"She is mine. I didn't say I would fight fair."
***
Third Person's Point of View
Elena terbangun dari tidur nyenyaknya saat sebuah tangan besar menepuk pipinya pelan dan kecupan - kecupan ringan ia rasakan dikeningnya.
"Love, wake up. Kita sudah sampai." Jeff berbisik lembut di telinga Lena dan tak berhenti memberi kecupan - kecupan ringan di seluruh wajah cantik Lena.
Saat ini Jeff dan Lena sedang berada di dalam mobil yang terparkir di halaman rumah Jeff. Ya, mereka telah kembali ke Alaska. Sore ini mereka tiba di Alaska. Setelah dari bandara mereka langsung bergegas menuju rumah, Elena yang kelelahan langsung tertidur pulas. Sebenarnya Jeff tidak tega membangunkan Lena tetapi di dalam rumah ia sudah menyiapkan kejutan untuk Lena sehingga Jeff terpaksa harus membangunkan Lena.
"Jeff, maaf... aku ketiduran." Ucap Lena dengan polosnya. Mata bulatnya menatap Jeff penuh sesal, merasa bersalah karena membuat Jeff repot membangunkannya.
"It's okay, love. Ayo turun." Mereka berdua turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah Jeff yang terletak di pinggir danau. Satu - satunya rumah yang ada di daerah tersebut.
Jeff terus menggenggam tangan mungil Lena seraya berjalan memasuki rumah. Lena merasa ada yang berbeda dengan rumah Jeff yang telah menjadi tempat tinggalnya juga selama satu bulan lebih. Lena mencoba mencari apa yang berbeda tapi nihil tidak ada yang berubah, kecuali ruang keluarga yang terletak di lantai dua sebelah kamarnya yang awalnya hanya bercat putih sekarang dindingnya terpasang wallpaper dengan motif floral juga sofa yang awalnya berwarna hitam putih menjadi sofa berwarna cream.
"Jeff? Untuk apa semua ini?" Lena bertanya keheranan saat melihat perubahan pada rumah Jeff yang telah menjadi rumahnya juga selama satu bulan lebih ini. Pasalnya rumah Jeff yang seluruh perabot dan cat dindingnya selalu bernuansa hitam, putih dan abu - abu yang membuat rumahnya terkesan dingin sekarang berubah menjadi lebih hangat. Wallpaper floral, sofa berwarna coklat, dinding bercat coklat dan putih. Tentu semua perubahan ini bukan tanpa alasan kan?
"Aku ingin membuat rumah kita lebih nyaman, love. Agar kau betah tinggal disini." Jeff mencium pipi Lena gemas kemudian, "Ayo masuk ke kamar dan lihatlah kejutan terbaiknya." Jeff mengulas senyum melihat reaksi Lena yang seperti anak kecil saat Jeff memberi tahunya tentang kejutan.
"Ayo." Lena berlari menuju kamar dan membuka pintu kamar tidur mereka. Lena hampir menangis saat melihat kamar tidur mereka yang luas biasanya bernuansa dingin dengan perabot yang serba abu - abu sekarang berubah menjadi kamar yang selalu diimpikan oleh Lena. Jeff benar - benar mengubah kamarnya menjadi kamar yang sangat nyaman dan hangat
KAMU SEDANG MEMBACA
To Love Too Much
Romansa"Semua orang membutuhkan cinta, tapi akan berbahaya jika cinta tersebut berubah menjadi obsesi." Tangannya dengan setia menggenggam tanganku. Memainkan jemariku. "Sangat mungil and so fragile, kau tahu love? setiap kali aku menggengam tanganmu, aku...