Sandia-25

3.3K 113 13
                                    

Sania menunggu di halte bus.Setelah acara curhat mama Irma. Ia ingin pulang. Hari juga sudah malam.

Sekarang ia tinggal menunggu taksi.

"Hmphhh"Jerit Sania. Dirinya tak tahu apa apa. yang ia tahu ada tangan besar yang menutup mulutnya. dan Semua gelap.

*****

Sania tersadar dari pingsannya. Dan ia menyadari bahwa dirinya berada di ruang gelap seperti gudang. Keadaannya pun mengenaskan. Tangan terikat,Kaki terikat seluruh tubuhnya pun terikat.

Cklek Drittt

Bunyi pintu yang terbuka dan menggesek ke lantai.

Menimbulkan Dua orang yang berpakaian serba hitam.

"Sudah bangun lo"Ucap Lelaki satu.

Sania hanya diam.
"Jawab lo. Jangan diam aja. Diculik jadi bisu lo"Ucap lelaki kedua.

Sania terdiam. Ia mencermati suara kedua lelaki di depannya ini.

Ia terasa familiar dengan suara ini dan akhirnya ia tahu siapa.

"Sandi,Kak bio?"Ucap Sania.

Kedua lelaki itu tertawa.
"Hahaha... Cepat banget lo tau siapa kami"Sambil membuka topengnya. Dan benar itu Sandi dan di sampingnya Kak Bio.

"Kalian kenapa?Lepasin Gue"Ronta Sania.

"Lepasin?Enak banget bilangnya. Gue udah susah payah nangkep. Lo bilang lepasin!"ucap Sandi dengan tekanan.

"Kalian kenapa?Kenapa gue diiket?Gue di culik?Apa salah gue?"Ucap Sania.

"Masih aja lo bilang kenapa?"Bentak Kak Bio

Sania merasa takut dengan kedua orang di depannya ini.Ia rasa dirinya tak kenal kedua orang ini. Sandi yang humoris,Kak Bio yang pengertian. Sangat berbalik pada saat sekarang.

Apa itu hanya topeng belaka?

"Gue gak tahu apa apa. Kak"Ucap Sania bergetar.

"Oke gue kasih tau lo. Salah lo ke gue itu lo malu maluin gue didepan banyak orang. Lo tau?Seketika gue sakit banget."Ucap Sandi.

"Malu maluin?Maksud lo?".Oke.. Mungkin otak Sania belum nyambung.

"Lo nolak Gue. Didepan semua angkatan. Dan rata rata itu ada anak buah gue. Gue serasa hancur. Ditambah lagi lo ngatain gue brengsek,Jalang"Ucap Sandi. Sekarang Sania benar benar nangis.Ia sungguh tak tahu kalau ucapannya akan membuat seseorang menjadi gila seperti ini.

"Sekarang...Lo udah denger kan apa salah lo dengan Sandi. Sekarang dengan gue. Salah lo itu lo PEMBUNUH. Lo udah bunuh adek gue. Adek gue yang paling gue sayang. Satu satunya keluarga yang gue punya dan lo memmbunuhnya"Ucap Kak Bio.

"Gue gak membunuh. Bukan gue yang bunuh"Ucap Sania. Tiba bayangan Irma yang pingsan lalu dinawa ke rumah sakit. dan dokter bilang Irma sudah tiada. Itu berputar di kepala Sania.

"Gila lo"Ucap Sandi. melihat Sania yang terus terusan teriak 'Gue bukan pembunuh'

"Bodinya bagus juga. Cocok nih. "Ucap Sandi berbicara ke Kak Bio.

"Lo mau apain?Jangan bilang lo mau make nih cewek kan bilangnya cuman buat dia tersiksa aja"Ucap Kak Bio.

Perjanjiannya hanya membuat Sania sengsara.

"Lumayan kali.Masih peraw*n pasti. Gue juga gak susah keluar duit buat bayar jalang"Ucap Sandi.

"Ihh ogah. Lo aja sana. Gue pergi."Ucap Kak Bio dan pergi meninggalkan Sandi bersama Sania yang terus meracau 'Gue bukan pembunuh'

"Iya..Lo bukan pembunuh.Lo cuman jalang"Ucap Sandi.

Sandi ingin membuka tali pinggangnya. Membuka resleting celananya dan melorotkannya.

Sandi telah bersiap.

Dorr

Ketika Sandi bersiap. Suara itu berada di luar.

Polisi datang.

"Sial...Gak jadi acara gue"Ucap Sandi.

Tiga polisi datang menghampiri Sandi. Dan Sandi berhasil mengalahkannya.

Selesai sudah. Namun ia heran ada segerombolan perempuan yang berada di depan sana.

"Serangg"Komando salah satu orang yang berada di gerombolan itu. Dan itu adalah Rinziu.

Sandi tak bisa melawannya lagi.Ia kalah telak. Dan dibawa ke penjara.

Sebagian lagi melihat keadaan Sania. Mungkin Sania tak menyadari. Sania hanya terus terusan meracau 'Gue bukan pembunuh,Gue jalang'

Semua yang melihat keadaan itu berpikiran sama 'Sania telah Gila'

Tak hanya ingin mengambil pemikiran. Mereka langsung memnawa Sania ke rumah sakit.

*****

"Maaf.. Mungkin saya tak pantas berucap ini namun,Sania telah sakit jiwa.Sania harus dirawat di rumah sakit jiwa sampai sembuh."Ucap Dokter itu.

Lauren yang berada di pelukan Rafa terus menerus menangis. Ia tak menyangka anak semata wayangnya sakit jiwa.

Sungguh,Ia tak kan memaafkan pelaku yang telah melakukan hal ini kepada Sania.

Prangg

Bunyi itu berasal dari bilik Sania.

Lauren dan Rafa segera menghampiri.

"Saniaa"Ucap Lauren langsung memeluk Sania yang masih saja meracau 'Gue bukan pembunuh gue jalang'

Sania terus meronta di pelukan Lauren. Dokter menyuntikkan Cairan penenang. Dan Sania terlelap.

Semua akan berakhir pada takdirnya.Happy ending hanyalah suatu hal yang sementara karna pada akhirnya semua akan mengalami Sad  Ending.

Sebuah pertemuan dan ucapan akan membuahkan hasil. Entah itu kebahagiaan ataupun kesedihan.

Saya Almirah Callysta A.
Sebagai penulis cerita couple fake nerd.
Menyatakan bahwa cerita ini berakhir pada part ini.

~~END~~

Couple fake nerd(Complete)#wattys2018 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang