23. Ketika Semua Telah Berakhir

495 160 578
                                    

Aku hancur bukan karena dirimu, tetapi aku hancur karena telah mencintaimu.

- Untuk, Abadi -

2.7K+

🕊🕊

2015

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2015

Apa yang paling menyakitkan dari pertemuan? Kita satu langkah mendekati perpisahan. Itulah yang saat ini Kania Naeswari pikirkan. Ketika ia sudah berani mengajak Abadi ke luar dari kelas, kini keduanya justru terhanyut dalam kesunyian saat di roof top sekolah.

Sekarang ini Kania begitu canggung berada di sebelah Abadi. Rasanya ... seperti pertama kali mereka bertemu. Perasaannya mulai menyeruak kembali. Dan tentang yang terbaik dalam pilihan adalah tidak memilih. Walaupun yang lebih baik lagi adalah tidak diberi pilihan. Semua ini adalah proses yang cukup menyadarkan mereka bahwa perihal perpisahan tak 'kan terbantahkan. Sekuat apapun melupakan, maka ingatan tetaplah ada. Sebanyak apapun ungkapan, rasanya percuma jika hidup memberi kesendirian untuk berteriak hanya kekosongan bisa didengarkan.

Saat kesunyiannya semakin tenggelam, gadis itu memberanikan matanya melirik Abadi. Mengingat angan-angan dirinya bersama cowok itu membuat Kania membuka luka lama. Saat tujuannya saling memiliki, sekarang Kania sadar kalau dia hanya---bertahan dengan satu pilihan. Selama ini, Kania---cukup beriringan oleh waktu. Apakah Kania dan Abadi masih bisa saling percaya bahwa takdir mereka tidaklah seutuhnya?

Abadi menoleh ke gadis itu. Kemudian berdiri di hadapannya sembari membuka suara, "Kania ... gue cuma mau meluruskan masalahnya. Akhir-akhir ini lo sering ngejauh dari gue, seperti yang pernah lo bilang kalau gue harus---"

"Menjaga perasaan orang yang saat ini lo miliki, Abadi," tukas Kania.

"Gue paham itu, Nia. Tapi, gue nggak ngerti apa harus banget lo ngejauh dari gue?" tanya Abadi.

Kania menghela napasnya. Bagaimanapun juga cowok itu harus mengerti. Jika tidak, Abadi tak akan pernah mengerti segalanya. "Itu harus, lo harus menjauhi gue!" tegas Kania.

"Apa ini ada hubungannya sama Daniar?" tanya cowok itu. "Kalau iya, perlu lo catet kalau Daniar bukan tipe cewek yang cemburuan," lanjutnya.

Bagaimana Daniar tidak cemburu jika pacarnya terus saja mendekati cewek lain? Bagi Kania itu adalah kesalahan terbesar. Kania hanya gelisah jika Daniar berpikiran buruk kepadanya. Namun selama beberapa hari terakhir ini, Kania merasa tidak nyaman karena menghabiskan waktunya dengan cowok itu. Bagaimana jika Daniar telah salah paham padanya? Kania menunduk diam, lagipula status hubungannya dengan cowok itu hanyalah segaris pertemanan saja. Tidak lebih ataupun kurang.

Kemudian gadis itu tersenyum dusta mengenai perihal tersebut. Ia menyatakan bahwa semesta tak pernah hadir mendukungnya. Ini merupakan sebuah akhir, kalian tahu bagaimana rasanya---menyakinkan diri sendiri saat tidak jatuh untuk berulangkali dan Kania sedang berusaha untuk semua itu. Kalian tahu bagaimana rasanya bisa mengalah untuk hal-hal yang kalian benci. Jika kenyataannya adalah mereka hanyalah orang asing yang bertahan untuk memiliki.

Untuk, Abadi | Completed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang