Meski aku kembali melihat ke dalam luka. Aku masih sadar bahwa kamu mampu menciptakan suasana yang berhasil membuatku nyaman.
- Untuk, Abadi -
1.6K+
🕊🕊
2015
"Kania!" Jarvan memanggilnya. Kemudian cowok itu mengejar Kania yang baru saja keluar kelas.
Saat ini keduanya berjalan bersama menuju ke luar gedung sekolah. Bel masih berdering, seluruh murid menghamburkan dirinya ke sisi parkiran. Beberapa dari mereka juga pergi ke halaman belakang. Kania tidak peduli dengan semua itu. Ia melirik Jarvan yang terus saja mengikuti jejaknya.
Helaan napas gadis itu terdengar berat, jika saja boleh jujur---Kania merasa tak nyaman bilamana terus diikuti oleh cowok itu. Pesona ketua OSIS itu cukup banyak digandrungi oleh kaum betina. Kania tidak bisa menjadi pusat perhatian ketika terus bersamanya.
"Ada apa, Jav?" tanya gadis itu sembari berhenti melangkah. "Gue lagi buru-buru, nih," lanjutnya.
"Pulang bareng gue, yuk?" ajak Jarvan.
Dengan ajakannya saja membuat Kania merasa risih. Ia mengeratkan tangan pada tas ranselnya. "Pulang bareng lo? Emmm ... gue kan dijemput," balas Kania.
Kania sendiri tidak yakin apakah kakaknya itu---bisa menjemput atau tidak. Pasalnya, sebelum bel berbunyi ia sudah mengirim banyak pesan pada Panji. Namun sampai sekarang tidak ada balasan apapun dari kakaknya itu. Mana nggak ada ongkos juga. Nasib, nasib.
"Yakin dijemput?" tanya Jarvan.
Jujur, Kania memang tidak bisa yakin dengan memberi jawabannya. Saat ini memang tidak ada pilihan lain untuk menerima ajakan cowok itu. Ya, kecuali pilihan lainnya adalah jalan kaki sampai rumah. Akhirnya Kania mengangguk, ia tidak mengatakan apapun, tapi Jarvan sudah---tersenyum manis memahaminya.
Kemudian Jarvan segera menggiring langkah Kania menuju parkiran. "Mungkin kakak lo gak bisa jemput karena masih sibuk ngampus, jadi biar gue yang anterin lo, ya?"
"Tapi nanti lo gak ajak gue mampir ke tempat-tempat lain, 'kan? Em, maksudnya kita lang---"
"Gue ngerti, kok." Jarvan menyanggahnya. "Kita gak akan mampir ke manapun, kecuali ..."
"Kecuali apa?"
"Lo yang minta." Kemudian cowok itu terkekeh geli. Kania tertawa paksa mendengarnya.
Jarvan telah mengeluarkan motor yang terparkir. Lalu Jarvan memberikan helmnya untuk Kania---dengan ragu-ragu Kania menerimanya, walau dia masih tidak percaya hari ini kakaknya itu tak bisa menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk, Abadi | Completed ✔
Novela Juvenil[BEBAS MEMBACA!] • [SELESAI] Semesta terkadang lucu mempertemukan dua manusia untuk saling menemani, saling memahami atau saling mengikhlaskan sebelum menarik mereka lepas dari satu sama lain. Abadi dan Kania adalah dua individu yang tertimpa peras...