Pintu lift terbuka pelan dan jantung Nina berdebar hebat. Mereka yang kebetulan menatap horror ke lift VIP karna menebak siapa petinggi yang berkunjung, mulai melongo melihat Nina berdiri sambil menggendong anak kecil.
Tarik napas ... embuskan. Hal seperti itu sudah pernah terjadi dan diterima Nina bahkan jauh saat gossip tukang teler menjadi trending topik untuknya di seantero ranah Anderson Group. Jadi jangan pedulikan dan terus melangkah, pikir Nina menguatkan.
"Nina?" panggil suara terkejut dari samping.
Nina menoleh, menemukan Mrs. Lala sedang membawa sebuah kardus berisi semua barang kerjanya. Oh, tiba-tiba hati Nina nyeri. Teringat tentang seperti apa ia berperang dengan wanita itu di ruangan Sandro. Secara tak langsung, ia sendiri yang mendepak Mrs. Lala dari Anderson Group dan itu merupakan dosa paling besar di kehidupan kerja Nina.
"Maaf, Mrs. Saya harus pergi." Nina mengangguk sopan lalu melanjutkan langkah, meninggalkan Mrs. Lala sesegera mungkin karna ia masih merasa bersalah.
"Nin! Nina!"
Yang dipanggil kembali menoleh ketika suara lain memanggilnya keras. Di belakang ada Laras yang berdiri dengan Erik di sebelahnya. Mereka menghampiri Nina dengan ekspresi terkejut. Bahkan kalau Nina mau menyadari kondisi sekitar, para staff lantai dua belas sendiri sudah banyak yang bergossip melihat kedatangan Nina bersama anak kecil.
"Anak siapa ini?!" bisik Laras segera mengarahkan Nina ke samping kubikel. Beberapa orang tampak mengintip dan berbisik satu sama lain.
"Anak gue."
"Serius?! Kenapa you nangis?!" Erik juga ikutan membisik. Memang keadaan Nina masih terlihat kacau sekarang.
"Sembab banget ya gue?" Nina meringis, kedua sahabatnya mengangguk cepat.
"Gue habis nikah terus dapet hadiah anak cowok, nih."
Tanpa perasaan, kepala Nina didorong kasar oleh Erik. Rasa gemasnya sudah berada di titik paling akut.
"Sembarangan kalau ngomong! Siapa yang mau nikahin elo, hah?"
"Sandro lah!" Nina masuk ke kubikel Laras. Beban menggendong Noah membuatnya pegal dan ingin duduk.
"Seriusan deh, Nin. You habis diapain sama Pak Sandro? Ini juga sebenernya anak siapa?"
"Ini anak gue."
Satu dorongan kepala kembali diberikan Laras pada Nina. Astaga, ini kepala bukan gundu! Nina berdecak kesal sampai-sampai Noah tampak terganggu dan menggeliat kecil.
"Brojol dari mana dia?! Lo sendiri masih virgin, seenak jidat ngakuin anak orang." Kalimat Laras sendiri membuat beberapa staff yang masih berusaha menguping semakin senang.
"Wah, hamil diluar nikah ya, Nin?" Celetukan asal dari suara lain membuat Nina, Laras, dan Erik menoleh pada Heru, teman kantor mereka yang datang bersama beberapa temannya.
Tingkat keingintahuan karyawan Anderson Group memang sekelas dewa. Ada gossip sedikit mereka merapat, tidak ada gossip mereka justru buat-buat. Semua itu sudah mendarah daging berkat Nina, mereka tampak merasa menemukan sebongkah berlian ketika melihat sang Ratu Gossip tersebut keluar dari lift VIP bersama anak kecil.
"Pergi nggak lo pada! Mau gue gibeng?!" Kegalakan Erik akhirnya keluar dari balik sisi feminimnya, tapi setidaknya dengan ancaman tersebut Heru dan kawan-kawan akhirnya menyingkir.
"Tadi gue nikah sama bos Anderson," cerita Nina lirih, pada akhirnya ....
Namun, saking tak percaya dengan apa yang keluar dari mulut Nina, dua sahabat beda kelamin itu kelihatan diam dengan kening mengernyit. Perlu waktu sepuluh detik Erik dan Laras menelaah ucapan Nina, sampai pada kemudian dua orang itu melotot dan berteriak keras. Satu bersuara normal, satu lagi .... Ah, Nina tak tahu harus mengatakannya seperti apa, yang jelas suara itu melengking nyaring sekaligus mendayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Scandal • [Sudah CETAK]
Romance(17/21+) dipublish 31 Juli, 2018 - tamat 8 Januari, 2019 POV 3 [ Sandro & Nina ] Mereka sama-sama buta soal hati. Mereka hanya menerima segala manfaat dari sebuah hubungan yang dibentuk. Taipan bernama Sandro menikahi wanita miskin penuh gaya berna...