanya juga baik-baik aja.” Kania percaya. Semuanya memang akan baik-baik saja.
Sebelum gadis itu berbicara, Abadi mengajak Kania untuk dari sini. Sebelumnya, cowok itu juga menghubungi nomor rumah sakit agar---mengirimkan ambulans menjemput Roman, usaha yang Abadi lakukan berhasil. Setelah memutuskan pergi, tiba-tiba Abadi dan Kania mendengar suara pecahan beling. Di belakang mereka---sosok Roman kembali bangkit sambil mencomot sisa beling lalu meremasnya dalam-dalam.
Kania nampak ngilu melihatnya. Darah yang telah mengalir dari tangan Roman tak berhenti. Situasi mulai berubah. Dengan santai cowok itu berjalan ke arah Abadi dan Kania sambil menodongkan---botol yang telah dipecahkan. Langkah Roman tak merasa sakit ketika berjalan melewati pecahan beling dibawah kakinya.
“Sepertinya keadaan mulai berbalik pada kalian.” Roman berujar sembari tersenyum manis.
Abadi menjaga Kania. Tubuhnya menegang di saat langkah Roman semakin mendekat. Kania berdiri di belakang tubuh Abadi dan tidak ragu memegang pergelangan tangannya. Saat yang dikatakan Abadi bahwa semua akan baik-baik saja, Kania mulai tidak percaya ketika Roman mulai menyerang dengan botolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk, Abadi | Completed ✔
Fiksi Remaja[BEBAS MEMBACA!] • [SELESAI] Semesta terkadang lucu mempertemukan dua manusia untuk saling menemani, saling memahami atau saling mengikhlaskan sebelum menarik mereka lepas dari satu sama lain. Abadi dan Kania adalah dua individu yang tertimpa peras...