30. Hangat

151 21 6
                                    

'Pelukanmu menghangatkanku'
                             

                          ****

"Nisa" pekik semua orang termasuk Andre.

Orang pertama yang menghampiri Nisa dan terlihat khawatir adalah Andre.

"Nis, Nisa bangun dong. Kamu kenapa?" ucap Andre seraya menepuk nepuk pipi Nisa.

"Kita bawa Nisa ke rumah sakit aja nak Andre" ucap Surya.

"Baik om"

Sesampainya di rumah sakit Andre langsung saja menggendong Nisa dan membawanya ke dalam.

"Dok, tolongin anak saya ya dok" ucap Arini.

"Baik bu, tolong tunggu di luar ya" ucap sang dokter dan mulai memasuki ruangan dimana Nisa dirawat.

Selama menunggu dokter keluar, Andre mondar-mandir tidak jelas. Kenapa dia sekhawatir ini kepada Nisa? Biasanya juga dia cuek cuek saja.

Atau mungkin dia ada? Ah tidak tidak tidak mungkin dia ada rasa kepada Nisa. Perhatiannya hanyalah sebagai bentuk perjanjian saja.

"Gimana keadaan Nisa dok?" tanya Arini saat dokter telah keluar dari ruangan Nisa.

Andre yang melihat dokter sudah keluar pun mendekat.
"Pasien hanya pingsan biasa mungkin dia syok dengan kejadian yang telah menimpanya atau trauma. Dia baik-baik saja sebentar lagi mungkin dia akan segera sadar" ucap sang dokter.

"Apa sudah bisa dijenguk dok?" tanya Arini.

"Sudah, asalkan jangan terlalu ramai supaya dia tidak terganggu" jawab sang dokter.

"Terima kasih dok"

"Sama sama. Saya permisi"

"Alhamdulilah pa, Nisa baik-baik saja mama udah khawatir sama dia. Mama takut kalau Nisa diapa-apain sama Reyhan itu" ucap Arini disela sela isakan tangisnya.

'Syukurlah Nisa baik-baik saja. Semoga saja Reyhan mendapat balasannya' batin Andre seraya menghela nafas lega.

"Siapa yang mau ke dalam dulu?" tanya Surya.

"Om sama tante aja nanti kami yang terakhir" jawab Sarah.

"Oke, kalau gitu-" ucapan Surya terpptong karena suara seseorang dibelakang mereka yang menanyai keadaan Nisa.

"Ma, pa gimana keadaan Nisa?" tanya orang tersebut yang tak lain adalah Esa.

"Esa? Kamu udah dateng? Nisa baik baik aja kok mungkin dia masih syok atas kejadian tadi kamu tenang aja, sebentar lagi dia akan sadar" jawab Arini.

"Syukurlah kalau begitu"

"Kalau gitu kita jenguk Nisa ke dalem ya. Om, tante, Esa sama nak Andre aja dulu yang ke dalem. Yang lainnya nanti ya" ucap Surya.

"Oke om"

Sesampainya di salam ruangan Nisa, mereka berempat mengambil tempat masing-masing.

"Nisa sayang, kamu bangun dong jangan bikin mama khawatir ya. Mama aayang banget sama kamu" ucap Arini seraya mengelus rambut Nisa pelan.

"Sayang kamu bangun ya, kita semua selalu doain yang terbaik buat kamu" ucap Surya disela-sela kesibukannya menenangkan istrinya.

"Dek kamu bangun ya, dari kemarin kakak khawatir banget sama kamu. Kakak sayang kamu" ucap Esa seraya memegang tangan Nisa.

Kini giliran Andre yang bersuara, mereka bertiga membiarkan Andre mendekati Nisa.

"Nis kamu bangun ya, aku khawatir banget kemarin saat tante Arini bilang kamu hilang terus apalagi tadi saat Reyhan hampir nyelakain kamu, aku takut kamu kenapa kenapa. Kamu bangun ya dokter bilang kan kamu gak kenapa kenapa terus kamu juga bakalan sadat gak lama lagi"

Dear Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang