22. Katakan Putus

1.5K 119 56
                                    

“Jika kamu tidak pernah bahagia bersamaku lalu untuk apa ada hubungan ini?"
—Randy

•••••

Melihat mata indah Rashila membuat Haidar sedikit terpesona. Rambut panjang Rashila yang basah sehabis terguyur hujan entah mengapa semakin membuatnya manis. Bibirnya yang agak biru menampakkan rasa dingin pada tubuhnya.

"Gue suka sama lo,"

Perkataan itu tiba-tiba terlontar begitu saja dari mulut Haidar. Rashila pun langsung melotot dibuatnya. Namun saat Rashila melihat wajah lugu dan ketulusan Haidar, hatinya luluh begitu saja.

Rashila menampilkan senyumannya dan mendekatkan wajahnya dengan Haidar. Semakin dekat dan sangat dekat. Kemudian ia berbisik pelan, "Gue juga suka sama lo."

Saat mendengar bisikan Rashila, pipi Haidar langsung bersemu merah. Ia kemudian tersenyum bahagia. Haidar pun memeluk tubuh Rashila dengan penuh rasa kebahagiaan. Dalam benaknya seperti ada rasa puas dan sangat gembira.

Haidar melepaskan pelukan itu dan mengacak rambut Rashila. "Jadi sekarang kita pacaran?"

Rashila hanya mengangguk malu-malu dan mencium pipi kanan Haidar. Pipi Haidar pun semakin merona dibuatnya.

Namun tiba-tiba sosok itu datang dan menghancurkan segalanya. Sosok itu berdiri tepat di belakang Rashila. Sosok menyeramkan dengan rambut panjang dan kusut. Berkulit pucat dan tampak bercak darah pada pakaian yang ia kenakan.

Dengan ganas tangannya bergerak gesit dan tanpa perasaan berdosa mencekik leher Ayang Beb Haidar. Baru saja mereka resmi berpacaran, tetapi ada saja pengganggu.

"Lepasin gue! Sakit!" teriak Rashila yang merasa kesakitan karena lehernya dicekik.

Tentu Haidar tidak tinggal diam. Ia mencoba menolong Rashila dengan menjotosi sosok perempuan menyebalkan itu.

Sayangnya tangan Haidar justru digigit olehnya. Perempuan itu semakin emosi dan menampakkan wajahnya. Tampak sangat menjijikkan dengan wajah penuh darah dan bentuk yang tak beraturan. Perempuan itu tampak semakin menyeramkan dengan seringainya.

"Kuntilanak!" teriak Haidar dan Rashila bersamaan.

"AHH!!" Mereka berdua sama-sama ketakutan. Si Mbak Kuntilanak itu pun tertawa melihat mangsanya begitu lemah. Catatan, tenyata setan lebih terlihat menyeramkan ketika sedang nyengir.

Catatan lagi, kalau berduaan itu yang ketiga adalah setan.

Bruk!

Haidar pun terguling dari tempat tidurnya dan mendarat sempurna di lantai dengan rasa sakit yang luar biasa. Ia pun berdiri dan memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing.

"Eh, badan gue panas?" tanya Haidar pada dirinya sendiri sambil membolak-balikkan telapak tangannya pada jidat mulusnya. Haidar pun melihat ke arah jam dinding. Ternyata sekarang masih pukul empat dini hari.

"Aduh, ini badan pake sakit segala. Hari ini kan gue harus berangkat sekolah. Sekarang ada remedial matematika. Ya, walaupun gue tau, gue itu pinter dan jago banget matematika, tapi gue mau ngeliat muka mengenaskan temen-temen gue yang tersiksa karena remed. Apalagi si Miss Lampir. Bakalan seru banget pasti ngeliatin muka tersiksanya," ucap Haidar pada dirinya sendiri sambil tertawa membayangkan wajah mengenaskan Rashila.

Mengingat nama Rashila, Haidar jadi teringat dengan mimpi yang baru saja ia alami. "Kenapa gue tadi mimpiin Rashila, ya?

"Apa karena kejadian tadi sore? Apa karena gue gendong Rashila? Apa karena Rashila meluk gue? Apa karena gue hujan-hujanan bareng Rashila? Apa karena gue anterin Rashila sampe rumah? Apa karena kepala gue yang terlalu pusing? Apa karena gue terlalu ganteng? Kenapa woi kenapa?!" Haidar jadi gila sendiri memikirkan mimpi anehnya itu. Tanpa diundang tiba-tiba saja Rashila masuk ke dalam mimpinya.

Miss LampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang