28. Hilang

158 17 0
                                    

'Hilang? Aku takut kamu tidak kembali lagi'

****

"Apa yang harus aku lakukan tuhan? Dia sudah semakin menjauh dariku" ucap seorang cowok yang sedang berada di kamarnya.

"Apa aku harus melakukan hal licik ini?"

"Tidak tidak ini akan membuat dia semakin benci denganku. Tapi bagaimana caranya agar dia mengerti?"

"Ah ya aku punya rencana yang pasti bisa membuat dia mengerti" ucap seorang cowok tersebut yang diakhiri dengan senyum liciknya.

****

"Nis, kamu bisa ke supermarket depan nggak?" tanya Arini kepada Nisa.

"Bisa sih ma, emang mau beli apaan?" tanya Nisa balik.

"Tolong beliin mama bahan bahan buat beli kue besok ya, mama lagi gak enak badan nih" ucap Arini.

"Ooke ma" jawab Nisa dan segera pergi keluar rumah belum sampai 5 menit Nisa sudah kembali ke rumahnya.

"Lho kok kamu udah pulang aja belum juga nyampe sana"

"Hehehe aku lupa" jawab Nisa.

"Lupa apa?" tanya Arini.

"Mama kan belum ngasih aku uang buat beli barangnya masak iya aku ngutang disana" ucap Nisa.

"Yaampun mama juga lupa ngasih kamu uang. Nih" ucap Arini seraya mengeluarkan 3 lembar uang seratusan.

"Okeh. Nisa pergi dulu byebye"

"Hati hati. Kamu gak mau bawa motor aja sayang?" tanya Arini.

"Hmm gak usah ma jugaan deket kok"

"Tapi inikan udah malam sayang"

"Udah gak papa kok ma. Daah"

Setelah satu jam lebih membeli barang-barang yang disuruh oleh mamanya akhirnya Nisa sudah selesai dan akan pulang kerumahnya.

Tetapi saat diperjalanan pulang tiba-tiba saja ada orang yang membekap mulutnya menggunakan sapu tangan dari belakang dan Nisa duga sapu tangan tersebut sudah diisi obat bius buktinya sekarang Nisa merasa pusing dan sebentar lagi dia mungkin dia tidak sadarkan diri.

Dan ya benar Nisa tidak sadarkan diri dan dia jatuh dipelukan orang tersebut.

"Hahaha akhirnya rencanaku akan berhasil" ucap orang tersebut dan langsung pergi menggendong Nisa.

Dia membawa Nisa ke suatu tempat yang sangat sepi dan juga jarang orang lewati entah apa yang sedang ia pikirkan.

Mungkin obsesinya yang sudah membuat dia berani melakukan hal tersebut, ya dia sudah menculik Nisa.

Sedangkan di sebuah rumah terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang mengkhawatirkan anaknya yang belum juga pulang pulang. Siapa lagi kalau bukan Arini ibunya Nisa.

"Nisa kamu kemana sih kok belum pulang juga sih" gumam Arini.

"Aduh hpnya kayaknya ketinggalan di rumah deh"

"Ini gimana ya, apa aku telpon mas Surya aja ya"

"Aduh jangan deh ntar dia khawatir lagi nanti sebenarnya Nisa mampir dulu ke rumah temannya"

"Aku hubungi teman-temannya dulu deh" ucap Arini panik.

"Hallo Sarah"

"Hallo tan" ucap seseorang dari seberang sana.

Dear Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang