PART 19 - PESANTREN GLAGAHWANGI

190 13 0
                                    

Tombo Ati iku limo perkarane...

Kaping pisan moco Quran lan maknane

*

Suara merdu Sang Putri mengalun lembut melantunkan ayat-ayat suci Alquran, menggetarkan jiwa siapapun yang beriman. Hari ini ia akan berangkat menuju Pulau Jawa ditemani oleh suaminya. Telah lebih dari 20 tahun ia menikah dengan Sang Pangeran. Bilangan tahun pernikahan yang tak sebentar namun ketika dijalani dengan penuh keikhlasan dan satu tujuan dengan belahan jiwa, maka hanya kebahagiaan dan rasa syukur yang akan diperoleh.

"Terimakasih kakanda," Kata Sang Putri kepada suaminya yang telah membantunya menaiki kereta kencananya. Adipati Ario Damar memang senantiasa romantis dan menyayangi istrinya.

Mata Sang Putri basah mengenang ketika Jin Bun dan Kin San masih belia, Sang Pangeran turut serta bangun malam membantu mengganti pakaian mereka yang basah maupun kotor terkena air seni maupun kotoran mereka. Sang Pangeran juga selalu membawa mereka berdua untuk berjamaah di Masjid serta membawa mereka mengikuti segala kegiatan keagamaan. Tak dihiraukannya tangan yang pegal karena sholat sembari menggendong, maupun kaki yang pegal untuk memangku mereka sembari mendengarkan kajian penuh hikmah dari para alim ulama.

Kini, Jin Bun dan Kin San tak hanya telah dewasa, namun mereka telah menjadi pemimpin daerah serta pemuka agama. Tujuan Sang Putri ke Pulau Jawa ialah untuk menemui Jin Bun dan Kin San serta meninjau daerah kekuasaan mereka. Jin Bun kini bergelar Pangeran Bintoro sebagai Adipati Demak yang beribu kota di Bintoro, dan Kin San atau Raden Kusen telah dilantik menjadi Adipati Terung.

"Bagaimana perasaanmu Adinda? Kedua putra kita kini telah menemukan perannya di muka bumi ini. Rasanya baru kemarin aku menggendong mereka, dan kini mereka telah menjadi Adipati." Tanya Sang Pangeran sembari tersenyum. Matanya berkaca-kaca bangga.

"Tentu saja aku sangat bahagia dan bersyukur. Semua ini terjadi atas kehendak Allah. Dan aku bahagia telah dipilih-Nya sebagai ibunda mereka, dengan kau sebagai suamiku kakanda." Jawab Sang Putri.

"Ya. Akupun bangga ditakdirkan sebagai ayah mereka. Kau tahu Adinda? Jin Bun benar-benar mengelola daerah Glagahwangi dengan baik. Daerah yang mulanya hutan tersebut, ia buka dan ia bangun peradaban disana bermula dari sebuah pesantren yang ia dirikan, yaitu Pesantren Glagahwangi. Aku dengar kini ia sedang merancang sebuah Masjid besar yang akan dinamakan sebagai Masjid Agung Demak."

"Iya Kakanda. Semenjak dahulu ia sangat semangat dalam menyerap berbagai ilmu pengetahuan, yang rupanya kini ia amalkan dalam mengelola daerah. Glagahwangi yang tadinya berair, kini menjadi daerah pertanian yang subur dan makmur. Akupun teringat ia dahulu menyukai pelajaran mengenai kelautan dan juga perdagangan. Demak kini menjadi pusat perdagangan yang maju, dengan pelabuhan yang begitu hidup, dari ditujukan untuk perniagaan, mengelola kekayaan laut hingga melatih armada lautnya yang gagah perkasa."

"Dan yang lebih penting lagi ialah, ia tujukan semuanya untuk tujuan akhirat. Seperti cita-citamu, engkau ingin menjadi Ibunda dari para Ulama." Kata Sang Pangeran yang membuat Sang Putri tersipu.

Jin Bun memang memiliki keistimewaan yang diakui pula oleh para ulama tersohor di Nusantara ini. Sebut saja Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri serta ulama lainnya. Para Adipati Kerajaan Majapahit pun kini sebagian besar telah beragama Islam, dan mereka mengakui pula keistimewaan Jin Bun, apalagi Jin Bun adalah Putra Mahkota Kerajaan Majapahit. Mereka menilai, Jin Bun sangat layak dalam memimpin Nusantara.

"Semoga Jin Bun senantiasa dalam lindungan Allah, dan terlindung dari fitnah" Kata Sang Putri lirih. Ia tahu, kehadiran Jin Bun berserta pengikut setianya serta armadanya yang tangguh merupakan hal yang ditakuti oleh keluarga Kerajaan Majapahit. Mereka merasa kehadiran Jin Bun dapat mengancam takhta dan kekuasaan mereka. Segala upaya telah mereka lakukan untuk merebut takhta dari tangan ayah Jin Bun, bahkan termasuk pula menjebloskan Jin Bun dalam suatu fitnah.

PRINCESS CAMPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang