Fourteenth

2.4K 406 17
                                    

Mobil SUV milik Justin itu terparkir di depan gedung fakultas Craft and Design. Si pemilik mobil pun keluar lalu bersandar di pintu mobil sambil melihat ke jam tangannya lalu tersenyum. Mulai hari ini, Justin memang akan menjemput Rose pulang setiap ia ada jadwal kuliah. Mengingat kondisi Rose yang belum sepenuhnya pulih dan juga karena kekhawatirannya pada Rose.

"Rose!"

Justin menoleh mendengar seseorang memanggil nama Rose. Ternyata Rose sudah keluar dan ada dua orang gadis yang mendekatinya. Sepertinya teman Rose.

"Wah, aku tidak menyangka kau kuliah di sini!" seru salah seorang teman Rose.

"Yuju? Eunha? Waah!" Rose langsung berlari dengan senangnya menghampiri kedua temannya itu.

Ketiganya langsung berpelukan setelah lebih dari dua tahun tidak bertemu. Mereka adalah teman kuliah Rose di Selandia Baru, Yuju dan Eunha pernah mengikuti pertukaran pelajar dan akhirnya bisa mengenal Rose.

"Oh, apa kau mengambil S2 di sini?" Tanya Eunha setelah pelukan mereka bertiga sudah lepas.

"Aku mendapat beasiswa S2 di sini, kalian juga?"

"Wah, senangnya beasiswa, kalau kami sih bukan beasiswa," ujar Yuju diiringi tertawa ringan.

"Oh iya, mumpung kita bertemu, Yuju, kau lebih baik undang Rose juga!" uap Eunha.

"Undang? Kemana?" Tanya Rose.

"Ah, begini Rose, lusa aku akan bertunangan dengan kekasihku. Aku mengundang semua teman-teman sekolah dan kuliahku. Karena kau juga temanku, apa kau berniat datang?" Tanya Yuju.

"Kalau aku diundang, kenapa tidak?" Rose tersenyum.

Yuju dan Eunha membalas senyuman Rose, tetapi wajah keduanya terlihat heran melihat senyuman Rose.

"Tunggu dulu, sepertinya kau terlihat lebih ceria ya sekarang, berbeda dengan saat kuliah dulu? Atau hanya perasaanku saja?" Tanya Yuju.

Rose pun berpikir sepertinya ucapan Yuju dan Eunha itu ada benarnya juga. Dulu saat kuliah, Rose memang cukup sering mengobrol dengan beberapa temannya, termasuk Jennie, Yuju dan Eunha, tapi tidak terlalu banyak tersenyum seperti sekarang. Karena itulah Yuju dan Eunha cukup heran melihat Rose yang dengan mudahnya tersenyum.

"Begitu kah? Ah, aku tidak merasakannya, haha," Rose terkekeh pelan menanggapi penilaian temannya itu.

"Kalau begitu, datang, ya," ujar Yuju yang kemudian mengeluarkan undangan dari dalam tasnya lalu menyerahkannya pada Rose. "Alamatnya ada di sini, kutunggu."

Rose menerima undangan itu lalu mengangguk. "Aku pasti datang!"

Setelah itu, ketiganya pun berpisah. Rose lalu berjalan menghampiri Justin yang ternyata sudah menunggunya sambil bersandar di mobil. Lelaki itu tersenyum menyambut kedatangan Rose.

"Kau sudah menunggu lama?"

Justin menggeleng. "Belum kok," jawabnya masih tersenyum.

Iya juga, aku jadis sering tersenyum sekarang, apa karena aku sering melihat senyuman Justin? Terkadang senyumannya membuatku ingin tersenyum juga, pikir Rose tanpa sadar.

Justin kemudian membukakan pintu mobilnya untuk Rose. Setelah Rose masuk, ia baru masuk ke dalam mobil lalu menjalankannya.

"Tadi siapa?" Tanya Justin.

"Ah, tadi itu teman-teman kuliahku," jawab Rose. Ia lalu mengeluarkan undangan yang tadi diberikan oleh Yuju. "Temanku ini akan bertunangan dengan kekasihnya lusa, dan aku diundang."

Prejudice ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang