Surat Sang Prabu yang menitahkan bahwa ia harus menikahi Putri Campa, membuat hati Pangeran Ario Damar membuncah bahagia. Ia yang diam-diam berdoa kepada Sang Maha Pemilik Cinta, supaya hatinya terjaga untuk tidak mencintai yang bukan haknya, justru akan segera mendapatkan wanita yang ia cintai tersebut sebagai istrinya. Segera ia letakkan keningnya di atas bumi, memanjatkan sujud syukur yang tulus. Ia tak melihat Putri Campa secara fisik saja, namun akhlaknya, kecerdasan, serta kebaikan hati Sang Putri telah menawan hati Pangeran.Lembaran kertas kosong menganga di hadapannya. Ia hendak menulis Surat untuk Sang Putri. Namun apa daya, ia sama sekali tak tahu apa yang harus dituliskan kepada Sang Putri. Saat itu, terdengar derap langkah kaki meminta izin masuk ke kediamannya.
“Salam, mohon Adipati diterima, ini surat dari Putri Campa.” Seorang pengantar surat menyodorkan sesuatu kepadanya, lalu pamit undur diri.Hati Pangeran berdebar kencang. Dibukanya surat tersebut dengan hati-hati, dan nampaklah tulisan tangan wanita dengan gaya tulisan indah, yang berisi,
“Assalamu’alaikum wr wb,
Pangeran, mungkin engkau telah menerima kabar mengenai Surat Pernikahan kita.
Saat engkau membaca suratku ini, Aku sedang dalam perjalanan dari Trowulan ke Palembang.
Raja menitahkan kita untuk menikah, namun engkau pasti mengetahui, bahwa rukun nikah bukanlah seperti itu. Sehingga pernikahan kita tidak-lah sah dari segi agama. Lagipula, saat ini aku sedang mengandung, dengan usia kehamilan 3 bulan. Yang mana engkau ketahui, perempuan baru diperbolehkan menikah kembali ketika masa Iddah-nya telah habis. Dan masa Iddahku sebagaimana firman Allah yaitu,
“Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya.” (QS At-Talaq:4)
Sehingga kita baru dapat menikah kurang lebih sekitar 8 bulan lagi, karena aku ingin menikah dalam kondisi sudah suci dari nifas. Itupun jika engkau berkehendak atas terjadinya pernikahan kita kelak.
Namun, jika engkau tidak berkehendak, tolong segera kabarkan kepadaku, supaya aku dapat melanjutkan pengembaraanku di Pulau Jawa, memperdalam agama islam kepada para Ulama yang kini sudah banyak tersebar di Pulau Jawa.
Wassalamualaikum wr wb”Pangeran tersenyum-senyum membaca suratnya. Ia pun segera menuliskan surat balasan bagi Sang Putri, kemudian Pangeran berderap menuju kandang kudanya. Ia melajukan kuda coklatnya ke arah bukit dan berhenti di sana.
Pangeran melayangkan pandangan ke arah pulau jawa. Batinnya terbang melintasi selat sunda hingga ke timur Pulau Jawa, membayangkan iringan Kereta Kencana Kerajaan yang membawa Sang Putri kepadanya. Doa-doa keselamatan ia lantunkan, menyerahkan takdirnya kepada Sang Pencipta.
***
Bersambung ke Part 13 – Dari Trowulan ke Palembang
***Yang tau lagu ini, nyanyi bareng yuk :
“Reaching for the love that seems so far..
So I say a little pray, and hope my dreams to take me there.
Where the skies are blue, to see you once again, My Love.
Overseas from coast to coast, to find the place I love the most.
When the fields are green, to see you once again, My Love….”
-Westlife, My Lofe-Sing sabar ya mas Ario :D
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS CAMPA
Historical FictionKisah yang diangkat dari abad ke-15 dengan setting Kerajaan Majapahit ini menceritakan tentang kisah kehidupan Istri Raja, yang dari rahimnya lahir para pemimpin nusantara. Jika gelar Sultan Muhammad Al Fatih disematkan kepada pembuka Konstantinopel...