Part 3 - Rumah Tangga Kerajaan

319 21 3
                                    

PRINCESS CAMPA

Putri China Penyebar Islam di Kerajaan Majapahit

Part 3 - Rumah Tangga Kerajaan

Melesat bak anak panah, hari - hari di Trowulan berlalu dengan cepat, hingga mencapai waktu 1 tahun pernikahan Putri Campa.

Tampak nyata, Putri Campa-lah yang paling disayangi Sang Prabu dibandingkan istri-istrinya yang lain.

Pada bulan-bulan pertama pernikahan, hanya kediaman Putri Campa yang dikunjungi oleh Sang Prabu. Hal tersebut tak hanya menimbulkan rasa sesak di dada para Istri. Namun juga menerbitkan perasaan tidak suka di hati para pejabat dan petinggi Kerajaan yang tidak menyetujui beralihnya Prabu Brawijaya ke agama Islam, meninggalkan agama nenek moyang mereka.

Suatu hari, Pangeran Ario Damar berbincang dengan Ayahnya,

“Kanjeng Prabu, saya melihat Putri Campa sangat mahir berkuda, bahkan ia bisa memanah secara jitu di atas kuda yang berlari kencang. Apakah Prabu mengetahui hal tersebut? Bukankah, hal tersebut membahayakan?”

Prabu Brawijaya menatapnya tajam, dan menjawab,

“Aku mengetahui setiap apa yang Ia lakukan. Ia seorang istri yang senantiasa meminta izin akan segala sesuatu. Kuda tunggangannya bernama Qashwa, hadiah dariku.”

Prabu Brawijaya sesungguhnya menyembunyikan keterkejutannya. Ia tahu Putri Campa suka berkuda, tapi ia pikir hanya bermain kuda, naik di atas kuda, dan pengawal wanitanya yang memegang tali kekang sembari berjalan.

“Kau berkuda dengannya?” selidik Prabu

“Tidak, Saya hanya melihat dari kejauhan ketika melewatinya dalam perjalanan,” Jawab Pangeran, merasa tertangkap basah.

Sesungguhnya ia memang benar sedang melewati padang rumput tempat Putri Campa berlatih berkuda dan memanah. Namun Sang Prabu tak perlu tahu, bahwa pemandangan tersebut menghentikan langkahnya, dan ia memperhatikan dalam jangka waktu yang ia rasa sebentar, namun ternyata senja menyergap tiba, dan putri beserta pengawal wanitanya berkemas. Ternyata, telah 2 jam ia disana.

Lanjutnya lagi kepada Prabu,

“Mohon maaf Kanjeng Prabu, saya hanya menyampaikan saja. Beredar desas desus, kehadiran Putri Campa ini dapat meruntuhkan Majapahit. Apalagi, para pengawal pria bercerita, bahwa Putri Campa mengajari para dayang, dan pengawal wanita keahlian berperang. Berpedang, Memanah, Berkuda, Lari, Berenang. Para punggawa mencurigai hal ini, sebagai langkah mengkudeta Kerajaan Majapahit.”

“HAHAHA… ini benar - benar menggelikan. Apakah engkau dan Pasukan Elit Majapahit, takut pada Kekuatan Pasukan Wanita yang hanya segelintir jumlahnya? Heh?” Jawab Sang Prabu.

“Anakku, Pangeran Ario Damar. Putri Campa memang sejak awal pernikahan memintaku, supaya hanya pengawal wanita muslimah yang menjaga dan mengiringinya. Karena ia wanita shalihah yang ingin menjaga diri dan pandangannya dari yang haram.

Engkau pun seorang Muslim, seharusnya engkau memahami hal ini. Bahkan, aku berencana untuk menambah jumlah pengawal wanita, untuk menjaga istri - istri kita, dan Istri para pejabat kerajaan.

Kuakui Putri Campa adalah seorang istri cerdas, ia menyadarkanku, bahwa Islam adalah agama yang sangat memuliakan dan menghormati wanita.

Aku pun takjub akan hukum - hukum Islam yang begitu adil dan bisa menciptakan keteraturan dan kemakmuran bagi masyarakat. Itu adalah hal yang baik bagi Nusantara.

Dan kau tak perlu khawatir, selama Majapahit memberikan kebebasan beribadah bagi umat muslim, Majapahit akan tetap aman.”

Pangeran Ario Damar tertunduk mendengar penjelasan Sang Prabu, dan izin pamit berlalu.

Memang, begitu banyak hal yang perlu dipelajarinya. Dan ia dengar setiap malam, Putri Campa senantiasa mempelajari begitu banyak hal, sehingga ia dikenal memiliki banyak cabang ilmu pengetahuan dan menguasai beragam bahasa.

“Aaaarrggghh…!!! Enyah kau dari pikiranku Putri Campa.” teriak Pangeran dalam hati.

Selepas Ashar, Sang Prabu mengajak Putri Campa berkuda, dengan niat untuk menyelidiki perkataan Pangeran Ario Damar yang memenuhi pikirannya. Yaitu bahwa istrinya tersebut lihai berkuda dan memanah?

Juga bahwa istrinya turut mengajarkan keahlian perang kepada para pengawal wanita?

Berada di dekat Putri Campa, selalu mendapatkan energi positif yang memancar dari Aura kelembutan istrinya tersebut. Istrinya senantiasa mengajak Sang Prabu berpikiran positif, khususnya kepada Allah.

Namun, mengapa ada hal yang dirahasiakan darinya?

*****

Bersambung ke Part 4 - Buah Manis Keadilan

Catatan Penulis :

Ibunda Ario Damar ber-etnis Tiongkok, seorang muslimah pula yang pernah berguru agama di Kerajaan Campa.

Sehingga wajah Ario Damar ini blasteran China - Nusantara. Kira-kira artis yang mana ya yang mewakili citra Ario Damar? 😉

Juga, Prabu Brawijaya V. Penguasa Nusantara, yang Gagah Berani. Kiranya, Seperti apa ya sosoknya. Ada yang bisa beri contoh? 😘

Kisah - kisah selanjutnya sangatlah seru dan di luar dugaan..

Beri dukungan dengan like dan share ya..

Komentarnya juga ditunggu 😊, supaya lebih baik lagi

PRINCESS CAMPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang