16

43 3 3
                                    

  "adakah yang lebih baik dari yang terbaik"

Entah apa yang membuat sholat malamnya Hasan tidak bisa fokus..
Yang terlintas hanya mimpinya ia masih penasaran mengenai mimpinya tentang siapa gadis itu dan apa maksud pesan nya.

Tapi setelah ia ingat ingat wajah wanita dalam mimpinya tidak lah asing baginya
Kembali ia membasahi bibirnya dengan dzkir dan sholawat
Hingga ia tak sadar terlelap karena kantuknya yang tak bisa ia kendalikan
Hingga menjelang subuh ia tak kunjung bangun tidak biasa nya ia tertidur sepulas ini dan hampir melewatkan solat subuh pagi itu.

Hafsah yang lewat serambi masjid tak sengaja melihat Hasan yang sedang tertidur ia tertarik untuk membangunkannya bukan bermaksud apa apa ia tak mau Hasan meninggalkan solat subuhnya.

Sebetulnya ia bingung, bagaimana membangunkanya sebab tak mungkin ia menyentuh Hasan yang bukan mahromnya meskipun ada penghalang, hingga ia menemukan cara meninta tolong pada petugas yang sedang piket mungkin lebih baik, bergegas ia menuju tempat piket dan benar saja disana terlihat beberapa santri sebaya Hasan sedang duduk dan sekedar tanya jawab tentang materi keislaman,

Setelah sedikit berbincang dengan penjaga  para penjaga itu bergegas membangunkan kan Hasan yang tertidur pulas

"gus bangun gus, udah subuh ini"

Kata salah seorang petugas piket.

Seketika Hasan mengerjapkan matanya lalu terbangun, sontak kaget melihat jam tangannya yang sudah pukul 04 pagi, ia bergegas berwudu
Dan langsung memimpin jama'ah solat subuh pagi itu.

*************

Fajar kembali memberi cahaya syahdu begitu pun embun pagi yang selalu menyapa hangat rumput dan dedaunan
Tanpa rasa bosan

Hafsah telah siap dengan test hafalan juz 29 nya, dan lagi lagi ia harus berhadapan dengan Hasan, yang menurutnya selalu membuat dia bergetar bukan sebab ada rasa tapi sebab ilmu dan kepribadiannya yang begitu bagus,

"segeralah mulai hafalan mu" perintah Hasan,

Tanpa basa basi dan dengan mendukkan kepalanya Hafsah memulai hafalannya

"Bismillah hirrohmannirrohim"

Al-Mulk ayat 1

تَبٰرَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,

Hasan hanya tersenyum semu, dan menikmati Lantuan surah yang Hafsah hafalkan, tanpa sadar Hafsah telah pada akhir ayat.
Al-Mulk ayat 30

قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَآؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَأْتِيكُمْ بِمَآءٍ مَّعِينٍۢ

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?".

Hasan masih saja mengurai senyumnya yang tanpa sadar senyum itu telah di lihat sekilas oleh Hafsah

"Maaf gus boleh saya pergi"
Cletuk Hafsah ketika melihat senyum Hasan.

Hingga beberapa kali ia bicara tapi tak ada respon dari Hasan hingga ia memutuskan untuk mengucap salam dan keluar dari madarasah.

"assalamualaikum gus, maaf ana duluan"

Seketika Hasan memintanya berhenti tapi Hafsah sudah terlalu kesal pada sikapnya hingga ia pun harus mengejar Hafsah hingga halaman madrasah,

"tunggu, sekali lagi melangkah, maka..."

"maka apa??" dengan inotasi yang lumayan tinggi ia berbalik tanya pada Hasan.

Seketika Hasan kaget dan tidak menyangka jika Hafsah yang terlihat lembut dan kalem bisa galak dan jutek juga.

"berhenti jagan melangkah sedikit pun," perintah Hasan sambil berjalan mendekat membuat jarak semakin dekat sambil menatap lekat Hafsah.

Hafsah yang gugup sebisa mungkin menyembunyikan gugupnya melangkah mundur perlahan

"diam jangan melangkah sedikit pun" teriak Hasan sekali lagi. Kali ini dengan nanda marahnya.

Seketika Hafsah berhenti dan membuka mata,

"sudahlah cepat katakan apa mau mu?" tanya Hafsah tanpa drama

Dengan santai, tenang Hasan trus berjalan mendekat hingga jarak mulai menipis, ia mengeluarkan tasbih berwarna hijau milik Hafsah.

"ini bukankh ini milik mu" tanyanya tenang dan sopan

Menyadari itu adalah miliknya Hafsah segera meraih tasbih itu dan secepat kilat Hasan memasukkannya dalam saku gamisnya..

"Oke oke gus Hasan yang manis, apa mau mu" sedikit basa basi.

"mau ku??" ledek Hasan

"iya gus" dengan muka kesal

"oke oke mau ku g banyak, mau ku kita temenan, gimana?" Jawab Hasan polos

Sejenak berfikir sebelum memberi jawaban hingga ia memutuskan untuk berteman dengan gus Hasan.

Hingga sejak itu keduanya berteman dan semakin akrab dari waktu ke waktu.

Air mata Kerinduan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang