Menoleh Saja Sudah Membuatku Bahagia

85 3 0
                                    

"1 2 3"
"Ah nggak mungkin"
"Pasti dia noleh"
"Nggak bakalan"
"Buktiin aja"
"Ok 1, 2, 3 nggak"
"Tuh tuh noleh"

Apalagi yang bisa aku lakukan selain memastikanmu dalam diam.

Entah kebetulan atau bukan, bagiku kebetulan adalah takdir yang maha cinta juga. Aku memerhatikan kamu berjalan, dari jauh sampai yang dekat. Bangkit dari tempat duduk, berjalan melewatiku dengan angkuh, tanpa menoleh dengan sedikit senyum barang sebentar.

Kau melewati ku bak paduka Raja yang berjalan di antara barisan penjaga istana. Ya, akulah seorang penjaga yang tak terlihat itu. Menengadah sebentar melihat Tuannya, lalu kembali menunduk karena sadar diri siapa aku dan kamu siapa.

Aku meringis miris, memikirkan betapa aku mendamba pada yang enggan menyapa. Melihatku saja tidak, padahal kedua pasang mataku sangat payah dialihkan dari sosok kamu.

Aku masih melihatmu sampai yang terlihat hanya punggungmu, memerhatikan dengan penuh harapan. Namun, sepertinya kau masih enggan membalik sekadar memandang.

Aku masih dan masih akan terus mengawasimu dalam pandanganku. Sampai benar-benar kau hilang dari ruang Netra.

Allah maha baik, Allah maha romantis. Entah apa tujuannya, mungkin sengaja menciptakan tawa ringan dalam ketidaktersengajaanmu.

Bersama kawan-kawanmu kau sejenak menghentikan langkah. Dan kabar gembiranya kau menoleh. Ya, kau menoleh kearah aku yang sedari tadi memerhatikanmu.

Entah melihat aku atau yang lain, yang jelas tatapanmu tertuju padaku bukan? Aku sempat menangkap bola matamu itu. Kau buru-buru sekali mengalihkan pandang mungkin sadar aku tengah memerhatikanmu. Kau melarikan diri, sementar aku memamerkan barisan gigi gingsulku, tanda bahagia.

Sekali lagi, kuharap ya, sekali lagi tolong. Lagi-lagi Allah mengabulkan, tak butuh waktu lama kau mencuri pandang lagi kesini, lucu, aku masih dengan gelak tawaku. Mungkin saja, kau melihat itu.

Rasanya bahagia sekali, hanya dengan kau sesekali menoleh, tolong lakukan seperti itu tiap-tiap pertemuan kita yang tanpa saling menjumpai itu. Dengan kau menoleh sebentar saja, aku sudah cukup bahagia.

Aku butuh berlama-lama menetap di bola matamu, sebab aku mencintaimu.

Rasa Dalam KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang