Aku paham, aku tak akan pernah jadi bagian terpenting bagimu. Aku tak lebih dari sekadar temanmu. Jangan tunjukkan sikap seolah-olah aku lebih dari teman. Sudah cukup rasa ini kau buat tak karuan, jangan tanyakan hal-hal yang seolah kita adalah sepasang kekasih. Ada baiknya jika kita tetap pada porsinya, saling menghubungi sesekali saja, layaknya teman biasa. Ini demi hati, agar tak ada rasa yang muncul berlebihan.
Terkadang, seseorang hanya mampu berusaha mengerti segala gundah yang kau rasa hanya karena sebuah rasa nyaman, demi utuhnya sebuah jalinan. Sesekali kau bertanya perihal kekasih, membahas pasal rasa, dan aku terlihat bodoh demi membungkam sebuah rasa. Sebab aku tak ingin kau terperangkap dalam untaian masalalu, bagaimana pun kau harus hidup entah dalam jalinan apapun itu nantinya.
Sungguh, aku mengerti dan paham betul apa yang kau rasa. Aku tau bagaimana rapuhnya berjuang sendirian. Aku bukan tak ingin membalas rasamu, hanya saja, bagiku hubungan paling baik sebelum masa ketetapan-Nya adalah persahabatan. Begitu aku memaknai cinta terakhir sebelum sah.
Kumohon, jangan lagi menatap dengan penuh perasaan, jangan lagi mengharapkan sebuah balasan. Aku sudah lebih dahulu membalas rasamu, hanya saja aku sedang menjaga cinta. Aku mudah jatuh dengan senyumanmu, tingkah lakumu, jadi bertingkahlah seperti biasa agar aku tak selalu dibuat mendamba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Dalam Kata
Non-FictionDan inilah rasa yang tak kunjung bersuara, rasa yang tak kunjung reda, yang ada hanya kian bertambah, tanpa tau cara berkurang. Disini aku mengutarakan sebuah rasa dengan kata, meskipun aku tau kau tak akan mengerti, setidaknya aku telah berusaha. D...