12. Lepaskan Yang Tak Menetap

583 228 762
                                    

Jika tak menerima luka, mau bagaimana lagi cara untuk menyembuhkan?

- Untuk, Abadi -

1.6K+

🕊🕊

2015

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2015

"Gimana satenya enak nggak?" tanya Abadi.

Kania tidak menjawab. Gadis itu justru masih menikmati satu persatu tusukan sate yang ia makan. Abadi hanya tertegun melihatnya. Tak lama, cowok itu mengambil segelas air untuk diberikan pada Kania.

"Pelan-pelan makannya. Nanti bisa keselek, loh," celetuk Abadi.

Kania langsung tersedak sembari menatap Abadi dengan malu. Kemudian gadis itu meneguk air---yang Abadi kasih padanya tanpa tersisa. "Hmm, sorri ya, gue ..."

"Nggak papa, kok. Lo itu makan sampe kesedak berarti satenya enak. Iya, 'kan?" tanyanya lagi.

Kali ini Kania hanya tertunduk mengatakan, "Iya. Lumayan enak."

Cowok itu sempat menarik napasnya kemudian kembali berkata, "Lo tau nggak kenapa gue ajak lo makan di sini?" tanya Abadi.

Kepala Kania menggeleng pelan. "Kenapa?"

"Karena gue---" Ddrrttt ... Tiba-tiba ponsel cowok itu bergetar, merasa ucapannya menggantung---dan membuat Kania penasaran. "Ouh, sorri."

Abadi belum mengangkatnya. Dia melihat Kania dan ragu-ragu mau menjawab panggilan itu. Ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, Kania tahu kalau cowok itu sedang gelisah. Raut wajahnya telah menunjukkan. Kania cukup paham semua berkaitan seperti serdadu menyerang di segala musuh yang bertatap temu. Meski Abadi tidak mengatakan, Kania bisa menebaknya dengan mudah.

"Kenapa nggak diangkat?" tanya Kania.

"Emm ..."

"Angkat aja. Siapa tau itu penting dari Daniar," ujarnya.

"Kok lo bisa tau kalo Daniar yang hubungin gue?" Abadi bertanya heran. Karena cuma Daniar yang penting dalam hidup lo, batin Kania.

"Cuma nebak aja." Kania tersenyum penuh. "Ya udah buruan diangkat."

Kemudian Abadi ingin menggeser tombol hijau tetapi panggilan telah diputuskan. Alis cowok itu mengerut sebelum kembali memandang Kania. "Yah, udah dibatalin panggilannya." ucap cowok itu.

Untuk, Abadi | Completed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang