"begitulah cinta, sebuah rasa yang datang begitu saja, tanpa mengenal waktu dan jarak hingga tak butuh waktu lama rasa itu telah menyusup dengan begitu mudah dalam setiap hembusan nafas tanpa ada aba aba, "
Itulah yang tertulis dalam buku bersampul marun milik Furqon, setelah menyatakan perasan lewat surat kemarin hatinya sedikit lega, belakangan ini ia sibuk dengan buku dan laptopnya mengingat ia akan memasuki salah satu universitas ternama.Sementara di sudut lain, terlihat Hafsah sedang berkemas yha seperti yang direncanakan bahwa hari ini adalah hari keberangkatannya ke pondok, mobil abi telah siap Hafsah segera bersiap siap, kali ini Hafsah akan di antar oleh abi umi dan Alya .
Furqon yang mengetahui itu hanya dapat tersenyum dari balik tirai jendela kamarnya, lantaran ia tak bisa ikut serta karena ia harus segera menyelesaikan karya ilmiah nya untuk sayarat masuk universitas, konsentrasinya sedikit terganggu saat kadang kala senyum simpul Alya memenuhi ruang khayalan nya.Keluarga Hafsah telah masuk kedalam mobil termasuk Hafsah dan siap meluncur menuju pondok pesantren latansa yang menjadi pilih abi dan uminya jauh sebelum ia lulus SMA.
Sebelumnya semua perlengkapan mobil telah dicek agar aman selama perjalanan sebab kali ini bukan hanya skedar perjalanan biasa yang akan di lalui, tapi sebuah perjalanan baru untuk memulai lembaran baru dalam hidup.
Perjalanan dari Bogor ke pondok pesantren latansa itu harus di tempuh kurang lebih sekitar empat jam, dari Bogor. Mereka memulai perjalanan bada duhur, Dari Bogor, menuju Jasinga, belok kanan di pertigaan kadaka/Bunar, menuju Darunnajah Cipining.
Sepanjang perjalanan Hafsah hanya terdiam matanya menatap kaca mobil yang ia naiki dengan terus berzikir menguatkan hatinya yang masih terbesit keraguan dalam hati kecilnya, tapi ini adalah pilihan yang ia pilih, apapun resikonya ia harus hadapi dengan mengucap bismillah ia bertekad kuat untuk tetap mondok dan menepis segala keraguan yang ada mengubahnya menjadi semangat serta kekuatan sebab ia tau ini adalah jalan terbaik baginya serta umi dan abi tercintanya.
Asar telah tiba, senandung adzan telah merdu menggema rombongan Hafsah memilih untuk sholat asar di masjid terdekat yang mereka jumpai sekaligus beristirahat melepas penat.
Mereka semua turun untuk bersiap siap, terlihat abi, dan umi telah dahulu keluar dari mobil, sementara Hafsah dan Alya masih di dalam mobil hanya saling memandang tanpa kata, hingga akhirnya mereka pun keluar dengan pikiran masing-masing, mereka segera mencari tempat berwudu lalu mereka segera melakukan ibadah sholat asar berjamaah
Usai sholat suasana tetap saja dingin tanpa ada penghangat, entah apa yang ada dalam benak Hafsah dan Alya hingga keduanya saling diam tanpa kata.
Abi dan umi juga telah usai sholat segera mereka masuk mobil untuk melanjutkan perjalanan, umi yang melihat kedua putrinya hanya terdiam tanpa senyum dan canda tawa mereka yang selalu menghiasi mereka mersakan hal yang beda dengan kasih syang umi menanyai kedua putrinya,"zah, ya, ada apa dengan kalian tumben dari tadi diem diem mulu, " tanya umi dengan tersenyum.
"emmm, ndak papa mi,".Jawab Alya dengan memeluk Hafsah
Spontan saja Hafsah kaget, ia hanya diam tanpa berkata kata, ia tetap menatap Alya sekilas dan mengarahkan pandagannya keluar kaca mobil.
Alya hanya mental nanar Hafsah yang tiba tiba bersikap dingin padanya serta, sebenarnya bukan maksud Hafsah untuk bersikap dingin, tapi pikirannnya yang masih dalam proses pemantapan untuk lembran barunya yang membuat sikapnya mendadak berubah, suasana sedikit mencair saat handphone milik Hafsah bergetar dan terlihat notifikasi wahatap satu pesan baru, ia segera membuka pesan itu ternyata dari Furqon.From mas Furqon
"assalamualaikum, udah sampai mana zah? Udah sampai belum? Maaf ndak bisa ikut ngantar in, oh iya maaf ganggu, Alya apa apa kabarnya? Dia sama Kamu kan, sampaikan salam ku sama Alya jagan bandel".Hafsah hanya membaca pesan itu tanpa membalas, lalu ia merekah kan senyum yang sedari tadi hilang,
"ya, Alya,". Mengguncang kan tangan Alya yang sedari tadi memegang erat tangannya.
Alya yang terlelap sontak dan kaget."iya iya ada apa Zha?". Tanya nya sambil membuka sempurna matanya.
Tanpa bnyak bicara ia Hafsah menyodorkan handphonenya.
"ini coba baca". Tunjuk Hafsah pada Alya.
Alya langsung meraih handphone dan membaca pesan yang ada,
Terbesit sedikit cemburu tapi cemburu itu berakhir padam setelah ia membaca kalimat terakhir dari pesan tersebut dan berubah menjadi sebuah senyum yang tergambar jelas dari Alya, kemudian meminta izin untuk membalas pesan tersebut"emm zha boleh kah? Ana membalasnya,". Tanya Alya
Tanpa berkata iya atau tidak Hafsah hanya mengisyaratkan dengan senyum dan anggukan kepala saja,
Dengan perasaan senang ia membalasTo mas Furqon
"wa'alaikumsalam mas alhamdulillah ini sudah dekat Darunnajah Cipining, insyaallah bada magrib sudah sampai, makasih yha mas makasih salamnya, Alya g akan bandel koq,
By : Alya zakiya".Secepat kilat pesan itu telah terkirim dan di terima oleh Furqon,
Furqon yang menerima pesan tersebut betapa terkejut ia ketika ia tau yang membalas adalah Alya, jantungnya berdetak hebat, ada perasaan senang namun terbesit malu,
Senja mulai melukis Jingganya di langit Lantunan Adzan telah merdu terdengar,
Furqon telah siap untuk jamaah, kali ini ada rasa hampa mulai menyapa saat ia berjalan menuju masjid. Lantaran ia sudah terbiasa dengan senyum dua gadis yang slalu saja Terlukis indah, tapi kali ini senyum itu telah menghias belahan langit yang lain di bawah jalannya.Sementara rombongan keluarga Hafsah masih dalam perjalanan kira kira akan sampai lima menit lagi, abi melakukan jalannya mobil agar segara tiba.
Dan tepat usai magrib rombongan Hafsah telah tiba di pondok latansa, mereka disana di sambut dengan baik, setelah memasuki gerbang abi Hafsah di sambut langsung oleh abuya Thoriq yang merupakan kaka kandung Abi Hasan.
Ia segera mengutarakan maksud kedatangannya untuk menitipkan putrinya agar di bimbing di pesantren ini, setelah bercakap cakap
Abuya Thoriq memanggil salah satu putrinya untuk mengantar Hafsah ke kamar baru nya sekaligus keliling pondok,"salwa...".
panggil abuya Thoriq pada putrinya."njeh bah, ada apa?", tanya salwa penasaran
"ini antar kan mb Hafsah ke kamarnya", perintah abah tegas,
"iya bah, permisi bah, abi Hasan,
Mari mb saya antar ke kamar mb". Salwa pamit dan segera mengatakan Hafsah ke kamar barunya, sementara Hafsah berjalan di belakang salwa setelah berpamitan pada umi dan abi, serta Alya.Karena sudah malam kluarga Hafsah memutuskan untuk menginap di pondok sebab perjalanan yang cukup jauh dan lama membuat Mereka kelelahan.
Mereka izin untuk bermalam di pondok dan akan kembali ke Bogor bada subuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata Kerinduan
EspiritualIni adalah perjalanan seorang gadis remaja yang sedang mencari arti apa itu cinta sejati Cinta yang bagaimana? Perasan seperti apa? Dan jalan cinta yang seperti apa yang harus ia lalui agar mendapat ridhoNya