15. Bertemu Masalah

496 233 597
                                    

Karena kita memang tahu bagaimana akhirnya. Akhir segalanya tentang aku berhenti mencintaimu atau kamu yang tidak pernah menghargai caraku mencintaimu?

- Untuk, Abadi -

1.8K+

🕊🕊

2015

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2015

Apa kalian pernah patah hati?

Terkadang saat kita menjadi pura-pura bahagia walau dalam hatinya teriris---rupanya seringkali dirasakan oleh penikmat patah hati. Ya, perihal lara yang melengkapi segala duka seolah siap menumpahkan tangisnya. Mereka yang hanya terlihat kuat---mungkin saja seringkali bersedih dan meratap segala perasaannya di penghujung ketiadaan, menatap dinding kosong seperti ter-asingkan dari seseorang. Sekarang apa yang ia takuti mulai terjadi. Kania takut gagal move on dari sosok Abadi Bratarahaja. Namun apa pun yang terjadi, ia tetap harus melakukan untuk kepulihan hatinya sendiri.

Kania, ayo move on!

Sekarang tatapan Kania berpaling pada yang lain, ia justru menemukan tatapan Daniar yang lembut kepadanya. Kemudian langkah Daniar mendekati Abadi---sembari tangan mereka menggenggam satu sama lain.

Setelah melihat kedatangan Daniar, Kania mulai merasa insecure pada penampilannya sendiri. Ia tidak begitu menarik di mata siapapun. Lagipula tak ada yang melihatnya juga. Semua mata telah tertuju kepada Daniar, si primadona SMA Traktis. Kania bahkan sempat berandai-andai perempuan itu bisa masuk dalam kriteria menjadi model.

Jika mau membicarakan Abadi, yang Kania lihat---justru Abadi sangat beruntung memiliki Daniar. Sudah jelas mereka pasangan yang sempurna, bukan?

Kania merasa canggung melihatnya. Ia terasa sesak, udara yang masuk seakan tersendat oleh kemesraan pasangan itu. Alhasil, Kania berjalan mencari sedikit udara baru. Hatinya tidak tahan melihat semua ini. Ia melangkah menuju keluar kafe, tapi tangan seseorang telah menahannya.

"Nia, mau ke mana?" Daniar bertanya.

Kemanapun Kania pergi, ia hanya mau hatinya segera baik-baik saja. Jika ia bisa mengulang---waktu; Kania tak akan mau mengenal Abadi Bratarahaja. Perasaannya yang telah bertepuk sebelah tangan menjadi penyebab keguguran dan membiarkan semua rasa sedih bersarang dalam dirinya. Kini Kania memberi semburat senyum, tidak terlalu banyak. Kemudian melirik Abadi yang juga membalas senyumannya. Dan mungkin dengan senyum palsu---Kania mampu menutupi seluruh lukanya malam ini.

"Gue mohon jangan pergi dulu, sayang banget kalau lo mau pergi. Sebentar lagi Float bakalan tampil," lanjut Daniar.

Kania tidak bisa menjawabnya. Namun arahan mata gadis itu melihat ke Abadi. Harus ada alasan yang kuat untuk Kania masih berada di tempat ini.

Untuk, Abadi | Completed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang