10. Punya Orang Lain

587 253 777
                                    

Tak usah bertanya mengapa dan bagaimana, cepat atau lambat pasti kembali sosok yang perlahan menyembuhkan.

- Untuk, Abadi -

1.5K+

🕊🕊

2015

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2015

"Gue nyontek punya lo aja, deh!"

Desakan Wenda untuk menyontek ke buku latihan Kania benar-benar mengerikan. Wenda memiliki otak pas-pasan, minim pengetahuan dan seringkali melupakan semua pelajaran yang baru saja dibahas oleh Pak Dani. Soal-soal sejarah yang ada di papan tulis tidaklah begitu sulit bagi Kania. Tentu saja itu pelajaran kesukaannya. Seminggu yang lalu nilai sejarahnya adalah yang paling tertinggi.

Saat ini murid yang lain sibuk berpikir dan tidak sedikit juga---mereka mencari jawaban lewat internet. Seusai menyelesaikan tugasnya, Kania masih memiliki peluang untuk membuka ponselnya.

"Niaaa," rengek Wenda.

Kania berdecak kesal mendengarnya. "Apaan, sih?" balas gadis itu.

"Mau nyontek. Boleh yaaa?"

Kebisingan di kelas makin bertambah. Seiring berjalannya waktu Kania merasa risih mendengar rengekan temannya itu. Alhasil, ia menggeser buku tugasnya dan memberikan waktu dua menit untuk Wenda menyalin jawabannya. "Nih, buruan. Nggak pake lama."

Wenda dengan cepat merebut buku itu dan menulis semua jawaban yang sama di bukunya sendiri. Kania yang melihat itu hanya menggeleng-geleng heran. "Lo kan punya hape, kenapa gak digunain buat cari jawabannya?" tanya Kania saat Wenda khusyuk menyontek.

"Hape ada. Baterai penuh. Tapi kuotanya yang gak ada," balas Wenda diselingi cengengesan.

"Dipakai buat chattingan mulu, sih, sama Ikbal. Bisa gak kalo sehari aja lo gak usah chattingan ke Ikbal?" ucap Kania menantang.

"Gak bisa, Nia. Ikbal itu cowok gue. Kalo salah satu dari kita lost communication yang ada itu hubungan gue sama Ikbal bakal renggang," jawab Wenda lembut.

"Emang iya?" Kania mengangkat salah satu alisnya. "Kok gue baru tau?" gumam gadis itu.

Wenda hampir menyelesaikan contekannya. Lalu melirik ke arah Kania dan berkata, "Mangkanya lo ajak Abadi buat pacaran biar sama-sama tau apa arti sebuah hubungan yang tanpa komunikasi," tutur Wenda.

Kok jadi ke Abadi?

"Apaan sih lo, Wen! Kenapa jadi ke dia? Gue nggak bahas tentang itu. Orang lagi ngomongin lo sama Ikbal juga!" balas Kania kesal.

"Tuh, kan, sewot."

Wenda memandang temannya itu heran, tapi tidak memikirkan pertanyaan lain yang akan dia ajukan. Wenda tak mau mengambil emosi dari Kania. Sementara, perasaan Kania semakin menantikan jawabannya. Mengapa orang-orang banyak mempertanyakan dirinya dan Abadi? Kania bungkam soal itu. Ada beberapa pertanyaan yang tidak seharusnya dijawab. Apalagi mengenai hubungannya dengan Abadi yang tidak seharusnya dipertanyakan.

Untuk, Abadi | Completed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang