on picture : Selebgram IG @jiamila_china
Follow my FB : Sheila Ulfia Putri
****
PRINCESS CAMPAPutri China Penyebar Islam di Kerajaan Majapahit
Part 1 - Jumpa Pertama
Sang Surya bertekuk lutut, merendah di ufuk barat, pertanda sore telah tiba.
Kereta Kencana bergemerincing memasuki Gerbang Trowulan membawa hadiah istimewa bagi Prabu Brawijaya, Penguasa Nusantara, Raja Majapahit.
“Aku bersyukur kepada Allah, engkau telah memeluk Islam, wahai Prabu,” kata seorang syekh, yang bergamis putih gading.
“Hadiah bagimu sebentar lagi datang, silahkan Prabu lihat, dan kiranya Prabu tidak menyukainya, kami akan membawanya kembali,” lanjutnya lagi.
“Apakah gerangan hadiah tersebut? Aku memeluk Islam tidak mengharapkan hadiah apapun,” jawab Prabu Brawijaya.
Bagi Sang Prabu, keutuhan Nusantara-lah yang paling utama.
Agama Islam sendiri mulai merebak di Nusantara semenjak abad ke-12, dan semakin menguat ketika komunitas Arab dan China terbentuk di pelabuhan - pelabuhan internasional di Wilayah Nusantara.
Bahkan baru-baru ini, Kesultanan Ottoman berhasil menembus benteng Konstantinopel yang ribuan tahun tahan terhadap serangan dari berbagai bangsa. Mereka mengubah namanya menjadi Islam Bol, atau kota Islam.
Prabu Brawijaya tak menginginkan Kerajaan Majapahit runtuh begitu saja. Dan dengan ke-Islaman-nya, ia berharap Nusantara akan tetap kokoh.
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik baik perhiasan adalah wanita shalihah"
(HR. Muslim no 1467), Sang Syekh menjawab rasa penasaran Prabu Brawijaya, sembari menggandeng Prabu ke pintu utama.
Kereta Kencana berhenti tepat di halaman luas, dengan pintu kereta menghadap ke pintu utama dimana Prabu Brawijaya telah menunggu. Disampingnya, terdapat putranya, Pangeran Ario Damar, yang usianya kisaran 25 tahun.
Hadir pula Dewi Renges, Kanjeng Ratu, Istri Pertama Prabu Brawijaya, Ibunda Ario Damar.
Rasa Penasaran mereka makin bertambah, ketika sepasang kaki seorang gadis keluar dari Kereta Kencana tersebut. Dan perlahan, dibantu para dayang, Gadis tersebut keluar dari Kereta Kencana.
Prabu Brawijaya dan Pangeran Ario Damar menahan nafas melihat pemandangan tersebut.
Begitupula dengan Kanjeng Ratu, hanya saja rasanya sesak di dada. Perlahan ia meremas kipas di tangannya. Bukan sekali ini ia sebagai saksi pertemuan suaminya dengan istri-istrinya yang lain. Namun, tetap saja, apalagi gadis baru ini terlihat berbeda. Juga Muda. Mungkin 16 tahun, pikir Kanjeng Ratu.
“Aku menerima hadiah ini,” Sang Prabu berkata sembari bola matanya lekat menatap gadis yang berjalan sembari menundukkan wajah itu.
Gadis itu berbusana putih, tertutup dari rambut hingga ujung kaki, hanya menyisakan muka dan telapak tangan. Wajahnya putih bersinar, berparas Tiongkok, bibirnya ranum berwarna segar dan alisnya bak bulan sabit.
“Ia gadis yang terjaga dengan baik, nasabnya terjaga, dididik dengan baik, otaknya cemerlang, dan ia lama tinggal di Kerajaan Campa untuk memperdalam agama Islam”, jelas Sang Syekh.
Dan sampailah gadis tersebut di hadapan Sang Prabu, masih menunduk.
“Selamat Datang wahai Putri Campa”, sambut Prabu.
Dan semenjak saat itulah, mereka memanggilnya Putri Campa, atau terkadang Cempo di lidah Jawa.
Sore itu juga, mereka melakukan Akad Nikah. Pernikahan secara islami, karena Sang Syekh tersebut rupanya ialah Ayah dari Putri Campa……
******
Lanjut ke “Part 2 - Malam Pertama”
Catatan :
Dari pernikahan inilah, Putri Campa dikaruniai seorang Putra, bernama Pangeran Jin Bun. Namun, lebih dikenal nama Raden Fatah, atau dalam logat jawa, Raden Patah. Yang Jika Muhammad Al Fatih merupakan pembuka Kerajaan Islam di Konstantinopel pada 1453, maka Fatah, atau Raden Patah inilah pembuka Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak.
Adapun, dalam Novel Princess Campa ini, semua dialog, adegan dan alur cerita merupakan kisah fiksi yang terinspirasi dari tokoh sejarah di atas.
Semoga menikmati, dan ditunggu tegur sapanya khususnya bagi sejarawan maupun pecinta novel historical romance 😊
Jika suka, tinggalkan jejak ya.. 😉, boleh berupa like, share serta komentar yang membangun.
Terimakasiih
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS CAMPA
Historical FictionKisah yang diangkat dari abad ke-15 dengan setting Kerajaan Majapahit ini menceritakan tentang kisah kehidupan Istri Raja, yang dari rahimnya lahir para pemimpin nusantara. Jika gelar Sultan Muhammad Al Fatih disematkan kepada pembuka Konstantinopel...