Malam mulai larut Hafsah harus kembali ke Asrama.
Sejujurnya ia takut jika harus pulang dan berjalan kaki sendiri tapi mau bagaimana lagi ia terpaksa memberanikan diri, sebab ia tak mau merepotkan orang lain, jika ia mau sebenernya Hasan tidak keberatan mengantar sampai perbatasan asrama putri dan putri.
Perlahan ia tepi kan segala rasa takut dan memulai untuk berjalan sambil bersenandung sholawat untuk menghilangkan takutnya."ya Habibal qolbi...
Ya khoirol baro ya..
Ya lijittabil haqqi, rosullalhidayah..
Bila kau cinta Rosulullah hidup kan indah cintai lah rosullah"Tanpa ia sadari sepasang telinga telah mendengar lantunan indah sholawat hafsah, siapa lagi kalau bukan Hasan iya Hasan yang tanpa sepengetahuan Hafsah ia mengikuti jejak dengan memberi jarak, bukan sebab apa apa Hasan hanya tidak tega melihat seorang Ukhti pulang sendiri dalam malam temaram tanpa ada kawan .
Tapi cepat atau lambat Hafsah rasa ada seseorang yang mengintainya tapi ia berusaha abai dan terus melangkah kan kakinya kali ini ia melangkah lebih tergesa, berharap cepat sampai tapi seekor kucing manis membuat dia terhenti sebab ia merasa kasian pada kucing itu "barangkali ia lapar" gumamnya dalam hati.
Dengan penuh kasih sayang ia membelai kucing liar itu.Hasan yang melihat hal itu Hasan hanya tersenyum dan trus menatap Hafsah semakin dalam. Hingga Afif yang berpatroli menepuk pundak Hasan dengan pelan dan itu membuat Hasan kaget bukan main. Hampir saja ia teriak tapi dapat ia kendalikan jika tidak dia pasti akan malau oleh Hafsah.
"kang hasan kenpa disini?" tanya alif"n.. Ndak papa"
"pasti lagi perhatikan Hafsah ya" terka Alif
"apan sih ngga kang.. Tadi ana cuma jalan jalan aj cari udara seger.." elaknya dengan mata yang masih memandang Hafsah yang sudah berda di balik pagar pembatas.
"ooalahh ya udah kang cepat pulang nanti di cari ketua kamar"
"iya iya siap Mas Alif" sambil mengulas senyum.
"assalamualaikum" ucap keduanya
Hafsah telah sampai di Asrama, ia memilih untuk tidur di luar sebab ia tak tega jika harus menganggu tidur teman temannya.
Lain halnya Hasan ia lebih memilih untuk tidur di masjid, sebab ia tak nyamn jika harus balik ke asrama putra pasti ia tidak akan bisa istirahat sebab teman temannya yang masih ngobrol hingga larut, sebelum ia tidur ia sholat dua rokaat dan membasahi bibirnya dengan dzkir hingga ia terlelap.
Hingga ia bermimpi, mendapat sebuah qur'an hijau muda, dari seseorang wanita dan wanita itu berpesan,
"jika cinta katakanlah,
adukan pada Allah, tidaklah cukup kau pendam dan kau rasakan sendiri percayalah Allah Tau apa yang ada dalam hati mu"Sambil tersenyum ia pergi perlahan lahan meninggalkan Hasan yang masih termenung.
Hingga ia sadar dan terbangun melirik jam tangannya yang sudah sepertiga malam ia segera memperbarui wudunya dan segera solat sunah wudu hingga ia
Teringat akan mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata Kerinduan
SpiritualIni adalah perjalanan seorang gadis remaja yang sedang mencari arti apa itu cinta sejati Cinta yang bagaimana? Perasan seperti apa? Dan jalan cinta yang seperti apa yang harus ia lalui agar mendapat ridhoNya