11. Separuh Melengkapi

538 234 804
                                    

Coba beri jarak atau menjauh sedikit saja, mungkin kita terlalu dekat dan hingga menjadi separuh melengkapi dalam mengamati.

- Untuk, Abadi -

1.9K+

🕊🕊

2015

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2015

Suara jam berdetak beriringan dengan rintik hujan yang jatuh ke atap rumah, lalu meluncur bebas membasahi bumi. Gadis itu membuka pintu kamar, rintik hujan seolah memainkan nada yang sayang sekali jika dilewatkan dengan tertidur pulas hingga esok hari. Kania hanya melamun sembari memandangi ponselnya. Ia berharap ada seseorang yang menghubunginya atau mengirim pesan. Sejak mengetahui kalau Abadi telah dimiliki oleh orang lain, Kania jadi lebih gelisah. Hatinya tentu saja cemas---memikirkan bagaimana nasib yang menimpa perasaannya sendiri?

Tidak mungkin. Bagaimana Kania bisa mencintai seseorang yang jelas-jelas tak memiliki perasaan untuknya? Seakan tak mau percaya ia langsung meraih ponsel hitam itu dan membuka room chat grup teman-temannya. Saat gadis itu mulai mengetik sesuatu, tiba-tiba ponselnya bergetar. Satu pesan dari Abadi berhasil mengejutkan Kania. Alisnya mengernyit heran karena Abadi hanya mengajaknya untuk bertemu.

Abadi Bratarahaja:
Niaaa.
Bisa bertemu gak?

Kania menelan ludahnya sendiri. Ia hampir tak percaya saat membaca pesan itu berulangkali. Malam-malam begini dia mau ngajakin ketemuan? Gadis itu kembali membaca pesannya dan membalas ...

Anda:
Dimana?

Abadi belum lagi membalas. Kania melirik ke arah jendela, cuaca malam hari tidaklah cukup mendukung untuk keluar. Apa lagi rintikan air hujan masih turun. Kania duduk di atas kasur dan membuka ponselnya kembali. Ia mendapat balasan pesan dari cowok itu tanpa menunggu lama Kania segera membacanya.

Abadi Bratarahaja:
Diujung kompleks perumahan lo.
Gue ada di sana.

Bola matanya langsung membulat sempurna. Kania sangat tidak percaya jika cowok itu ada di sekitar lokasi perumahannya. Kemudian ia berjalan ke luar kamar untuk menemui Abadi. Kania masih memantau situasi rumahnya, tak ada siapapun di ruang tamu dan sepertinya ini waktu untuk ia bertemu Abadi tidak terlalu malam---masih sekitar pukul tujuh malam. Merasa situasi sudah aman, Kania lalu berjalan dan keluar dari rumahnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untuk, Abadi | Completed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang