Lagi-lagi perempuan ini merintih nyeri mengingat Tuan tampan yang tak paham tentang peduli. Aku bersungguh,berhenti menuliskanmu adalah sebuah pekerjaan hati yang membuatku kian melemah, dan patah. Betapa hatiku telah terpuruk ke dalam jurang pengharapan.
Ajari aku Tuan, Ajari bagaimana caramu mengabaikanku. Ajari aku bagaimana cara bertahan dalam pengabaian.
Terkadang, aku menyerah namun tak kalah sebab rasa yang sangat besar terhadapmu yang selalu kau abaikan. Meski kau terus berjalan tanpa menoleh, aku tetap berjalan di belakangmu.
Kau, telah berhasil menundukkanku. Dengan caramu yang angkuh, kau membekukanku, menjadi kaku dan mudah layu. Sekarang aku membatu. Aku menghargaimu sebagai Raja yang bertahta dihatiku, tapi sama sekali kau tak menganggap aku sebagai ratu mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Dalam Kata
SachbücherDan inilah rasa yang tak kunjung bersuara, rasa yang tak kunjung reda, yang ada hanya kian bertambah, tanpa tau cara berkurang. Disini aku mengutarakan sebuah rasa dengan kata, meskipun aku tau kau tak akan mengerti, setidaknya aku telah berusaha. D...