14. Kania Harus Bijak

492 230 680
                                    

Bijaklah dalam mengatasi segala suasana yang rela patah untuk menjumpai sebuah pisah.

- Untuk, Abadi -

1.8K+

🕊🕊

2015

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2015

Kalau urusannya sudah menyangkut hati tentu saja ada yang perlu dipahami; perihal luka yang tak mau dibagi, ternyata cuma bisa disimpan---sendiri. Dan, orang-orang pandai bersembunyi tatkala dengan berani mereka menutupi luka meski sudah patah berkali-kali. Kala hati telah rapuh, siapa yang bisa membuatnya kembali utuh?

Bukannya aku mudah menyerah, tapi bijaksana.

Sepenggal lirik lagu Raisa tadi menggambarkan perasaan Kania yang saat ini terluka. Nada-nada pilu berarogansi menyayat kenang yang tak bisa hilang. Dan waktu kembali mengutuk segala luka agar tak kunjung sembuh, diam-diam bisa timbul sehingga membukakan goresan masa lalu yang hampir meredup. Namun seolah kembali terasa hidup. Semua lenyap.

Gadis itu duduk sembari mendengarkan lagu Usai Di Sini milik Raisa. Kania Naeswari sudah bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan. Untuk memulihkan hatinya, Kania tahu ini akan berat---tapi ia memilih melanjutkan---hidupnya dari pada bertambah rasa sakit. Menjalani rasa sepihak memang tidak mudah. Dalam menjalin sebuah hubungan, memang tak selamanya bisa berjalan sesuai yang kita inginkan. Kania belum menyatakan segalanya. Ia harus bijak dimana---posisinya berada. Kania tak bisa terus terpuruk dalam rasa sakit akibat perasaan yang tak bisa terbalaskan.

Tidak ada unggun yang biasa menghangatkan dikala rintik membahasi bumi. Kania termangu, memandangi langit-langit yang terpantul dari---kolam renang. Kania mencoba untuk menjauh, tidak mengerti mengapa hatinya suli sekali melupakan sesuatu.

"Kania." Kakaknya memanggil dari ruang tamu ketika sibuk mengerjakan tugas kuliahnya. “Ayo sini dulu.”

Gadis itu langsung beranjak mendatangi Panji sembari melepas earbuds di kedua telinganya. "Iya, Kak?"

"Kamu malam ini mau pergi, 'kan?"

"Kak Panji tau dari mana aku rencananya mau pergi?"

Panji terkekeh kecil mendengar jawaban adiknya. Kemudian dia duduk dan fokus pada laptopnya. "Dari temen kamu," balasnya.

"Temen aku?" Apa Abadi meminta izin ke kakak gue? pikir Kania.

"Si Wenda temen kamu, 'kan?" lanjut Panji.

"Tapi aku---"

Untuk, Abadi | Completed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang