23. Sakit

1.4K 116 58
                                    

“Yang penting gak remed hidup gue tenang.”
—Haidar

•••••

Rashila masih heran dan tidak mengerti kenapa tiba-tiba Randy meminta putus. Akan tetapi, ia tidak terlalu mengambil pusing. Lagi pula ia tidak menyukainya. Hatinya masih untung Rangga. Insiden kemarin membuat hatinya hancur berkeping-keping. Ia sama sekali tak menyangka semuanya akan berakhir seburuk ini. Untung saja di waktu yang tepat ada Haidar yang dapat dijadikan sebagai sandaran.

Omong-omong dengan Haidar, pagi ini batang hidungnya tidak terlihat sama sekali. Padahal jika Haidar menampakkan dirinya, Rashila ingin mengatakan terimakasih sebanyak-banyaknya untuk yang kemarin. Karena kebetulan kemarin Rashila belum mengucapkannya.

Biasanya pagi hari seperti ini Haidar sedang menganggunya dan Rashila sedang menagih uang kas. Namun sekarang Haidar entah berada di mana. Rashila jadi sedikit merindukan gangguan kecil Haidar.

Bahkan bel telah berbunyi tiga menit yang lalu. Haidar belum juga muncul. Bu Yeni juga belum memasuki kelas. Padahal seharusnya ada remedial matematika. Kemudian Rashila membuka hpnya. Ia berniat untuk ngechat Haidar. Hanya sekedar menanyakan keberadaannya.

Rashila
Lo dimana woi

Rashila menggigit bibir bawahnya. Ia berharap pesannya segera dibalas. Kemudian hpnya pun bergetar. Rashila langsung saja membukanya. Ternyata Haidar membalas.

Haidar
Kangen ya? Cie

Rashila sedikit kesal, namun tersirat juga senyuman tipis pada bibirnya. Rashila kemudian mengetikkan balasan.

Rashila
Wkwk iya kali. Lo dimana?

Dalam menit itu juga Haidar langsung membalas. Rashila merasa senang karena tidak perlu menunggu lama seperti menunggu doi peka.

Haidar
Gue lagi sakit di rumah jenguk dong;)

Rashila tersenyum geli kemudian memainkan jarinya pada keyboard untuk mengetikkan balasannya.

Rashila
Bayar uang kas aja dulu:p

Rashila jadi tertawa sendiri saat membayangkan reaksi Haidar ketika ditagih uang kas. Entahlah ia jadi sedikit merasa kehilangan dan merindukannya.

Setelah itu tidak ada balasan dari Haidar. Mungkin saja Haidar merasa kesal kepada Rashila. Mengenai Haidar yang sakit, ini semua salah Rashila. Kemarin ia yang memaksa Haidar untuk mengantarnya pulang ke rumah sehingga jadi sakit seperti ini. Rashila jadi merasa tidak enak.

"Randy juga kenapa sakit juga ya? Aneh," ucap Rashila pada dirinya sendiri. Tiba-tiba saha pikiran itu datang menghampirinya. Namun seperti biasa, ia tidak terlalu mengambil pusing. Randy kini bukan pacarnya lagi dan ia tidak menyukainya.

Suara sepatu yang bersentuhan dengan lantai menggema. Itu sudah pertanda bahwa Bu Yeni segera masuk ke dalam kelas hanya dalam hitungan detik.

Ceklek.

Pintu kelas pun terbuka dan menampilkan sosok Bu Yeni sang guru matematika. "Hari ini waktunya remedial. Silahkan yang merasa nilainya lebih dari delapan puluh keluar kelas dan kerjakan uji kompetensi akhir di buku cetak. Yang kena remed sediakan kertas dua lembar. Simpan semua buku yang ada di meja atau laci ke dalam tas. Tidak boleh ada yang menyontek. Kalau ketahuan nanti saya hukum."

Semua siswa pun segera bergegas menurut takdirnya masing-masing. Siswa beruntung yang tidak terkena remed langsung keluar kelas sambil membawa buku cetaknya untuk mengerjakan uji kompetensi. Lain halnya dengan siswa yang terkena remed langsung menampilkan wajah pucat dan gemetar.

Miss LampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang