45. Akhir Cerita

183 14 2
                                    

'Hatiku kecewa karenamu. Tak ingin lagi ku melihatmu, sudahlah semua sudah berakhir biarkan kita hidup masing-masing. Mungkin inilah jalan takdir kita, ikhlaskan saja'
                   

                           ****

Nisa sekarang berada di kamarnya dia menangis sejadi-jadinya. Hatinya hancur kenapa Andre harus mempermainkan hatinya, Nisa sangat marah, kecewa, sedih bercampur menjadi satu.

Tak ada lagi yang bisa ia bayangkan semua hubungannya yang manis dan pahit hanya bisa dikenang. Tak ada lagi yang bisa menghiburnya dikala sedih, tak ada lagi yang akan mengajaknya untuk sekedar jalan-jalan.

Kenapa begitu cepat berlalu, kenapa?
Seharusnya ia tahu semuanya dari awal agar tidak seperti ini akhirnya. Andre membencinya dari dulu, tetapi kenapa dirinya tidak menyadari itu? Kenapa dia tidak merasakan jika Andre membencinya kenapa Nisa merasakan seolah-olah Andre menyukainya tulus dari dalam hatinya.

Sungguh, itu adalah permainan yang sempurna. Sekarang Nisa sudah tidak kuat lagi mungkin suatu saat nanti ia akan memilih pergi.

Drrrt

Drrrt

Ponsel Nisa berbunyi tanda ada panggilan masuk tapi ia abaikan begitu saja.

Drrrt

Drrrt

Kembali ada panggilan masuk, akhirnya ia melihat siapa yang menelponnya disaat dirinya sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

Saat ia melihat nama si penelpon, terpampang nama sahabatnya 'Sarah' lah yang menelponnya. Akhirnya ia mengangkatnya.

"Halo"

"Halo Nis kok lama banget sih ngangkat telponnya?" tanya Sarah di seberang sana.

"I-itu aku tadi habis dari kamar mandi" jawab Nisa sekenanya.

"Oh kirain, eh tapi kok suara kamu kayak orang habis nangis gitu sih?" tanya Sarah.

"Hah? Nggak kok, siapa yang habis nangis" jawab Nisa cepat.

"Gak usah boong deh, cepat ceritain ke aku, kamu kenapa?" tanya Sarah.

Nisa diam sejenak mungkin ia memang harus menceritakan kejadian yang baru saja menimpanya itu agar dia bisa lega.

"Kamu kesini ajakin Tata sama Gita juga. Aku mau ngomong sesuatu sama kalian" ucap Nisa.

"Ooke, sekarang aku mau jemput Tata dulu deh. Tunggu ya"

"Iya cepetan"

"Bawel ah. Bye"

"Bye" tuut tuut, telepon diakhiri oleh Nisa.

Tak lama setelah itu Sarah datang bersama dengan Tata dan Gita.

"Haiii Nisakuh" ucap Tata.

Nisa langsung saja memeluk ketiga sahabatnya itu. Sedangkan mereka bertiga bingung melihat tingkah Nisa.

Dear Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang