38. Hariku

109 15 0
                                    

'Inilah hari-hariku, tak berwarna juga tak terlihat. Hanya hitam, putih dan abu-abu yang ku rasa'
                           

                           ****
Dear Diary

Tuhan adakah hal lain untuk hari-hariku ini, bukan hanya berdiam diri seperti ini. Dan tak berwarna seperti dahulu.

Aku ingin sekali kembali ke kehidupanku yang dulu, yang indah dan memang pantas untuk dijalani.

Bukan seperti sekarang yang rasanya aku ingin beranjak dari tempat tidurku pun rasanya susah. Aku terkekang bukan terbebas. Bisakah kau mengangkat penyakitku agar aku bisa sehat seperti sedia kala?

Aku ingin seperti orang-orang biasanya, yang bebas menjalani masa mudanya. Bukan menghabiskan waktu dengan kemoterapi.

Aku memang punya orang-orang yang sangat menyayangiku. Tapi aku ingin sekali bisa hidup bersama mereka untuk selamanya bukan untuk meninggalkan terlebih dahulu.

                         ****

"Pagi tante, kak Esa" ucap Andre saat dirinya sudah dipersilahkan masuk ke dalam.

"Pagi juga nak Andre"

"Iya pagi juga"

"Lho om nya mana tante?" tanya Andre.

"Dia lagi tugas di luar kota sebulan" jawab Arini.

"Ohh pantesan gak pernah lihat lagi. Kalau Nisanya udah bangun tante?" tanya Andre.

"Udah kok tadi dia masih sisiran" jawab Arini.

"Oh baik tante"

"Tante ke dapur dulu ya, kamu duduk-duduk aja dulu" ucap Arini lalu meninggalkan Andre sendiri di ruang tamu.

"Haii, pagi Andre" ucap Nisa saat dirinya sudah turun ke bawah dengan setengah berlari.

"Jangan lari sayang, nanti kamu jatu-" belum sempat Andre melanjutkan ucapannya Nisa sudah terlebih dahulu jatuh ke lantai dengan pantatnya yang duluan mencium lantai.

"Adduuh sakit banget" rengek Nisa.

"Tuh kan aku bilang apa. Makanya jangan lari-lari kayak anak kecil kamu" ucap Andre seraya berjalan mendekati Nisa berniat membantu membangunkan Nisa.

Dear Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang