11. She's Officially Become Mrs. Anderson

8.2K 650 17
                                    

Isteri?

Nina masih tak percaya statusnya berubah begitu cepat di umur dua puluh empat tahun. Dan ketika ia menoleh, Sandro—suaminya—sudah bertingkah seakan kejadian setengah jam lalu di ruangannya hanya lah fiksi. Nina menghela napas menyesal.

Perceraian Sandro yang dipercepat, pernikahan mendadak, sampai dengan kepulangan semua orang termasuk kedua orangtuanya yang jelas-jelas menolak tinggal lebih lama di Kota Bandung. Setengah jam tersebut terlalu membuat Nina emosional.

Suara berisik dari baling-baling helikopter terasa memberatkan hati. Sambil mengernyit, Nina melambai tak rela pada Fitri dan Farhan yang sudah mengenakan headphone. Angin menerpa tubuh kurusnya begitu helikopter tersebut perlahan naik. Tubuh Nina ditarik mundur oleh Sandro yang terlihat begitu perhatian.

Cuma sekali, batin Nina menatap lelah lelaki di sampingnya.

“Jangan lupa tengokin Nina minggu depan!!” teriak Nina sangat sedih.

Helikopter terbang menjauh, meninggalkan helipad Anderson Group sekaligus Nina, Sandro, dan Renita yang berdiri dengan kening mengernyit, menahan terik matahari dan angin kencang.

Tubuh Nina terhuyung ke belakang. Tiba-tiba ia dipeluk oleh Renita begitu erat.

“Mommy seneng kamu sudah resmi jadi isteri Sandro. Baru kali ini Mommy merasakan keberhasilan mendidik anak.”

Senyum garing muncul. Nina tak tahu harus menjawab apa selain mengangguk mengiyakan. Ketika menoleh pun, ia hanya mendapat tatapan aneh dari Sandro—suami tampannya.

Renita mengajak Nina memasuki gedung lagi, disusul Sandro yang terkesan jadi bodyguard di belakang. Selama mereka berjalan mencari lift terdekat pun, Renita tak berhenti bicara panjang lebar tentang kebahagiaannya mendapat mantu favorit—yang mungkin akan sedikit ditanggapi Nina dengan wajah datar atau senyum garing.

Please, this wedding isn’t happy enough for her.

“... Ada kamu yang bakal nemenin Mommy berkebun, siram-siram bunga, ajak Noah main. Di rumah nanti kita bakalan banyak kegiatan,” antusias Renita. Senyum tak pernah surut dari bibirnya.

Konsentrasi Nina baru meruncing saat nama Noah disebut. Ia asing, tak mengenal sama sekali dan mengira Renita salah sebut tentang Jonathan. Lagi pula, siapa yang mengira Jonathan masih butuh teman main?

“Ya sudah, kalau gitu kalian bisa kembali ke rutinitas kerja. Mommy mau siapin rumah dan masak besar untuk merayakan ini.” Pandangan Renita beralih ke Sandro yang tampak santai menekan panel lift di depan.

“Kamu bisa kasih tahu Daddy tentang Nina, dia pasti senang,” lanjut Renita.

Who? That PRIBULAK? Pria Bule Galak? Nina mengerjap tegang, tapi sekali pun ia tak bisa berkata sampai Renita memilih pamit lebih dulu, masuk ke lift yang disiapkan Sandro.

Bye, Nina!!”

Bye!” Nina kembali melambai, mengantar kepergian Renita yang masih memamerkan senyum bahagia sampai pintu lift menutup otomatis.

“Fyuh!” Nina berkacak pinggang, melirik Sandro yang kembali menekan panel lift lain dari lift yang dinaiki Renita. “Sekarang apa? Kita balik kerja??”

• Scandal • [Sudah CETAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang