Nina enggan untuk berdebat panjang lebar bersama Jonathan, lalu membuatnya rugi sendiri jika saja lelaki itu berani menurunkan Nina di pinggir jalan. Mendapat tumpangan saja sudah lebih dari cukup dengan bonus wajah Jonathan tidak jelek, jadi ia bisa menikmati momen tersebut walaupun sedikit. Toh, Nina juga duduk di jok belakang dengan Jonathan yang mengemudi. Ia sudah bertekad untuk menumpulkan kesombongan lelaki itu dengan statusnya sekarang.
Namun, sebenci itu Nina terhadap lelaki dingin yang entah kenapa rela disuruh mengantarnya pulang oleh Sandro, sedikit banyak Nina memuji Jonathan yang setia dengan sepupu sendiri. Lelaki itu mau dimintai tolong telepas dari segala sikap kasarnya.
Kening Nina jadi mengernyit ketika tanpa sadar ia membuat sebuah kotak sisi positif tentang Jonathan. Jangan-jangan, jauh dalam lubuk hatinya, ada niat hati terselubung untuk ber-selingkuh dengan sepupu Sandro? Detik kemudian Nina menggeleng tegas, bulu kuduknya merinding memikirkan hal aneh tersebut.
Berselingkuh dengan Jonathan memiliki arti yang sama dengan Nina mati dipancung oleh Sandro.
Kepala Nina jadi pusing karna kembali diingatkan soal status. Bicara perselingkuhan, statusnya kini sudah jadi isteri sah Sandro. Nina tak lagi bisa bebas dan ia yakin, Sandro punya alibi kuat sampai bisa meminta restu secara mulus ke dua orangtuanya.
Apa? Dengan mahar uang ratusan juta, atau sertifikat tanah? Oh, tapi Nina tak akan lupa bahwa tadi mahar yang Sandro berikan begitu istimewa sekaligus sederhana. Hanya seperangkat alat sholat lelaki itu sudah bisa meminang Nina. Ia kesal bukan main karna Nina pikir Sandro akan memberikan yang mungkin lebih spesial hingga membuat Fitri dan Farhan luluh. Jadi selama sisa perjalanan itu Nina terus menebak tentang alibi yang Sandro gunakan.
Mulut Nina maju ketika sebuah alibi kuat masuk ke otaknya. J-jangan-jangan ....
Ah, nggak mungkin! Nina tersenyum aneh dengan tangan menghalau di udara. Kasus Married by Accident di jaman sekarang sudah terlalu pasaran, mana mungkin Sandro membuat alibi sejelek itu?
"Eh, ini ke mana?"
Mobil Jonathan tiba-tiba berbelok memasuki perumahan elit, tak lama mobil itu juga berhenti tepat di depan pelataran rumah berlantai dua. Sederhana tapi mewah, bagaimana menjelaskannya? Meski berlantai dua rumah itu tak memiliki banyak aksesoris yang menambah kesan 'milik orang kaya'.
"Rumah kalian," gumam Jonathan datar.
Mata Nina membulat, ia mulai heboh di tempat duduknya saat menerima kenyataan tentang rumah tersebut. Oh, Nina bahkan tak peduli kalau Jonathan menertawakannya, yang jelas rumah mewah dua lantai tersebut merupakan miliknya.
Mengikuti Jonathan, Nina keluar dari mobil dengan mata berbinar sekaligus hati tak percaya. Biar dikata ndeso, kapan lagi ia bisa memiliki rumah semewah itu tanpa menabung gaji hingga bertahun-tahun?
"Noah di dalam." Jonathan mencekal kasar lengan Nina saat wanita itu berniat masuk. "Remember who you are. Sekali aku mendapat aduan Noah tentang perlakuan burukmu .... Woman, you'll die."
Mungkin Jonathan pikir Nina akan takut, tapi wanita itu justru menegakkan dagunya. "Noah bukan anakmu, dia anak Sandro dan aku Ibunya sekarang. Jadi nggak usah ikut campur tentang rumah tanggaku!"
Cekalas tersebut dilepas Nina sama kasarnya seperti perlakuan Jonathan. Ia memicing ketika Jonathan justru merespon diam dan berlalu untuk mendorong sepasang pintu kayu jati yang menjadi jalan masuk utama.
Nina tergeragap, ia menyusul Jonathan sambil mengacungkan kunci. "K-kok kebuka?! Ini kuncinya!!"
Jonathan menatap Nina datar, ia tahu di balik tatapan bingung Nina terdapat tuduhan buruk untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Scandal • [Sudah CETAK]
Romance(17/21+) dipublish 31 Juli, 2018 - tamat 8 Januari, 2019 POV 3 [ Sandro & Nina ] Mereka sama-sama buta soal hati. Mereka hanya menerima segala manfaat dari sebuah hubungan yang dibentuk. Taipan bernama Sandro menikahi wanita miskin penuh gaya berna...