10. Penentuan Akhir

1.7K 149 56
                                    

Senyuman yang terukir pada bibirnya membuatku semakin tenggelam dalam lautan perasaan.”
—Rangga

•••••

Di kantin Rashila mencari sosok Rangga. Ia menajamkan kedua matanya dan terus mencari sosok yang disayangi. Akhirnya sosok itu pun nampak. Rangga sedang bersama teman-temannya mengantri di Warung Mbok Junah. Rashila ingin menghampiri, tapi ada rasa tidak enak dengan teman-teman Rangga. Rashila takut mengganggu kehangatan mereka. Padahal baru saja Rangga pindah, tetapi sudah mendapatkan banyak teman.

Setelah dipikir-pikir tidak mungkin juga Rashila terus-terusan menunggu Rangga yang sedang bersama temannya. Bisa-bisa bel berbunyi dan misi ini akan selesai lebih lama. Rashila sudah tidak sabar untuk mengetahui cewek spesial itu.

Rashila pun menghampiri Rangga yang sedang bersama teman-temannya. Awalnya Rashila menepuk pundaknya, kemudian Rangga pun menoleh. "Gue mau ngomong sebentar sama lo," ucap Rashila.

Rangga menuruti Rashila. "Tumben lo nemuin gue di jam istirahat. Ada apa?"

"Kasih tau lagi dong ciri-ciri cewek yang lo suka. Yang kemarin masih terlalu umum, lebih spesifik lagi," pinta Rashila to the point.

Rangga malah tertawa. "Lo kepo banget ya?"

"Buruan kasih tau!"

Rangga tampak mengingat-ingat wajah sang pujaan hati. "Matanya agak sipit, tapi gak terlalu sipit juga. Hidungnya mancung, terus bibirnya warna pink dan seksi kali ya?"

"Tuh, kan! Parah banget lo. Dasar mesum!"

"Terus orangnya baik, sopan, punya tata krama, murah senyum, peduli, lembut," ucap Rangga sambil senyum-senyum sendiri. Rashila jadi agak cemburu mendengar ucapan Rangga yang seakan memuji cewek itu.

"Dan yang paling mencirikan dia itu, dia punya tahi lalat kecil di alisnya," lanjut Rangga.

"Alis?"

"Iya alis, tapi gue lupa kanan atau kiri."

Rashila kemudian manggut-manggut. "Oke. Gue akan cari cewek itu."

Tanpa memberi aba-aba Rashila langsung saja pergi meninggalkan Rangga. Rashila langsung masuk ke kelasnya, sedangkan Rangga kembali bersama teman-temannya.

Sesampainya di kelas Rashila langsung mencoret nama Farah. Karena sifatnya tidak seperti yang dikatakan oleh Rangga. Itu artinya hanya tersisa dua cewek lagi. Yaitu, Vera dan Aurel.

Rashila mulai meluncurkan triknya. Ia mengambil sapu yang baru saja dibeli Randy dan Nella kemarin. Kemudian Rashila menyapu di depan Vera. Ia menyapu sambil diam-diam memperhatikan wajahnya.

Mata agak sipit? Ya.

Hidung mancung? Ya.

Bibir seksi? Tidak.

Rashila segera beralih. Ia kini pura-pura menyapu di dekat Aurel. Jika dari awal penelusurannya benar, itu berarti Aurel lah yang menjadi cewek spesial Rangga. Namun, untuk memastikan Rashila tetap memperhatikan wajah Aurel.

Mata agak sipit? Ya.

Hidung mancung? Ya.

Bibir seksi? Ya.

Tapi tunggu. Tahi lalat itu. Tidak nampak sama sekali di wajah Aurel. Rashila perhatikan kembali, benar-benar tidak ada tahi lalat pada alis kanan maupun kiri.

Rashila kemudian mengembalikan sapu yang semula ia pegang ke tempatnya dan duduk di bangkunya. Rashila terus saja berpikir. "Kalau bukan Aurel lalu siapa? Cuma Aurel yang punya ciri-ciri paling tepat."

Miss LampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang