Terbangun dari tidur dengan dekapan erat di pinggang oleh tangan besar nan kekar dan rasa geli di leher adalah hal yang setiap hari Lena rasakan ketika bangun tidur. Belum lagi kamar bercat putih dengan perabotan serba abu - abu. Terhitung sudah tiga minggu Lena menjadi istri Jeff dan tinggal di rumah Jeff -yang kini menjadi rumah mereka. Jujur, Lena merasa bahagia selama tiga minggu menjadi istri Jeff, tetapi tak bisa dipungkiri bahwa rasa kesepian juga mendominasi. Lena merasa seperti ada yang hilang. Jeff memang selalu berusaha menjadi suami yang baik untuk Lena. Memenuhi semua kebutuhan Lena, mau memasak jika Lena terlalu lelah karena ulah Jeff, membelikan apapun yang Lena mau, menemani Lena kemanapun meski itu hanya ke supermarket atau membeli cake. Jeff selalu berusaha untuk memenuhi semua yang Lena mau, menjadi suami siaga, serta membahagiakan Lenanya. Tetapi Lena tetap merasa ada yang kosong.
Seperti hari ini, Lena yang duduk di dekat danau terlihat melamun. Entah apa yang ada di kepala mungilnya, entah apa yang sedang ia renungkan, hanya Lena yang tahu. Tetapi beberapa hari ini Lena memang sering melamun seperti ini, di dekat danau, di spot yg sama. Kemarin Jeff melihat itu dan dia mengurungkan niatnya untuk menegur Lena. Dia memilih pergi ke pusat latihan untuk meluapkan emosinya. Kemarin, Jeff benar - benar tersulut emosinya saat melihat Lena melamun menatap danau dengan sorot mata kosong dan sedih, tetapi ia tidak ingin menunjukkan amarahnya kepada Lena. Lena akan menangis dan ketakutan nantinya dan Jeff tidak ingin itu terjadi, pasalnya belum ada satu bulan mereka menikah.
Tapi pagi ini, Jeff tidak bisa menahannya lagi. Setelah bangun tidur, Lena memang bergegas mandi dan menyiapkan sarapan, tetapi Lena tidak ada di meja makan saat Jeff ingin menyantap sarapan. Dan disinilah dia, menemukan Lena yang melamun, lagi. Dipinggir danau, dengan dress rumahan berwarna kuning favoritnya, dengan sorot mata kosong dan sedih. Jeff benar - benar ingin memukul orang saat ini. Menurutnya Lena benar - benar tidak menghargainya, harusnya Lena ada di meja makan sebelum Jeff makan dan sesudah makan. Seharusnya Lena tidak memikirkan hal lain selain Jeff. Inilah yang membuat Jeff marah. Yang Jeff inginkan adalah "hanya ada aku di pikiran Lena". Jeff ingin hati, pikiran dan tubuh Lena hanya untuknya.
"Lena, apa yang lebih penting dari menyiapkan sarapan dan menemaniku sarapan di meja makan?" Ujar Jeff ketus yang tak kunjung mendapat jawaban dari Lena.
"Lena!!!" Panggil Jeff dengan nada tingginya yang membuat Lena langsung berdiri dan menatap Jeff sekilas, kemudian menunduk seraya menautkan jari - jari mungilnya.
"Kamu sudah sarapan, love?" Jeff berjalan mendekati Lena, tangan besarnya memegang kepala Lena kemudian mengelus rambut pirang Lena dengan pelan, sangat pelan dan intens sama seperti mata hijaunya yang menatap Lena intens, tajam dan dingin.
"Ummm be-belum, Jeff... maaf" Ucap Lena dengan sedikit tergagap dan suara lirihnya.
"Elena Callazans, apa yang sedang kau pikirkan?" Ucap Jeff tajam, masih menatap Lena intens dan memaksa Lena menatap mata hijaunya juga dengan memegang dagu Lena dan mendongakkannya.
"N-nothing, Jeff..." Mata Lena berusahan menatap ke arah lain pasalnya ia sangat takut, apalagi Jeff pasti tahu jika dirinya berbohong.
"Nothing, huh?"
"Yes, Jeff..."
"Okay, then"
Lena benar - benar tidak bisa menahan tangisnya lagi. Lena menangis karena ia merasa sangat takut. Cara Jeff menatapnya, berbicara, bahkan memegang dagunya, semuanya terasa sangat berbeda. Lena tahu, Jeff benar - benar marah. Dan Lena sangat takut.
"Ssshhh, ayo kita masuk dan makan. Setelah itu kita bicarakan ini di kamar. Understand?" Ucap Jeff menenangkan Lena dari tangisnya. Tapi tatapan tajam Jeff dan tangan besarnya di dagu Lena masih membuat Lena sangat takut. Akhirnya mereka memasuki rumah dan sarapan di meja makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
To Love Too Much
Romance"Semua orang membutuhkan cinta, tapi akan berbahaya jika cinta tersebut berubah menjadi obsesi." Tangannya dengan setia menggenggam tanganku. Memainkan jemariku. "Sangat mungil and so fragile, kau tahu love? setiap kali aku menggengam tanganmu, aku...