Eleventh

2.6K 422 14
                                    

Panas terik siang hari menyinari Rose yang tengah berjalan keluar dari gedung kuliahnya. Sambil menuruni tangga, Rose mengetik pesan untuk dikirim ke June. Karena hari ini hanya ada satu kelas saja, ia pun berniat untuk mengajak June berjalan-jalan karena tidak ada kegiatan lagi setelahnya.

Kau dimana? Aku baru saja keluar kelas. Bisa jemput aku?

Kirim.

From : June

Sorry Rose, aku baru saja masuk kelas. Aku tidak tahu kalau jadwal kita ternyata bergilir begini😥

Rose menghela napas membaca pesan balasan June. Kalau kekasihnya itu tidak bisa menemaninya, mungkin ia harus diam di rumah Justin seharian hari ini. Pasti akan sangat membosankan.

Ia pun mencoba memikirkan siapa lagi yang kira-kira bisa menemaninya, dan akhirnya ia terpikir Jennie.

"Halo, Rose?"

"Jennie, hari ini kau kosong kan? Temani aku yuk, aku akan kesepian hari ini."

"Ah, maafkan aku, tapi aku baru saja diminta James untuk mencoba pakaian temannya yang seorang desainer."

"Aku boleh ikut? Aku tidak tahu harus melakukan apa seharian ini."

"Hey, enak saja. Kau tidak tahu apa kalau aku ingin berdua saja dengan James?"

Rose tahu sahabatnya ini memang sudah lama menyukai sepupu tirinya, tapi apa daya, Jennie tidak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya. Apalagi James adalah orang yang suka bercanda, jadi terkadang Jennie bingung, kapan James memperlakukannya dengan serius dan kapan juga ia bercanda.

"Kau pasti sangat mencintai Jimin, ya? Apa bagusnya, sih dia?"

"Rose, kau tidak akan mengerti karena bukan kau yang merasakan. Sekarang kalau aku tanya, apa bagusnya June, apa yang akan kau jawab?"

"Hey, tentu saja June jauh lebih baik dari Jimin, dia pintar, baik, perhatian dan sayang padaku."

"Tsk, kau bicara begitu karena kau adalah kekasihnya, kau kan tidak tahu bagaimana tanggapan orang lain tentang June?"

Rose terdiam, ia tidak mengerti arah pembicaraan Jennie.

"Maksudmu, Jen?"

"Ah, bukan apa-apa. Oh iya, kudengar kau mencari pekerjaan desainer interior? Sudah dapat?"

"Kemarin aku sudah diterima sebagai freelancer. Tapi idak apa-apa, sambil menjalani kuliah S2, aku akan bekerja keras untuk menjadi desainer tetap."

"Wah, aku turut senang mendengarnya. Ya, setidaknya pekerjaanmu sudah kau pegang. Ah, James sudah datang, aku tutup, ya."

"Apa? Oh, Jen–"

Jennie sudah menutup duluan panggilannya sebelum Rose selesai bicara.

"Dia benar-benar cinta mati pada Jimin," gumam Rose sambil menggelengkan kepalanya.

-

Rose sedang berbaring di tempat tidurnya sambil menatap kosong langit-langit kamar ketika ponselnya berdering. Ia lalu segera beranjak dan mengangkatnya dengan semangat, setidaknya ada aktivitas yang bisa ia lakukan walau hanya menerima panggilan telepon.

"Halo, Justin?"

"Halo, Rose, kau di rumah?"

"Hm, ada apa?"

"Ah, aku benar-benar minta maaf, tapi apa aku boleh minta tolong?"

"Minta tolong apa?"

"Malam ini, apa kau ada acara?"

Prejudice ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang