"Rindu memang terlalu pintar hingga ia tak mampu untuk disembunyikan meski amarah dan dendam telah meracuni setiap aliran rindu yang syahdu"
Pagi telah kembali dengan segenap keindahannya matahari mulai menyibak langit temaram, Alya dengan semangat menghampiri uminya, dan telah siap mengantar kue yang telah umi siapkan untuk Hafsah, meskipun sedikit banyak terbesit benci yang masih memenuhi hati, tapi hal itu bukan masalah baginya, yang terpenting dia bisa bersama Furqon, Sejujurnya hati nya masih merindukan Hafsah tapi semuanya telah luluh lantah akibat kebencian yang susah ia kendalikan.
Di ruang tamu tampak Furqon yang telah siap untuk mengantar Alya,
Sebab sebelumnya uminya telah mendapat chat dari sahabatnya yang tidak lain adalah uminya Alya, makannya ia berada di ruang tamu dengan nuansa putih hijau ini.
Dengan rasa takut dan khawatir ia memenuhi keinginan uminya untuk menemani putri sahabat uminya.Lima menit menunggu,
Alya telah siap dengan hijab mustardnya dengan dua box kue di tangannya.
Furqon hanya terdiam saat manik matanya menatap Alya yang masih berada di atas tangga,
Tak bisa di pungkiri memang kecantikan Alya tak kalah cantik dengan Hafsah."assalamualaikum" dengan senyum menyapa Furqon yang masih terdiam..
"wa'alaikumsalam" masih dengan wajah datar..
"ayo kita pergi sekarang"
Tanpa basa basi Furqon bangkit dari duduknya dan segara melangkah menuju mobil yang akan dikendarai.Sepanjang perjalanan hanya hening yang tercipta tanpa ada suara Furqon yang canggung untuk memulai pembicaraan dan Alya yang malu untuk mengawali bicara hingga hanya hening yang ada sampai tiba di tempat yang mereka tuju.
Kurang lebih 3 jam perjalanan Akhirnya mereka sampai di pelayaran pondok tempat Hafsah menimba ilmu
Didepan gerbang mereka berdua disambut ramah oleh petugas yang hari ini piket di pondok, Furqon masuk dan memarkirkan mobil pada tempat yang sudah di sediakan kemudian turun dan segera membuka pintu untuk Alya, lagi lagi senyum nya membuat hati Furqon bergetar meski hanya melihat sebnatar tapi kecantikan dan keindahan wajah Alya tak mampu ia palingan hingga hatinya ikut bergetar.
Keduanya berjalan beriringan, sembari tiba di area pondok segera Furqon bertanya kepada petugas pondok yang sedang piket
"assalamualaikum maaf ingin menjenguk Hafsah bisakah? " tanyanya pada salah satu petugas piket
Dan Alya hanya diam dibelakang Furqon."bisa saya panggil kan sebentar"
Tak menungu lama petugas langsung memanggil Hafsah"panggilan kepada saudari Hafsah, harap menuju meja piket"
Hafsah yang baru saja siap untuk masuk kelas mengurungkn niatnya tanpa meminta izin kepada Ustadz yang memgampu kelasnya.
Dan dia lupa jika ini kelas pertama yang dia ikuti yang akan di ampu oleh Hasan.
Di meja piket Hafsah segara menanyakan perihal panggilan untuknya.. Dan segara ia menemui orang yang mau mengunjungi nya setalah mendapat arahan dari petugas piket.Hafsah segara memberi salam ketika telah sampai di tempat tunggu.
"assalamualaikum"
"wa'alaikumsalam warahmatullah hiwabarakatuh" jawab Alya dan Furqon bersamaan
Ketiga nya terdiam dengan fikiran masing masing
Hingga Hafsah memulai pembicaraan
"kalian kapan tiba?"
"baru saja"
"bagaimana kabar mu" tanya Furqon basa basi.
Alya yang tak tahan melihat Hafsah lantaran cemburu, tanpa berbicara ia langsung meraih tangan Hafsah dan langsung memberikan kue buatan ibu nya dan langsung mengajak Furqon untuk segara meninggalkan pondok.
Hafsah yang masih bingung atas sikap Alya sejenak berfikir, bukan masalah yang di. temui tapi justru ia ingat kelas pertamanya
Happy reading
Maaf ya sering vacum karena kegiatan yang fullSemoga suka.. ❤️❤️❤️
Jgan lupa vote dan komen ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata Kerinduan
SpiritualIni adalah perjalanan seorang gadis remaja yang sedang mencari arti apa itu cinta sejati Cinta yang bagaimana? Perasan seperti apa? Dan jalan cinta yang seperti apa yang harus ia lalui agar mendapat ridhoNya