Sandia-23

2.6K 114 4
                                    

Malam ini Promnight dimulai tepat di depan Menara Eiffel.semua sudah di dekor serapih dan seindah tentunya megah.

Bis yang menampung murid murid Epril high school sudah sampai.

Semua murid menganga tak percaya untuk acara promnightnya. Menurut mereka ini terlalu berlebihan untuk acara promnight.

Tapi tak apalah. kan ini hari perpisahan mereka.

Ridwan dan zalfa sudah berdiri diatas panggung dengan indannya. Ridwan yang dibaluti oleh tuxedo abu abu dan zalfa yang dibaluti oleh gaun berwarna pink muda beserta hijab yang selalu bertengger di kepalanya yang serasi dengan Ridwan.

"Selamat malam semuaa"Sapa Ridwa dan zalfa mengawali perkataan mereka.

"Malam"

"Gimana liburannya?Fun?"Ucap Zalfa dan dijawab oleh semua.

"Pertama tama,Kita harus mensyukuri atas Nikmat Tuhan Yang Maha Esa karna kita sudah bisa menghadiri acara perpisahan dari kakak kelas kita tahun ajaran 2017/2018.

Kedua kami ucapkan terima kasih kepada partisipasian semuanya.Dan tak ingin berbasa basi lagi. kami akan menyembahkan salah satu rahasia dari teman kita sebagai pembuka."Ucap Ridwan yang membuat semua bingung. Siapa?Dan kenapa?Biasanya sebuah acara disambut dengan kata sambutan tapi ini?

Tampak Sandi yang menaiki panggung dengan tuxedonya masih dalam tampilan nerdnya.

"Halo teman teman"Sapa Sandi. Semua diam

"Mungkin kalian bingung kenapa gue bisa berdiri disini.Bener kata Ridwa sama Zalfa. Gue disini mau buka rahasia gue. Yaitu ..." Ucap Sandi yang menggantung. Sandi membuka semua penyamarannya. Kacamata,Softlens,bedak gelap. Dan kini tampaklah seseorang yang ganteng. Sandi aprinanda Staley. bukan Andi Aprianna.

"Taraa... inilah gue yang sebenarnya. gue emang sengaja lakuin penyamaran gue. entahlah tapi menurut gue ini seru"Ucap Sandi.

"Dengan tampilan sekarang. gue mau nembak cewek. dan dia berada disana"Tunjuk Sandi ke arah Sania dan Irma. membuat Irma yang sedari tadi melongo menjadi senang. Ia yakin pasti Sandi akan menembaknya.

Kauu.. diam diam aku jatuh cinta.
kepadamu.
Ku.. bosan sudah ku menyimpan rasa.
kepadamu. tapi tak mampu ku berkata di depanmu.

aku tak mudah mencintai. tak mudah bilang cinta tapi mengapa kini denganmu. aku jatuh cinta.

Tuhan tolong.. dengarkanku beri aku dia.
tapi jika belum jodoh. aku bisa apa?

Would you be mine, ...? Nyanyi sandi dan ucap sandi yang menggantung lagi. membuat irma bertambah berharap. setidaknya ia mempunyai kenangan indah sebelum dia akan pergi.Jujur,dia saat ini sangat merasakan pusing. dia juga mual.

"Sania"Ucap Sandi. Membuat Irma terkejut dan dirinya tak bisa menahan lagi. kepala pusing dan pandangannya mengabur lalu gelap.

Sania terkejut. Apa maksudnya ini?Ia lebih terkejut lagi dengan Irma yang sudah pingsan. Anak osis laki laki. segera membawanya pergi ke rumah sakit.

Ia ingin menyusul Irma. Hancur sudah acara ini.

Saat ia ingin memasuki mobilnya. Sebuah tangan mencekalnya.

"Gimana San?lo nerima gue?"Ucap Sandi dengan senyumnya.

"Gila lo yah. Pergi lo sana"Ucap Sania.

"Gue gila karna cinta lo Sania"

"Brengsek. pergi jauh jauh lo dari gue"Ucap Sania membuat sandi membeku di tempat. Sania tak ingin ambil pusing.Ia segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh.

"Lo bakal tau sebrengseknya gue.Sania. Tunggu aja"Ucap Sandi.

*****

Sania menunggu Dokter yang sedang memeriksa Irma. Tak lama dokter keluar dari ruangan Irma.

"Gimana keadaanya?"Tanya Sania.

"Leukimianya sudah menjalar ke otak. Ini sangat sulit untuk di sembuhkan bahkan persentase umurnya hanyalah 5%.Hanyalah mukjizat dan doa yang hanya bisa menyembuhkannya"Ucap Dokter itu. Membuat Sania terkejut.

"Apa saya bisa jenguk?"

"Bisa tapi saya harap Anda memakai pakaian khusus. Mungkin sebentar lagi dia akan sadar. "Jelas Dokter.

Sania mengangguk. Ia masuk dan tak lupa mengambil jubah berwarna hijau untuk perlindungannya.

Ia melihat Irma yang ditempeli berbagai macam selang. Ia ngeri melihatnya. Jujur Sania sangat takut denga  jarum suntik.

Ia duduk. Sambil membaca novelnya. walaupun matanya membaca pikirannya tak ada pada buku itu. pikirannya ke arah Irma yang berbaring tak berdaya.

Tak lama ia membaca.Ia melihat jari tangan irma yang bergerak.

Ia segera mendekat
"Irma"Ucap Sania.

"Pusing"Jawab Irma. Sania lalu memanggil dokter.Dokter beserta suster masuk segera meriksa Irma.

Dokter memberikan obat untuk Irma dan pergi.

"Irma"

"Sania... Gimana lo nerima Sandi?"Ucap Irma yang melihat sania dengan senyum. Serta mencoba untuk duduk dengan bantuan Sania.

"Enggak"Ucap Sania tegas.

"Loh kenapa?Dia ganteng,Tajir lagi. Gue iri sama lo. Hidup lo enak banget. punya orang tua yang sayang sama lo. punya cowok yang suka sama lo. Gak kayak gue. Semua gak ada yang mau gue hidup.Penyakitan,nyusahin. Berbanding balik sama lo"Ucap Irma sambil menetes kan air mata.

"Gak ma.. Semua orang sayang sama lo. "Ucap Sania yang sudah menangis.

"Udahlah San. Gak usah nangis. Gak bakal ngerubah keadaan"Ucap Irma.

"San. Gue mau tidur. Lo jaga diri baik baik. lo cari kebahagiaan sendiri lo. walaupun gue yakin lo bakal bahagia sama Sandi. Apalagi setelah penghalang kayak gue pergi"Ucap Irma.

"Gak ma... Gue gak bakal bahagia sama dia"

"Serah lo. Tapi sekarang gue mau tidur gue capek. Boleh gak?"Ucap Irma Sania yang tahu akan kemana arah jalan Irma.

Berteriak "Tidakkk"Bertepatan dengan itu mesin yang mengatur detak jantung Irma menunjukkan garis lurus dan berbunyi.

Entah ada firasat apa. Dokter segera datang tanpa Sania panggil.

Dan sekarang setengah hidup Sania telah hilang. Hilang untuk selamanya. Tak pernah kembali walau untuk sedetik pun.

mungkin setelag kejadian ini. Ia tak tahu apakah dirinya masih bisa hidup tanpa setengah nyawanya? Entahlah mungkin tidak tapi ia akan berusaha untuk menjadi terbaik.

Sania melangkah keluar mengikuti brankar yang membawa Irma dengan gontai.

Sania akan mengikuti alur yang ada di hidupnya. Ia pun tak tahu apa yang akan terjadi nanti. Dan tak tahu bahwa ada sesuatu kejutan yang mungkin akan membawanya menjadi Gila.

Couple fake nerd(Complete)#wattys2018 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang