3

1.6K 198 7
                                    

Sinar Mentari yang meruak dari sela-sela ventilasi membuat tidur seorang kim sohyun terganggu. Mata yang masih sulit di buka lebar harus terbuka karna sapaan sang Mentari yang tajam.

Sohyun memperhatikan sekelilingnya. Bukankah semalam ia tidur di sofa rumah sakit? Tapi di pagi hari ia terbangun di sebuah kamar yang mewah. Sohyun masih bingung dengan semua ini.

"Sohyun-ssi, ireonna. Ini sudah pagi, aku akan berangkat ke kantor jadi kau pergi ke rumah sakit dengan taxi saja, aku tidak bisa mengantarmu"ujar jungkook dari balik pintu. Mendengar ucapan jungkook membuat sohyun beranjak dari tempat tidur dengan terburu-buru dan membuka pintu kamar dengan cepat.

"Jungkook-ssi, bisakah aku ikut denganmu, aku tidak tahu daerah seoul"ucap sohyun dengan memelas.

"Aku akan terlambat jika mengantarmu ke rumah sakit"balas jungkook datar.

"Tidak bisakah kau menungguku sebentar saja, hanya lima menit, please?"mohon sohyun. Seberapa sedih tampang yang ditunjukkan sohyun tidak membuat pendirian jungkook luntur.

"Ku bilang tidak ya tidak, dasar gadis cerewet"umpat jungkook lalu pergi meninggalkan sohyun.

Sohyun langsung membanting pintu kamar dengan keras. Ia kesal perlakuan jungkook padanya apalagi ini masih pagi dan mood sohyun sangat terganggu saat ini.

"Dasar kutub es tidak berperasaan, jika saja aku tidak menumpang disini, sudah ku pastikan bibimu yang pedas itu akan aku tutup dengan bara api"cerca sohyun dan berlalu ke kamar mandi.

Nyanyian kecil menemani sohyun yang sedang mandi. Berendam adalah pilihan terbaik untuk memperbaiki mood yanh sudah hancur. Aroma terapi yang menyeruak menambahkan ketentraman di hati sohyun. kekesalannya pada jungkook hilang sejenak.

Selesai mandi dan berpakaian rapi, sohyun pergi ke rumah sakit untuk menemui yuju. Butuh waktu yang cukup lama bagi sohyun untuk sampai di rumah sakit. Maklum saja ini untuk pertama kalinya sohyun pergi ke korea. Bagi sohyun semua tempat yang ia lewati terlihat sama saja.

Setibanya di depan ruangan yuju Sohyun mendengar suara laki-laki dan perempuan yang sedang bercanda. Terdengar dengan jelas bahwa suara perempuan itu adalah suara milik yuju. Tapi siapa laki-laki yang mengunjungi yuju pagi-pagi begini.

Kedatangan sohyun membuat kedua insan tersebut menghentikan perbincangan mereka. Demi dewa neptunus, bukankah pria itu adalah jeon sialan jungkook. Bukankah tadi jungkook bilang akan terlambat jika mengantar sohyun ke rumah sakit? Tapi apa ini, dia di hadapan sohyun dengan memasang tampak yang seolah-olah tidak bersalah.

Ingin rasanya sohyun mengumpat didepan wajah jungkook. Ekspresi yang datar membuat darah sohyun naik ke ubun-ubun. Jika tidak mengingat yuju, sohyun sudah mensleding kepala jungkook yang tidak memiliki otak itu.

"Sohyun-ah, kemarilah yang berdiam diri di sana"ujar yuju yang memecah lamunan sohyun.

"Ne,eonnie"angguk sohyun. Sohyun berjalan kearah yuju sambil memberikan tatapan yang mematikan pada jungkook.

"Sohyun-ah, apa kau sudah sarapan? Jungkook oppa akan membelikan sarapan untukmu"ujar yuju lagi dan kembali memecahkan halusinasi sohyun.

"Tidak perlu eonnie,aku bisa membeli sarapanku sendiri kalau jungkook oppa yang pergi nanti dia akan terlambat kekantor. Bukankah begitu jungkook oppa"ucap sohyun dengan penuh tekanan pada setiap kata yang ia ucapkan.

"Hhhmmm"dehem jungkook yang sontak membuat sohyun merasa menang.

"Eonnie, aku akan keluar sebentar"kata sohyun ramah.

"Pergilah dan jika perlu jangan kembali lagi"acuh jungkook yang dihadiahi sebuah pukulan oleh yuju.

"Ooouuuhh"teriak jungkook.

"Rasakan itu, kau tidak boleh berbicara begitu pada sohyun. Ucapan pedasmu itu akan membuat hati sohyun terluka"omel yuju.

"Aku sudah sakit hati sejak pertama kali bertemu dengan suamimu eonnie"batin sohyun dan pergi meninggalkan ruangan yuju.

Agar suasana dihatinya membaik, sohyun memutuskan untuk berkeliling di sekitar taman yang ada di rumah sakit. Melihat berbagai macam bunga yang sedang mekar membuat hati sohyun ikut berbunga. Namun semua itu terhenti dengan bunyi telpon yang ada di genggaman sohyun.

"Hola"

"........."

"Kenapa eonnie menelponku? Apa eonnie sudah mengirim mata-mata untuk mengawasiku?"

".........."

"Aku tidak ingin pulang eonnie. Aku ingin menenangkan pikiran dan hatiku disini"

"..........."

"Aku butuh waktu eonnie,mengertilah"

Sohyun menangis dengan cukup keras setelah menerima telpon dari sang kakak. Kakak yang ingin menghancurkan hidupnya. Kakak yang membuat ia kabur dan terlantar di korea. Bukankah hidup sohyun sangat menyedihkan?

Di ujung sana terlihat seorang namja yang sedang memperhatikan sohyun dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Ia hanya diam tanpa ada niat untuk menghibur sohyun yang sedang menangis.

"Mengapa hidupku sangat buruk Tuhan?"teriak sohyun sambil menatap langit."Mengapa kau mempermainkan takdirku"tambah sohyun dengan bercucuran air mata.

Setiap orang yang lewat hanya menatap sohyun dengan iba tanpa ada niat untuk menghiburnya. Begitu juga dengan namja yang ada di ujung sana,ia tidak bergerak sedikitpun kearah sohyun.

"Ternyata dia tidak sekuat yang aku bayangkan"batin namja itu.

Tangis sohyun tidak kunjung berhenti. Apa sohyun tidak lelah? Memang menangis tidak akan menyelesaikan masalah tapi menangis bisa melepaskan semua beban yang ada di pundak sohyun.

Pikiran sohyun masih kalut,ia belum bisa berpikir dengan jernih. Ia masih beranggapan jika sang kakak ingin menghancurkan masa mudanya yang seharusnya diisi dengan kebahagian bukan kesengsaraan.

Menikah adalah kata keramat yang sangat dibenci oleh sohyun. Ia tidak ingin menikah namun sang kakak memaksanya untuk menikah dengan anak salah kolega sang kakak. Pernyataan itu sudah cukup membuat sohyun menderita.

Ketika sohyun merasa senang berada di korea tiba-tiba sang kakak menelpon dan menyuruhnya untuk pulang. Pulang ke sana dan menikah,tentu tidak. Itu sama saja sohyun menggali kuburan untuk dirinya sendiri.

Sohyun berjalan ke arah jalan raya tanpa memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang disana. Tatapan kosong itu membuat sohyun terlihat tidak memiliki semangat untuk hidup.

Ketika sohyun ingin menyeberang,telihat dari kejauhan ada mobil yang melintas ke arah sohyun.

"Awas nona"


"Seseorang selamatkan yeoja itu"


Bbrraakk


Bbrruukk


Tin tin tin tin

"Jika kau ingin mati jangan dihadapanku, dasar gadis bodoh"teriak seseorang.








Tbc












Secret Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang