Adalah, salah satu pemuda yang tampan di daerah perumahan Hafsah, kebetulan rumahnya tak jauh berjarak dengan rumah Hafsah, hanya terhalang beberapa rumah saja, karenanya ia tidak begitu susah untuk memperhatikan kegiatan keluarga Hafsah.
Selain tampan Furqon adalah seorang pemuda yang taat beribadah dan selalu menjaga lima waktunya
Hingga pada suatu subuh, kebiasaannya berjalan kaki saat akan berjamaah subuh mempertemukan ia dengan keluarga Hafsah. Ia hanya tersenyum saat jalan bersanding dengan Abahnya Hafsah ia tak berani untuk memulai bicara lantaran takut akan salah berucap apalagi terhadap orang yang lebih tua, Furqon selalu hormat dan sopan kepada siapa saja, baik yang tua maupun yang muda sekalipun.
Abahnya Hafsah sedikit banyak menyimpan rasa kamgum pada Furqon, sebab di zaman seperti ini jarang pemuda yang selau menjaga sholatnya seperti dia. Sepanjang perjalanan hanya suara angin pagi dan gesekan sandal dengan aspal yang menghiasi langkah mereka, dengan sesekali furqon menatap ke belakang, lantaran penasaran dengan siapa gerang yang sedari tadi mengikuti jejak Abah dan Umi yang berada di sampingnya, saat menoleh ke belakang furqon sedikit terkejut melihat dua orang gadis yang sedari tadi berjalan di belakangnya tanpa suara sedikit pun, dan tak sengaja manik mata furqon menangkap mata bening milik Alya, dan itu membuat keduanya tersipu. Jarak masjid semakin dekat beberapa langkah lagi mereka akan segera sampai. Dan benar kini mereka telah berada di masjid untuk berjamaah subuh hingga matahari terbit,
Keluarga Hafsah telah pulang duluan, sementara furqon ia masih saja berdiam di masjid, untuk membaca Alquran memurojaah Hafalannya.
Matahari benar benar terik menyengat, sementara hafsah dan alya masih terlihat sedang asyik bercengkerama di beranda rumah sambil duduk di ayunan yang memang sengaja di letakn di beranda rumah, dari kejauhan furqon melihat aktivitas mereka tanpa ia sadari bibirnya turut melengkungkan senyum yang saat melihat gelak tawa kedua gadis tersebut.
"subhanaullah, apa yang membuat ku tersenyum dan mersakan kedamaian,.? Sebelumnya aku hanya merasa damai saat aku selalu mengingat mu yha allah". Gumamnya dalam hati, dan ia masih saja memperhatikan gadis itu hingga panggilan umminya yang membuyarkan perhatian furqon."far.... Afar" panggil ummi afar dari dalam rumah,
"iya mi", jawabnya sembari menemui umminya
"kamu sedang apa?, kelihatannya ada yang sedang afar perhatikan" tanya ummi menggoda putra keduanya, setlah putra sulungnya Hasan, yang saat ini masih di pesantren untuk menyelesaikan studinyanya di pesantren.
"emm... Emm g koq mi g ada yang afar perhatikan, cuma tadi afar perhatikan bunga mawar yang lagi mekar di taman bu" jawabnya alibi.
"iya deh iya ummi percya" sambil tersenyum melihat putranya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata Kerinduan
SpiritualIni adalah perjalanan seorang gadis remaja yang sedang mencari arti apa itu cinta sejati Cinta yang bagaimana? Perasan seperti apa? Dan jalan cinta yang seperti apa yang harus ia lalui agar mendapat ridhoNya