08.00 a.m
Mungkin semua orang sedang menikmati sarapan pagi di meja makan saat ini atau bahkan ada yang sudah memulai pekerjaannya. Tapi tidak dengan Lena, ia masih tertidur dengan pulasnya. Meringkuk seperti bayi. Tubuh polosnya hanya tertutupi selimut tebal berwarna abu - abu.
"Hei, love. Wake up." Jeff menyentuh punggung Lena yang tidak tertutupi selimut. Mengusapnya lembut.
"Wake up, love. Aku memasak egg and beacon." Jeff berbisik tepat ditelinga Lena kemudian mengecupnya lembut membuat Lena kegelian dan terpaksa membuka matanya.
"Ehmmm Jeff. Geli... Stop it, please." Lirih Lena dengan suara seraknya khas bangun tidur. Matanya mengerjap pelan.
"C'mon, let's eat our breakfast." Jeff membantu Lena bangun dan memakaikan kemeja hitam yang ia pakai kemarin malam. Kemeja itu menutupi setengah paha Lena dan tampak kebesaran di tubuh mungilnya. Menurut Jeff sangat menggemaskan saat Lenanya memakai kemeja Jeff yang kebesaran. Lagipula hanya kemeja itu yang ada di dekat kasur, mengingat kemarin ia merobek dress Lena. Jeff tersenyum kecil mengingatnya, Jeff merasa benar - benar hilang kontrol kemarin malam. Animal instinctnya terus berteriak agar ia mengklaim Lena.
"Kenapa senyum - senyum sendiri?" Lena bertanya dengan polosnya, menyentuh rahang Jeff. Mengagumi ciptaan Tuhan yang sangat sempurna.
"I'm so happy because when I wake up this morning, Elena Hill, the girl that I love is in my arms. You know? You're like an angel when you're asleep, love. Or perhaps you are the angel that that God sent for me." Jeff menatap mata Lena dalam, seakan menembus jiwanya yang rapuh. Jeff mencium bibir Lena yang tersenyum karena medengar kata - katanya. Mencium pipi Lena yang blushing. Mencium mata Lena yang berkaca - kaca.
"Kata - kata termanis yang pernah aku dengar dari seorang Jeffrey Calazans." Lena mengusap matanya yang berkaca - kaca. God! Lena tidak mengerti kenapa pagi ini dia bisa secengeng ini.
"Ayo, love. Sarapan sudah siap di ruang makan." Jeff menggenggam tangan mungil Lena. Menggandengnya keluar kamar.
Tapi saat kedua kaki Lena telah menapak lantai dan berusaha berdiri, daerah sensitivenya terasa nyeri. Kakinya juga masih terasa seperti jelly. "Aaawhh. Oh God!" Lirih Lena menahan sakit di daerah sensitivenya.
"Lena? Ada apa? Kau sakit?" Jeff bertanya dengan panik melihat Lena yang menahan sakit.
"Uuummm my princess part se-sedikit nyeri. Umm Jeff kakiku masih terasa seperti jelly. I'm sorry." Lena berkata dengan terbata karena ia malu mengatakan ini kepada Jeff.
"Oh God! I'm so sorry, okay? This is your first time pasti terasa umm you know." Jeff merasa bersalah dan gugup pada waktu yang bersamaan. "Ayo ku gendong, kita berendam di bathtub. Itu bisa mengatasi nyeri dan bisa membuatmu rilex."
"Kita? Umm Jeff I think I can-"
"No, you can't. C'mon aku akan menggendongmu ke kamar mandi. Menyiapkan air hangat dan aroma therapy. Kemudian kita berendam bersama. Hanya berendam. I promise, love." Jeff memotong ucapan Lena dengan nada 'tidak bisa dibantah' nya.
"Umm okay. Hanya berendam. Promise?" Lena menatap Jeff ragu.
"Promise, Elena." Jeff langsung menggendong Lena tanpa aba - aba dan membawanya berlari menuju kamar mandi yang ada di kamar Jeff. Lena yang kaget hanya bisa tertawa dan menatap Jeff dengan tatapan "Jeff what are you doing?" Jeff tidak menanggapi dengan ucapan tapi ia menghujami pipi Lena dengan ciumannya yang membuat Lena tertawa kegelian.
***
Setelah menyelesaikan sesi berendam mereka, Jeff dan Lena sarapan bersama di ruang makan. Egg & beacon yang dimasak Jeff sudah dingin jadi Jeff memutuskan untuk memasak beacon beserta roti panggang lengkap dengan mashed potatoes. Saat mereka sedang menikmati makanannya, Headline news di televisi yang ada di ruang makan ini membuat Lena terkejut.
HEADLINE : DITERJANG BADAI SALJU. PAGI INI JALANAN DI SELURUH KOTA PETERSBURG, ALASKA DITUTUP.
"Kepolisian Petersburg telah menutup jalanan di Petersburg dikarenakan badai salju yang terjadi sejak jam 5 pagi. Telah terjadi 6 kecelekaan mobil di jalan yang berbeda. Kepolisian menghimbau agar masyarakat tidak keluar rumah hingga badai salju....."
"Jeff, I can't go to work." Lena menatap Jeff sedih.
"Hei, don't be sad sweetie. Itu berarti kita ditakdirkan untuk cuddle." Jeff menatap Lena dengan tatapan menggoda.
"In your dream, sir." Ucap Lena jengah karena sejak pagi Jeff sangat pervert.
"I'm Jeffrey Calazans, love. Aku akan melakukan apapun agar mimpiku jadi nyata." Jeff semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Lena. Lena menghabiskan jusnya dengan sekali teguk. Ia tidak kuat lagi berhadapan dengan Jeff yang versi ini. Pervert.
"Whatever, sir." Lena beranjak pergi dari ruang makan dengan Jeff yang mengikuti di belakangnya.
"Kau memanggilku 'sir'. Twice. Kau harus dihukum, love." Jeff berbisik di telinga Lena lalu memeluk pinggang Lena dari belakang dan menggelitikinya tanpa henti. Hingga Lena minta ampun dan matanya mengeluarkan air mata dengan tawanya yang semakin keras.
"uuuhh Jeff please stop it! Aku janji tidak akan memanggilmu dengan sebutan sir lagi." Ucap Lena sedikit berteriak.
"Promise?" Jeff tersenyum licik dan tangannya tidak berhenti menggelitiki pinggang Lena.
"Ya! I promise oh my god Jeff. Stop pleaseeee." Lena merengek.
"Good girl. Let's cuddle." Jeff memeluk Lena erat. Sangat erat.
Dan di pagi yang dingin itu mereka memilih cuddle di sofa dengan menonton film. Jeff dan Lena terlihat sangat bahagia. Tapi apakah kebahagiaan seperti ini akan berlangsung selamanya? I hope so
***
Sorry pendek banget. Rencananya next chapter baru mulai konflik.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Love Too Much
Romansa"Semua orang membutuhkan cinta, tapi akan berbahaya jika cinta tersebut berubah menjadi obsesi." Tangannya dengan setia menggenggam tanganku. Memainkan jemariku. "Sangat mungil and so fragile, kau tahu love? setiap kali aku menggengam tanganmu, aku...