To Love Too Much

9. Best Moment In My Life

Elena's Point of View

Menurutku, California menyimpan kenangan khusus karena California adalah tempat terakhir aku, mommy dan daddy menghabiskan liburan. Beberapa bulan sebelum kecelekaan yang menimpa mereka.

Jika lima atau enam bulan lalu aku datang ke tempat ini, mungkin aku hanya akan berdiam diri di hotel menangisi kenangan momen - momen kebersamaanku dengan orang tuaku. Tapi saat ini berbeda, aku memiliki Jeff yang selalu menjagaku serta memberikan pelukan hangat dan aman untukku. Jeff yang selalu membuatku tersenyum dan berhasil mengalihkanku dari kesedihan tak berujung itu.

Dan sepertinya aku mulai menjadi Lena yang lemah, lagi. Tidak sepenuhnya lemah karena Jeff mampu menguatkanku ; membuatku tersenyum, mebuatku lupa akan kesedihanku, dan membuatku bahagia dengan kejutan - kejutan manis yang selalu diberikannya. Tapi, belakangan ini aku mulai merasa bahwa cinta Jeff juga mampu membuatku lemah, membuatku kembali menjadi Lena yang dulu, versi Elena Hill sebelum orang tuanya meninggal. Lena yang penakut dan bergantung pada seseorang. Bagaimana tidak? Jeff yang dari awal kita bertemu selalu msngantar jemputku, kemudian satu bulan lebih ini aku tinggal dirumahnya, Jeff yang selalu memanjakanku layaknya seorang princess kemudian memarahiku jika aku mengabaikannya atau membantahnya, seolah Jeff yang mengendalikan hidupku dan seperti biasa gadis manja dan cengeng sepertiku akan dengan senang hati menuruti perintahnya asalkan selalu merasa terlindungi dan dicintai. Sifat mandiri dan berani yang coba aku bangun setelah orang tuaku meninggal - sebelum bertemu Jeff, hilang seketika saat aku berhadapan dengan Jeff. Hal inilah yang membuatku merasa menjadi Elena Hill yang dulu, Elena Hill yang penakut dan bergantung pada seseorang. Karena tanpa aku sadari, aku mulai merasa jika ....

I can't live without him.

Dan apa yang terjadi padaku jika Jeff tidak ada disampingku?

Kecupan di kening, pelipis dan bibirku berhasil menyadarkanku dari lamunan. Mata hijau Jeff yang indah menatapku intens. Apa aku mengabaikannya tadi? Apa aku melakukan kesalahan? Apa aku membuatnya marah?

Itu yang kutakutkan. Aku takut Jeff marah lagi kemudian bersikap kasar seperti beberapa hari yang lalu saat aku mengabaikannya di balkon. Tapi kemudian ketakutanku sirna saat melihat senyumnya yang sampai ke mata. Seperti biasa, senyum tulus Jeff yang hanya ditujukan kepadaku, senyum tulus Jeff yang mampu membuatku tersenyum juga.

"Love, sopirku sudah datang, itu mobilnya. Ayo, grandma dan grandpa sudah menunggu dirumah." Jeff menunjuk mobil range rover hitam yang terparkir 10 meter dari tempat kami berdiri. Jeff menggenggam tangan kananku, tapi efek sentuhannya berhasil memberikan kehangatan ke seluruh tubuhku.

"Grandma dan granpa sudah tidak sabar ingin bertemu denganmu, love." Ucap Jeff lembut dengan senyum lebarnya. Tangannya dengan setia menggenggam tanganku. Memainkan jemariku.

"Sangat mungil and so fragile, kau tahu love? setiap kali aku menggengam tanganmu, aku selalu berfikir bagaimana jika aku meremukkannya? aku terbiasa memukul seseorang, menghancurkan dan memperlakukan sesuatu dengan kasar."

"But then, I met you. Gadis kecil, yang lemah lembut, penakut tapi sangat menggemaskan. Kemudian aku belajar untuk bersikap lembut agar kau tidak takut dan aku berhasil tapi kemudian kau mulai menjadi gadis kecil nakal yang suka membantah dan mengabaikanku, aku hilang kendali. I am so sorry, I really am. Jika kau tetap menjadi Lena yang penurut, pasti aku tidak akan hilang kendali dan bersikap kasar, love. Kau mau berjanji untuk menjadi gadis yang penurut?" Jeff berucap dengan lembut dan sesekali kekehan keluar dari mulutnya saat ia mengucapkan sesuatu yang dianggapnya lucu, tapi menurutku semua yang diucapkannya terdengar seperti peringatan bukan sesuatu yang lucu atau suatu permintaan maaf. Kedua tangan besar Jeff masih setia menggenggam tanganku, memainkan jari - jari mungilku dan mengecupinya pelan di akhir ucapannya.