6. Iya, Cuma Teman

699 283 1.1K
                                    

Ada kata yang belum terungkap sebab hati terkurung oleh seseorang yang tidak membuatnya menjadi lengkap.

- Untuk, Abadi -

1.7K+

🕊🕊

2015

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2015

"Pacarnya Abadi?"

Pertanyaan macam apa itu?

Kania mematung setelah mendapat pertanyaan itu. Sementara Fahri tertawa geli saat melempar guyonan---yang sama sekali tidak lucu menurut Abadi. Raut wajahnya tampak kecut. Kemudian cowok itu memukul perut Fahri dengan sangat ringan.

Sementara gadis itu mengindikasikan adanya kecanggungan di antara Abadi dan hatinya. Ya kali gue pacarnya Abadi? pikirnya.

Kania memberi semburat senyum pada Abadi. Kemudian, Fahri berkata, "Santai, Bad. Gue cuma bercanda." serunya saat meminta pengampunan. "Jangan dianggap serius juga kali."

"Bercanda lo nggak lucu!"

Kepala Fahri menggeleng-geleng, seperti sudah paham bagaimana karakter sahabatnya itu. Dan Fahri mengatakan, "Okey, maafin aku ya, Abadi," nada bicaranya sangat mengerikan lalu seragam sekolah Abadi juga diremas-remas oleh sahabat konyolnya itu. "Janji, deh, dedek Ari nggak akan nakal lagi."

Abadi menepis cengkeraman tangan Fahri dari seragamnya. Hampir saja kancing baju Abadi terlepas di depan Kania, sementara Kania yang melihat kekonyolan Fahri hanya tertawa kecil.

"Bisa diem nggak lo?!" pekik Abadi.

Kepala Fahri menggeleng-geleng manja dan berkata, "Aku ndak bisa diem, Mas. Jangan paksa aku untuk diam! JANGAN MAS!" katanya semakin dramatis.

"Jijik, Ri. Udah bangkotan masih aja kayak anak Dajjal."

"Jahat kamu, Mas!" Fahri membalas dengan nada suara yang sama.

"Sekali lagi lo ngomong kayak begitu, gue gantungin lo!"

Fahri makin ngakak melihat reaksi Abadi yang sudah jengkel padanya. "Iyain deh, yang suka gantungin orang. Eh, apalagi perasaan orang," ceplosnya, "lo nggak boleh kayak gitu, Bad."

"Nggak jelas lo."

Fahri mengabaikan temannya, lalu dia kembali fokus menatap gadis yang dibawa Abadi. "Betewe, tamu kehormatan banget nih Abadi bawa cewek cantik ke kafe gue," katanya.

"Iya, tapi kayaknya nggak bisa lama-lama di sini," balas Kania sambil melirik jam di ponselnya.

"Emang mau ke mana?" tanya Abadi.

"Ya mau pulanglah, bego!" semprot Fahri.

"Gue nggak nanya lo."

"Gue minta lo anterin Kania. Masa iya lo ngajak dia ke sini nggak dipulangin lagi ke rumahnya? Dasar laki-laki nggak bertanggungjawab."

Untuk, Abadi | Completed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang