PART 17 - MEMBANGUN PERADABAN

231 17 1
                                    

Simfoni alam mengalun lembut menyibak malam. Langit yang tanpa awan mempersembahkan kemegahan formasi bintang di angkasa. Kemerlipnya bak bidadari yang sedang berkaca pada pantulan Sungai Musi.

"Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan demi hari yang dijanjikan" Bisik Sang Putri sembari menengadahkan kepala ke langit menikmati pesona kemilau gugusan bintang.

Matanya menghangat ketika di samping kanan dan kirinya, Jin Bun dan Kin San secara serempak melantunkan ayat suci Alquran Surat Al Buruj, yang berarti Gugusan Bintang dengan suara kanak-kanak yang begitu jernih dan fasih. Air matanya menetes dan semakin menetes ketika kedua putranya menahan isak tangis ketika sudah sampai ayat 8, dan terus menetes hingga ayat ke-22.

Sang Putri memeluk mereka dengan hangat, sembari bertanya "Apa yang bisa kita pelajari dari bintang di atas sana?"

"Bahwa mereka adalah tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah?" Jawab Jin Bun.

"Bahwa mereka diciptakan Allah sebagai penghias langit dan petunjuk arah bagi kita?" Jawab Kin San.

Jin Bun dan Kin San sangat menyukai setiap Ibunda mereka melayangkan suatu pertanyaan. Mereka merasa tertantang, dan otak mereka terasa semakin terasah.

"Semua benar, namun ada salah satu hal yang perlu kita pelajari dari bintang dan benda langit lainnya, yaitu ketaatan dan ketundukan mereka kepada Allah." Jawab Sang Putri tak lupa mengulaskan senyum.

"Taat?" Jawab Jin Bun dan Kin San bersamaan. Seringkali jawaban Ibunda mereka membutuhkan pertanyaan lanjutan. Yang terkadang dijawab langsung oleh Ibundanya, atau dijawab esok hari, bahkan tidak dijawab sama sekali yang membuat mereka kemudian bertanya kepada guru-guru mereka atau malah mereka melakukan pengamatan sendiri untuk mencari tahu jawaban dari setiap pertanyaan yang dilayangkan oleh Ibundanya.

"Bacalah dan pahamilah kembali Alquranmu dalam 7 hari. Begitu banyak ayat-ayat yang menceritakan tentang bintang, bulan, matahari serta kejadian alam. Ingat, Alquran senantiasa memerintahkan untuk berpikir bukan?" Sang Putri tersenyum lebar yang disambut dengan sorak sorai oleh Jin Bun dan Kin San. Mereka dengan bahagia akan menyelesaikan tantangan 7 hari dari Ibundanya ini.

*

Pernikahan antara Sang Putri dan Sang Pangeran dianugerahi buah cinta suci yang mereka beri nama Husein, Raden Husein, yang oleh masyarakat setempat lebih akrab di lidah dengan sebutan Raden Kusen. Namun, ia pun memiliki nama kecil, yaitu Kin San.

Kehadiran Kin San tak membuat Sang Pangeran lantas melupakan Jin Bun, anak tirinya. Ia menyayangi keduanya dengan adil dan penuh kasih sayang. Ia adalah seorang Ayah yang begitu pengasih kepada anak-anaknya dan sangat baik kepada istrinya. Sang Putri sangat terharu dan teringat sabda Baginda Rasul,

'Mukmin yang sempurna imannya ialah yang paling baik pribadinya, dan sebaik-baik pribadi ialah orang yang paling baik terhadap istrinya' (HR Ahmad dan Tirmizi)

"Apa yang sedang kau pikirkan adinda?" Tanya Sang Pangeran yang tiba-tiba sudah berada di belakangnya sembari memeluknya. Jin Bun dan Kin San sudah terlelap di pembaringan.

Bibir Sang Putri menyiratkan senyuman rahasia sembari menyandarkan kepalanya ke dada Sang Pangeran. Menikmati kehangatan pelukan suaminya sembari memandang ke langit.

"Semenjak engkau hadir dalam hidupku, pekerjaanku mengurus pemerintahan terasa lebih ringan. Engkau tak hanya memberiku semangat, namun juga terjun langsung membantu mengurus rakyat. Terimakasih..." Kata Sang Pangeran tak segan mengapresiasi istrinya.

"Pernikahan adalah ibadah paling panjang. Aku hanya berharap kepada Allah semoga pernikahan kita juga bermanfaat bagi umat. Peran sebagai istri seorang penguasa daerah yang diberikan Allah kepadaku adalah suatu amanah. Amanah untuk mengembangkan Kota Palembang ini menjadi kota yang sejahtera, beradab dan taat kepada aturan-Nya." Jawab Sang Putri, yang kemudian mengajak Sang Pangeran masuk ke dalam rumah.

PRINCESS CAMPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang